Wow, Siswa SD Umur 6 Tahun Di Inggris Sudah Belajar Menulis Surat Cinta Untuk Sesama Jenis
Sumber: The Mindful Word

Internasional / 5 October 2018

Kalangan Sendiri

Wow, Siswa SD Umur 6 Tahun Di Inggris Sudah Belajar Menulis Surat Cinta Untuk Sesama Jenis

Inta Official Writer
1748

Perbincangan tentang video yang memperlihatkan sekelompok siswa di sekolah dasar Inggris yang diminta untuk menulis 'surat cinta' untuk sesama jenis telah menjadi sebuah kontroversi.

Radio Manchester memposting video yang berisikan tentang pelajaran LGBTQ yang diajarkan pada anak-anak di Bewsey Lodge Primary School di Warrington, Inggris.

Dalam video tersebut, seorang guru bernama Sarah Hopson memberi instruksi pada seisi kelas untuk berpura-pura menjadi tokoh dongeng fiksi bernama 'Pangeran Henry' dan menulis surat cinta kepada seorang abdinya yang bernama 'Thomas', mengenai kenapa sang pangeran dan abdinya tersebut harus segera menikah.

"Mereka akan pergi ke dunia nyata dan menemukan keragaman ada di sekeliling mereka, dan mereka akan menemukan keragaman tersebut sejak berusia dini ini," terang Hopson. Hopson menjelaskan kalau semakin cepat mereka bisa menerima hal ini di usia yang masih muda, maka mereka tidak akan kesulitan akan keragaman tersebut nantinya.

Pelajaran ini bukanlah yang pertama kali. BBC melaporkan kalau sekolah ini terkenal sebagai sekolah ramah LGBTQ, dan baru-baru ini memenangkan Gold Award LGBT "Educate and Celebrate", yang diberikan kepada sekolah-sekolah yang mendukung program LGBTQ.

Ada banyak orang yang menanggapi video ini. Beberapa di antaranya mengutarakan kemarahan dan kekhawatiran karena telah memaksa anak-anak untuk mendukung hubungan LGBTQ sejak usia dini.

Banyak yang menyayangkan pembelajaran ini, sebab masih banyak isu yang lebih penting untuk diajarkan di usia yang tergolong masih dini ini.

"Saya belum menginjak usia 50 tahun dan memiliki masalah dengan orang lain bukan karena hubungan LGBT. Namun karena saya tidak diajarkan tentang pernikahan atau hubungan di sekolah sama sekali yang berkaitan dengan rumah.

Saya belajar tentang menjalin sebuah hubungan lewat pengalaman sekitar. Ada banyak hal lain yang perlu diatasi di sekolah, dan hal tentang LGBTQ ini bukan satu-satunya masalah yang harus diajarkan," komentar salah satu warganet.

Banyaknya komentar yang menanggapi video tersebut membuat kepala sekolah Emma Wright juga ikut menuliskan pendapatnya. "Sangat menarik sekali tulisan-tulisan dari kalian yang mengomentari kegiatan kami," tulisnya. 

Emma melanjutkan, "Apa yang kami coba capai adalah budaya penerimaan dan bagaimana menghormati orang lain. Kami mengajarkan tentang cinta dan cinrta tersebut datang dari berbagai macam bentuk dan ukuran. Kami ingin anak-anak yang telah lulus nantinya punya cukup informasi untuk membuat pilihan mereka sendiri. Anak-anak yang bisa melihat kehidupan orang lain dan berkata, "Mereka berbeda satu dengan yang lain, tetapi hal itu tidak masalah bagi saya."

"Kami juga mengajarkan tentang rasisme, ekstermis, agama dan filosofi lainnya. Saya akan menantang siapapun yang meragukan cara belajar kami soal LGBT+ ini untuk datang dan berdiskusi dengan kami," tutupnya dalam tulisan komentar tersebut.

LGBTQ memang menjadi salah satu isu yang banyak dibicarakan dan terjadi di sekitar kita. Menjadi beda tentu saja tidak salah. Tetapi sebagai pribadi yang mengetahui kebenaran, sudah seharusnya kita tidak terlibat di dalamnya. Sebab Allah memberitahu kita bahwa homoseks itu dosa, kekejian, dan sesuatu yang tidak normal (Imamat 18:22; 20:13; Roma 1:18-32; 1 Korintus 6:9-11; 1 Timotius 1:8-10).

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami