Apa kamu adalah salah satu orang yang jadi korban kebohongan dari
seniman sekaligus aktivis Ratna Sarumpaet? Bukan cuma kamu juga kali yang dibohongin,
calon presiden Prabowo Subianto beserta jajarannya aja sempat percaya sama ucapan dusta wanita 70 tahun itu.
Memang sih berbohong adalah hal lumrah dilakukan orang-orang.
Apalagi kalau mereka melakukannya karena dalam keadaan terjepit. Pastilah mau gak mau pilihannya ya harus bohong.
Tapi tahukah kamu kalau pakar psikiater spesialis ilmu jiwa
dari Emory University Medical School Amerika Serikat, Dr. Charles Raison mengungkapkan
kalau berbohong itu bisa berkaitan dengan kesehatan mental seseorang loh. Tapi
jenis penyakit ini hanya dialami oleh mereka yang sering kali berbohong meskipun gak dalam kondisi tertekan.
Menurut Dr. Charles, jenis berbohong ini bisa menandakan seseorang
mengidap penyakit pseudologia fantastica atau berbohong esktrim yang disebabkan oleh faktor genetik yang kuat.
“Secara resmi ini dikenal sebagai pesudologia fantastica. Kondisi ini ditandai dengan kecenderungan kronis untuk berbohong bahkan ketika tidak ada manfaat atau keperluan mendesak untuk berbohong,” kata Dr. Charles.
Dia juga menambahkan bahwa seseorang yang mengidap penyakit
ini sebenarnya bisa diidetifikasi sejak dini. Caranya adalah dengan mencari
tahu gejela-gejala yang disertainya seperti cenderung berperilaku kriminal, gak
mampu mengontrol emosi, mudah marah, tega melakukan kekerasan fisik, abai
dengan keselamatan diri dan juga orang lain, tak bertanggung jawab serta tidak punya rasa hormat kepada hak-hak orang lain.
Paling sedihnya, obat untuk menyembuhkan penyakit ini rupanya
masih belum ditemukan. Satu-satunya cara untuk bisa mendukung penderita
penyakit kebohongan ini adalah dengan bantuan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat.
Berbohong dari sudut pandang Alkitab
Kalau kita sudah tahu kalau seseorang yang suka berbohong
rupanya punya masalah kesehatan dan perlu usaha untuk bisa menyembuhkannya. Maka,
dari sudut pandang Alkitab kita juga perlu tahu apakah berbohong juga berkaitan dengan mental?
Mari kita cek sama-sama.
Berbohong karena alasan
tertekan atau bertujuan untuk kebaikan kita kerap sebut dengan istilah ‘bohong
putih’. Atau berbohong jenis ini kita anggap sah-sah saja. Tapi sadarilah kalau
berbohong untuk alasan apapun tetap saja gak boleh. Berbohong itu tetaplah dosa.
Dalam kasus dimana seseorang seringkali berbohong, dia pasti akan
merasa berbohong itu adalah hal yang biasa. Dia tak akan sadar kalau kebiasaan berdusta hanya akan membuat mereka terjerumus ke dalam dosa yang lebih besar.
Kalau di mata kita berbohong itu dianggap ringan, maka tidak bagi
Tuhan. Karena bahkan salah satu dari 10 perintah Allah tertulis larangan untuk ‘Jangan
berbohong’ atau ‘Jangan mengucapkan saksi palsu terhadap tetanggamu’ (Keluaran 20:
16). Perintah ini tentu saja mencakup semua bentuk kebohongan, entah bohong untuk
kebenaran atau bohong karena untuk mendapatkan keuntungan. Kebohongan ini termasuk dalam kebohongan verbal, manipulasi, fitnah, ataupun tipu daya.
Ada beberapa ayat Alkitab yang berbicara tentang berbohong, diantaranya:
“Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya.” Amsal 12: 22
“Saksi yang
setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta.” Amsal 14: 5
“Jawaban
yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas
membangkitkan marah....Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.” Amsal 15: 1 & 4
“Iblislah
yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia
adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di
dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas
kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” Yohanes 8: 44
“Jangan
lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta
kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui
untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya...” Kolose 3:
9-10
Jadi sebelum kamu mencoba membohongi seseorang, atau keluarga
atau satu negara, cobalah untuk merenungkan ayat-ayat ini ya. Atau kamu juga bisa
memeriksakan diri ke dokter sesegera mungkin untuk mencegah masalah kesehatan mental
yang bertambah parah.