Jangan Tunggu Kejadian, Ini yang Perlu Orangtua Ajarkan Kepada Anak Soal Mitigasi Bencana!
Sumber: Psychology Hacker

Parenting / 1 October 2018

Kalangan Sendiri

Jangan Tunggu Kejadian, Ini yang Perlu Orangtua Ajarkan Kepada Anak Soal Mitigasi Bencana!

Budhi Marpaung Official Writer
2354

Banyak peristiwa yang tidak terduga terjadi di dunia ini, salah satunya adalah bencana alam. Jika mau melihat sejumlah apa yang disampaikan pengamat, Indonesia merupakan negara yang termasuk rawan terhadap gempa bumi. Hal ini dikarenakan wilayah Nusantara berada di dalam kawasan ring of fire.

Mengantisipasi bencana alam yang mungkin terjadi, kita selaku orangtua perlu membekali diri tentang mitigasi bencana. Apa itu mitigasi bencana? Secara singkat, mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Pertanyaan paling penting, apa yang perlu dilakukan anak saat menghadapi bencana seperti gempa bumi?  Ayah dan ibu perlu menjawab pertanyaan ini dengan ketenangan dan memberitahukan langkah-langkah yang dilakukan dengan jelas dan sesuai dengan daya tangkap sang anak.


(Anak-anak di Taiwan sedang diberikan pembekalan soal mengantisipasi jika terjadi gempa bumi / Sumber: fromthegrapevine.com)

Setidaknya ada empat langkah yang perlu disampaikan dan diajarkan kepada anak terkait kesiapan menghadapi bahaya gempa bumi:

1. Jika ada gempa, tetap tenang

2. Lindungi kepala dan diam di bawah meja.

3. Apabila gempanya sudah berhenti, ayo berbaris (ikuti orangtua jika berada di dekat mereka)

4. Berbaris keluar bersama-sama

Alangkah lebih baik jika empat langkah di atas dipraktikkan dengan sebuah lagu yang sederhana. Simulasi juga akan sangat membantu anak untuk memahami langkah-langkah di atas.

Tuhan sendiri mendorong agar umat-Nya hidup dengan perencanaan. Lukas 14 ayat 31 berbunyi, “Kalau seorang raja yang mempunyai sepuluh ribu tentara mau berperang dengan raja lain yang mempunyai dua puluh ribu tentara, tentu raja itu akan duduk mempertimbangkan dahulu apakah ia cukup kuat untuk melawan musuhnya itu.” (BIS 1985). Membekali diri sendiri dan anggota keluarga dengan mitigasi bencana adalah salah satu caranya.

Baca Juga: Dampak Gempa Lombok Sampe ke Bali, Ornamen Gereja di Denpasar ini Runtuh

Hanya saja, Tuhan mengingatkan agar kita perlu menjaga hati agar tidak kuatir. Lukas 12 ayat 25 berbunyi, “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?”

Sikapi segala situasi sekitar dengan tenang dan penuh pengharapan akan Tuhan. Saat kita bisa memancarkan hal ini maka orang sekitar kita termasuk buah hati kita akan meneladaninya.

Selamat mempraktikkan!

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami