Inilah Kaitan Berbohong dengan Kesehatan Mental Seseorang dan Kebenarnya Menurut Alkitab
Sumber: www.techwil.com

Health / 10 October 2018

Kalangan Sendiri

Inilah Kaitan Berbohong dengan Kesehatan Mental Seseorang dan Kebenarnya Menurut Alkitab

Lori Official Writer
2252

Apa kamu adalah salah satu orang yang jadi korban kebohongan dari seniman sekaligus aktivis Ratna Sarumpaet? Bukan cuma kamu juga kali yang dibohongin, calon presiden Prabowo Subianto beserta jajarannya aja sempat percaya sama ucapan dusta wanita 70 tahun itu.

Memang sih berbohong adalah hal lumrah dilakukan orang-orang. Apalagi kalau mereka melakukannya karena dalam keadaan terjepit. Pastilah mau gak mau pilihannya ya harus bohong.

Tapi tahukah kamu kalau pakar psikiater spesialis ilmu jiwa dari Emory University Medical School Amerika Serikat, Dr. Charles Raison mengungkapkan kalau berbohong itu bisa berkaitan dengan kesehatan mental seseorang loh. Tapi jenis penyakit ini hanya dialami oleh mereka yang sering kali berbohong meskipun gak dalam kondisi tertekan.

Menurut Dr. Charles, jenis berbohong ini bisa menandakan seseorang mengidap penyakit pseudologia fantastica atau berbohong esktrim yang disebabkan oleh faktor genetik yang kuat.

“Secara resmi ini dikenal sebagai pesudologia fantastica. Kondisi ini ditandai dengan kecenderungan kronis untuk berbohong bahkan ketika tidak ada manfaat atau keperluan mendesak untuk berbohong,” kata Dr. Charles.


Dia juga menambahkan bahwa seseorang yang mengidap penyakit ini sebenarnya bisa diidetifikasi sejak dini. Caranya adalah dengan mencari tahu gejela-gejala yang disertainya seperti cenderung berperilaku kriminal, gak mampu mengontrol emosi, mudah marah, tega melakukan kekerasan fisik, abai dengan keselamatan diri dan juga orang lain, tak bertanggung jawab serta tidak punya rasa hormat kepada hak-hak orang lain.

Paling sedihnya, obat untuk menyembuhkan penyakit ini rupanya masih belum ditemukan. Satu-satunya cara untuk bisa mendukung penderita penyakit kebohongan ini adalah dengan bantuan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat.

Berbohong dari sudut pandang Alkitab

Kalau kita sudah tahu kalau seseorang yang suka berbohong rupanya punya masalah kesehatan dan perlu usaha untuk bisa menyembuhkannya. Maka, dari sudut pandang Alkitab kita juga perlu tahu apakah berbohong juga berkaitan dengan mental?

Mari kita cek sama-sama.

Berbohong  karena alasan tertekan atau bertujuan untuk kebaikan kita kerap sebut dengan istilah ‘bohong putih’. Atau berbohong jenis ini kita anggap sah-sah saja. Tapi sadarilah kalau berbohong untuk alasan apapun tetap saja gak boleh. Berbohong itu tetaplah dosa.

Dalam kasus dimana seseorang seringkali berbohong, dia pasti akan merasa berbohong itu adalah hal yang biasa. Dia tak akan sadar kalau kebiasaan berdusta hanya akan membuat mereka terjerumus ke dalam dosa yang lebih besar.

Kalau di mata kita berbohong itu dianggap ringan, maka tidak bagi Tuhan. Karena bahkan salah satu dari 10 perintah Allah tertulis larangan untuk ‘Jangan berbohong’ atau ‘Jangan mengucapkan saksi palsu terhadap tetanggamu’ (Keluaran 20: 16). Perintah ini tentu saja mencakup semua bentuk kebohongan, entah bohong untuk kebenaran atau bohong karena untuk mendapatkan keuntungan. Kebohongan ini termasuk dalam kebohongan verbal, manipulasi, fitnah, ataupun tipu daya.

Ada beberapa ayat Alkitab yang berbicara tentang berbohong, diantaranya:

“Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya.” Amsal 12: 22

“Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta.” Amsal 14: 5

“Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah....Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.” Amsal 15: 1 & 4

“Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” Yohanes 8: 44

“Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya...” Kolose 3: 9-10

Jadi sebelum kamu mencoba membohongi seseorang, atau keluarga atau satu negara, cobalah untuk merenungkan ayat-ayat ini ya. Atau kamu juga bisa memeriksakan diri ke dokter sesegera mungkin untuk mencegah masalah kesehatan mental yang bertambah parah.

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami