Kisah Kapten Mafella yang Selamat dari Gempa Palu Karena Dengar Suara Roh Kudus
Sumber: netral

Kata Alkitab / 2 October 2018

Kalangan Sendiri

Kisah Kapten Mafella yang Selamat dari Gempa Palu Karena Dengar Suara Roh Kudus

Lori Official Writer
13867

Pasca gempa yang melanda Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat, 28 September 2018 kemarin. Kita semua dikejutkan dengan cerita seorang pilot Batik Air bernama Kapten Ricosetta Mafella berhasil selamat setelah lepas landas dari Bandara Mutiara Sis Ala Jufri, Palu, Sulawesi Tengah.

Kesaksian ini dibagikannya pertama kali di akun Instagram miliknya, bernama icoze_ricochet pada Jumat (28/9). Kapten Mafella, demi sapaan akrabnya, membagikan satu video pendek kondisi air laut sesaat sebelum tsunami yang diambilnya dari ketinggian 1500 kaki.

Dia lalu melampirkan keterangan dalam postingannya yang mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan karena sudah diberikan keselamatan sesaat sebelum lepas landas.

Baca Juga : Hotel Sebelahnya Rata Dengan Tanah, Gereja Ini Tetap Kokoh Saat Diguncang Gempa Palu

Kapten Mafella pun menceritakan bagaimana Roh Kudus juga berperan dalam hal ini. Seperti disampaikannya, pesawat Batik Air ID 6231 tujuan Palu-Makassar seharusnya berangkat pada pukul 17.55 WITA. Namun Kapten Mafella merasa ingin mempercepat penerbangannya tiga menit lebih awal yaitu pada pukul 17.52 WITA. Untungnya, niat ini disetujui oleh petugas ATC yang saat itu adalah Anthonius Gunawan Agung. Setelah itu pintu pun ditutup. Pada pukul 18.02, pesawat sudah diperbolehkan lepas landas. Siapa sangka, kalau detik-detik sebelum lepas landas, gempa pun terjadi dan dia sempat merasakan kalau pesawat oleng ke kiri dan kanan. Untungnya, pesawat berhasil diterbangkan karena dirinya berhasil meningkatkan kecepatan supaya pesawat bisa lepas landas. Sementara pesawat sudah di udara, Kapten Mafella mencoba menghubungi petugas ATC dan tak satupun yang menjawab. Rupanya menara ATC roboh akibat guncangan gempa berkekuatan 7.4 SR itu. Dan petugas ATC Anthonius pun dinyatakan meninggal dunia setelah mencoba menyelamatkan diri dengan melompat dari menara yang roboh.


Kapten Mafella Mengaku Gelisah Sepanjang Hari

Di balik peristiwa ini, rupanya sang pilot mengaku merasa gelisah selama perjalanan dari Ujung Pandang ke Palu. Untuk meredakan kegelisahannya, dia mencoba menyanyikan lagu-lagu rohani di kabin pesawat dengan nada yang cukup keras. Hal itu bukanlah sesuatu yang biasa dia lakukan. Sesaat sebelum landing di bandara Palu, angin terasa kencang dan duara hatinya memintanya untuk memutar pesawat sekali di udara sebelum landing. Dan diapun melakukannya dan mendarat dengan selamat.

Sesaat setelah mendarat, tiba-tiba dia merasa suara hatinya berkata supaya dia lekas pergi dari bandara itu. Dia pun mengikuti perasaan itu dan menginstruksikan crew-nya untuk beristirahat selama 20 menit saja sebelum pesawat kembali berangkat ke Ujung Pandang.

Dia bahkan tak turun dari cockpit pesawat. Saat itulah dia smeminta ijin kepada petugas ATC untuk mempercepat lepas landas 3 menit dari jadwal. Siapa sangka suara hati yang dirasakan Kapten Mafella justru menyelamatkannya dari gempa Palu saat itu.

Dia mengaku saat itu smelanggar prosedur penerbangan karena dia mengambil alih tugas Co-Pilot dengan menambah kecepatan pesawat saat proses lepas landas. Dia bahkan mengaku bingung kenapa tangannya terus memegang tuas supaya kecepatan pesawat lebih besar dan badan pesawat bisa merangkak naik.

Dia baru menyadari bahwa semua itu adalah berkat tuntunan Roh Kudus. Kalau saja dia terlambat 3 menit untuk lepas landas, maka dia tak akan bisa menyelamatkan sebanyak 140 penumpang karena aspal pacuan landas bandara sudah hancur akibat gempa.

Setelah berada di udara, saat itulah Kapten Mafella menyaksikan fenomena alam yang aneh di pinggir laut. Air laut membentuk lubang besar seperti menyedot ke dalam, yang ternyata beberapa saat menimbulkan tsunami dan menyapu wilayah sekitar Donggala.

Kabar gempa yang melanda Palu baru mereka dengar sesaat setelah tiba di Ujung Pandang.

Kapten Mafella menyadari betul bahwa Tuhan telah menyelamatkan nyawanya dan ratusan penumpang yang dibawanya.

“Thank God there is a voice (Holy Spirit i believe) telling me to depart early. I’m rushing the boarding process. Late by 30 second I would not have flown. Thank You Jesus (Terima kasih Tuhan ada terdengar suara (yang aku percaya adalah Roh Kudus) yang memberitahuku untuk berangkat lebih awal. Aku bergegas proses boarding kalau terlambat 30 detik aku tak akan terbang. Terima kasih Yesus,” tulisnya.



Petugas ATC Anthonius dimata Kapten Mafella

Kesalamatan itu diakuinya tak terlepas dari pertolongan dari petugas ATC Anthonius Gunawan Agung. Dia menyebut Anthonius sebagai malaikat pelindung yang sudah menyelamatkan nyawanya.

“Thank you for keeping me and guarding me till I’m safely airborne. Then he jumped out of tower broke his leg and arm. Wing of honor for Anthonius Gunawan Agung and my guardian angel at Palu. Rest peacefully my wing man. God be with you, (Terima kasih sudah menjagaku dan mengawalku selamat sampai lepas landas. Kemudian dia melompat dari menara menyebabkan kaki dan tangannya patah. Suatu kehormatan untuk Anthonius Gunawan Agung dan malaikat pelindungku di Palu. Beristirahatlah dengan damai. Tuhan besertamu.)” tulisnya dalam postingan yang lain.

Apa yang dialami Pilot Ricosetta Mafella mungkin pernah kita alami sendiri. Kita percaya bahwa Roh Kudus adalah sosok yang berperan menjagai dan melindungi kita. Mungkin banyak yang berpikir ‘Gimana caranya tahu kalau itu adalah Roh Kudus?’ Cara satu-satunya untuk bisa peka mendengar suaraNya adalah dengan membangun keintiman atau kedekatan dengan Tuhan. Saat hubungan kita baik dengan Tuhan, kita pasti akan lebih mudah mendengar suara Tuhan.

“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.” (Yohanes 10: 27-28)

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami