Menjadi ibu single itu kadang kala memang sangat sulit.
Kamu harus menjadi juru masak, membersihkan rumah, menjadi
supir untuk mengantar anak-anak dan banyak
lainnya, dan kadang ada begitu banyak cara mengasuh yang bijak yang kadang
terlewatkan hanya karena kesibukan itu.
Itulah mengapa ibu single sangat perlu terus terkoneksi kepada
Tuhan Yesus.
Tanpa disadari inilah beberapa hal yang kadang dilupakan dan
terjadi kepada ibu-ibu single. Semoga dengan membaca ini, kamu bisa menemukan
apa yang salah dan bisa diubah dalam dirimu.
1. Gagal
menyediakan tempat yang aman untuk anak-anaknya
Apakah lingkungan rumah kamu baik-baik saja, atau justru
beracun bagi perasaan mereka?
Apakah mereka berani dan nyaman memberi tahu kepada kamu bahwa
aturan yang kamu bikin tidak mereka sukai? Apakah mereka nyaman dan mau
bercerita bahwa kematian ayahnya bikin mereka marah kepada Tuhan? Ataukah
mereka bisa memberitahukan kepada kamu bahwa mereka nggak suka dengan pria yang
sedang mendekatimu?
Sebagai orangtua, kita harus bisa menyediakan tempat yang aman
untuk anak kita, mereka harus bisa berbagi kepada kamu mengenai apa yang
terkubur di bawah reruntuhan hati mereka.
Kamu harus memberikan dirimu kepada anak-anakmu meskipun kamu
sebenarnya membutuhkan waktu untuk sendirian.
Kamu harus menjadi sahabat untuknya,
saling berbagi satu sama lain dan saling memotivasi satu sama lain. Jangan
terlalu terlena dengan kehilangan suamimu, dan menjadi sibuk sendiri. Kenali hati anak-anakmu dan terkoneksilah selalu
kepada Tuhan bersama.
2.
Mengeluarkan emosi yang belum terselesaikan
Apa yang akan kamu katakan ketika pertanyaan yang sulit
datang? Apakah kamu berreaksi karena sedang marah? Apakah langsung berhenti atau
berpikir sebelum bicara?
Saya bisa membayangkan bagaimana sedih dan sulitnya setelah
ditinggal suami.
Kita harus bekerja sendirian untuk anak-anak kita, kita harus
menghadapi kekacauan yang mungkin terjadi di kantor dan menghadapi kericuhan
anak-anak di rumah.
Kadang hal ini membuat kita sebagai ibu menjadi suka emosi dan
melampiaskan emosi kita kepada anak-anak yang
ternyata itu menyakiti mereka.
So, ayo meskipun itu sulit, perlu bagi kita untuk menyaring
dan memikirkan apapun yang kita lakukan apalagi itu perkataan kita.
Jangan bikin anak-anak terluka dan kepahitan kepada kita, itu
akan membuat mereka bertumbuh dengan buruk.
3. Gagal
menjadi contoh seperti Kristus
Apa peran utama kamu sebagai seorang ibu?
Ketika ditanya akan hal ini, kebanyakan ibu akan
berkata." Saya adalah orangtua tunggal yang menyediakan semuanya."
Orang lain mungkin menyebutkan peran utama mereka adalah
pelayan, pelindung dan penghibur sedangkan untuk memimpin dan bekerja adalah
suami.
Tapi nggak ada peran yang jauh lebih baik selain menjadi
contoh seperti Kristus, mau menerima kritik yang baik dan bersabar meskipun
kita dilecehkan.
Kamu jangan sampai lupa, bahwa kamu adalah role model yang
selalu ditonton oleh anak-anakmu.
Mulai dari nada bicaramu, kata-kata yang kamu keluarkan,
tindakanmu, prioritas, dan sikapmu semuanya dilihat dan akan ditiru oleh
mereka.
Bagaimana responmu terhadap sebuah kritikan dan dilecehkan
karena seorang janda, itu dilihat oleh anak-anakmu.
Jadilah ibu yang menunjukkan bahwa Kristus ada dalam dirimu.
Undanglah Roh Kudus dalam diri kita, ketika kita melakukan itu, maka Dia akan
menenangkan suasana hati kita dan memenuhi kita dengan semua yang kita butuhkan
untuk menjadi ibu yang baik. Sehingga kita bisa menjadi tuntunan dan model buat mereka.
Saya berdoa, ketika kamu membaca artikel ini, kamu merenungi
apa yang salah dalam pola asuh dan dirimu sendiri dihadapan Tuhan dan
anak-anakmu. Berubahlah demi anak-anakmu, saya tahu ini nggak mudah, tapi saya
percaya kamu bisa hadapi bersama dengan DIA.