Dari Dosa Seksual Daud, Inilah 3 Karakter Pertobatan Dalam Pernikahan
Sumber: http://www.scarymommy.com/wp-content/upl

Marriage / 5 October 2018

Kalangan Sendiri

Dari Dosa Seksual Daud, Inilah 3 Karakter Pertobatan Dalam Pernikahan

Inta Official Writer
4902

Tidak ada sebuah pernikahan yang sempurna. Baik kita maupun pasangan pasti pernah melakukan kesalahan. Kesalahan tersebut bisa saja menyakiti hati pasangan kita. Oleh sebab itu, pasangan yang mau mengampuni dan belajar dari kesalahannya, adalah mereka yang mampu mempertahankan hubungan pernikahan mereka. Seringkali, pada setiap kesalahan yang kita perbuat, kita mengatakan, "Maaf ya, aku nggak akan seperti itu lagi."

Lewat 2 Samuel 12, kita akan belajar mengenai sebuah pertobatan. Natan mendatangi Daud untuk mengingatkan dosa seksual dan pembunuhan yang telah dilakukannya lewat sebuah perumpamaan. Ada 2 orang pria yang tinggal di kota yang sama.

Satu adalah pria kaya dengan banyak domba dan ternak, sementara yang lainnya hanya punya domba kecil yang ia perlakukan seperti bagian dari keluarganya. Kemudian, orang kaya tersebut mengambil domba orang yang miskin itu untuk dijadikannya sebagai santapan.

"Demi TUHAN yang hidup: orang yag melakukan itu harus dihukum mati," (2 Sam 12:5b) jawab Daud menanggapi perumpamaan dari Nabi Natan. Daud juga berkata kalau anak domba betina itu harus digantikan sebanyak empat kali lipat karena orang kaya tersebut nggak punya belas kasihan.

"Loh, orang yang kumaksudkan tadi adalah kamu!" Begitu jawab Natan membalas Daud.

Kisah di atas menjadi sangat menarik, sebab Daud merasa benar di atas dosa orang lain. Tetapi, setelah ia menyadari kalau dia adalah orang yang berdosa tersebut, ia langsung memohon ampun.

Dalam dosa seksualnya, Daud kemudian menulis Mazmur 51. Ia menangisi dosanya tersebut, Daud sangat menyesal. Lewat Mazmur 51, kita akan mendapat gambaran tentang bentuk pertobatan yang sejati. Saat kita menempatkannya dalam pernikahan, berikut adalah 3 karakter pertobatan yang perlu dimiliki oleh pasangan yang bertobat.

1 Pasangan yang bertobat percaya pada karakter Tuhan

Penting buat kita untuk mengenal siapa Tuhan sebelum fokus pada kesalahan dan dosa kita. Sebab kalau kita fokus pada dosa yang telah dilakukan, ada kemungkinan buat kita mengalami depresi. Kita butuh kebenaran, firman Tuhan, bukan pembenaran atas diri sendiri. Untuk itu, kita perlu menyerahkan diri kita dalam karakter Allah sehingga kebenaran Kristus dapat menutupi dosa kita dan menghadapinya.

Fokuslah pada belas kasihan Tuhan. Tuhan punya karakter yang penuh kasih dan penuh dengan pengampunan. Ketika kita sudah memahami karakter Tuhan, maka pikiran kita akan lebih kepada Tuhan dan pernikahan kita, bukan berfokus pada kesalahan kita maupun pasangan. Sehingga nantinya, kita jadi lebih siap untuk dipulihkan.

2. Menyadari dosa atau kesalahan yang dilakukannya

Dalam Mazmur 51, Daud mengakui dosanya dan ia menyadari betul apa dosanya tersebut. Orang percaya tidak akan bisa diselamatkan sampai ia menyadari dosa dan kesalahannya. Daud tidak bertele-tele dalam pengakuannya bahwa ia adalah orang yang berdosa. Kalau kita menginginkan pernikahan yang kudus, maka kita harus bisa belajar tentang cara bertobat. lawanlah pembenaran diri sendiri dan akuilah setiap kesalahan yang kita perbuat.

3 Pertobatan diwujudnyatakan lewat perbuatan

Kesalahan yang kita lakukan bisa membekas di hati pasangan, begitu pula sebaliknya. Diperlukan dua pihak yang punya kerelaan hati untuk mengampuni dan memohon maaf atas kesalahannya. Ketika pasangan melakukan kesalahan dan berjanji untuk bertobat, pastikan kalau pertobatan tersebut dinyatakan dalam tindakan yang nyata. Sebab, kita hanya bisa melihat pertobatan seseorang melalui buah yang dihasilkannya.

Setiap orang membutuhkan kasih Kristus. Baik sebelum atau setelah menikah. Itulah yang dinyatakan oleh Daud dalam Mazmur 51:7, "Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!"

Kebenaran firman Tuhan memberi kita kehidupan dalam kita dan pernikahan kita. Yesus telah membayar segala dosa kita. Dia memberi kita kemampuan untuk menghadapi pasangan kita dan berkata, "Saya sangat menyesal, saya minta maaf. Saya akan memperbaikinya dan bertobat."

Sumber : familylife
Halaman :
1

Ikuti Kami