Karena jarak pekerjaan yang cukup jauh,
saya memilih pergi ke kantor naik kereta api. Selama di perjalanan yang memakan
waktu sekitar 45 menit, ada banyak hal yang biasanya saya lakukan. Mulai dari membaca
buku sampai mengobrol dengan teman ‘satu perjuangan’ yang harus naik kereta setiap
pagi dari Cikampek-Jakarta. Kalau sudah bosan mengobrol, biasanya kami memilih untuk bermain Ludo.
Permainan yang saya kenal sejak kecil ini tidak
lagi perlu dadu atau papan, sebab kami bisa memainkannya dengan mudah lewat
telepon genggam. Buat saya pribadi, permainan ini sering ditentukan dari
besarnya angka dadu yang kita dapatkan. Dengan kata lain, kemenangan kita tergantung dari faktor keberuntungan.
Permainan Ludo yang sering kami mainkan di
kereta ini mengingatkan saya pada permainan ular tangga. Siapa yang tidak kenal
dengan permainan ini? Rasanya sekarang sudah cukup sulit untuk menemukan permainan yang banyak dimainkan oleh kita yang lahir sebelum tahun 2000-an ini.
Seperti ludo, permainan ular tangga juga
membutuhkan papan dan dadu. Serunya lagi, kita bisa bermain dengan beberapa
orang pemain. Tujuan permainannya ini sangat sederhana, yaitu mencapai kotak angka 100 dengan cepat.
Sepanjang perjalanan dari kotak angka 1 sampai 100
ini nggak bisa dikatakan mudah, sebab pada beberapa angka terdapat ular dan
tangga di sepanjang kotak angka yang harus kita lewati. Kalau bidaknya berhenti
di kotak angka yang bergambar tangga, artinya kita akan memanjat naik ke nomor
yang lebih tinggi, sehingga memotong beberapa kotak yang membuat kita cepat sampai di kotak angka 100.
Sebaliknya, jika bidak kita berhenti pada kotak
angka yang ada ularnya, maka kita harus turun mengikuti jalur ekor ular menuju kepala ular, sehingga kita harus rela kembali pada angka yang lebih kecil.
Meskipun sama-sama menggunakan dadu dan papan,
dalam permainan ular tangga, angka yang besar belum tentu menunjukkan sebuah
keberuntungan. Pada permainan ludo, angka yang besar biasanya akan menuntun kita untuk memenangkan permainan.
Permainan ular tangga tergolong unik sebab
untuk memenangkannya tidak perlu keterampilan pemain, berbeda dengan ludo yang perlu sedikit strategi untuk memenangkan permainannya.
Salah satu kata yang paling sering kita dengar
soal kehidupan ini adalah, “Kehidupan ini selalu seperti roda yang terus
berputar, kadang ada di atas, kadang juga kita berada di bawah.” Perkataan ini
bicara tentang manusia yang kadang bisa memperoleh kesuksesan, tapi bisa terjatuh dan gagal.
Mungkin beberapa dari antara kita pernah mengalaminya. Saat merasa berada di atas, kita justru mengalami kegagalan dan terpuruk. Berbeda dengan permainan ular tangga yang kalau turun, dengan mudahnya kita bisa mengambil dadu kembali dan bangkit, kehidupan tidak semudah itu.
Baca juga: Sesuaikah Keputusanmu Dengan Perkenanan Tuhan, Pastikan Kamu Bisa Jawab 5 Hal Ini
Nggak jarang kok, orang memilih untuk menyerah
dengan kehidupan ini dan memilih jalan singkat, yaitu bunuh diri karena
mengalami kegagalan. Padahal, ada satu ayat dalam Mazmur yang menjelaskan kalau Tuhan nggak akan pernah membiarkan kita sampai tergeletak.
Mazmur 37:23-24, "TUHAN
menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada Nya; apabila ia
jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya."
Semua rencana Tuhan itu selalu indah. Ketika
kita mengalami keterpurukan dan kegagalan, percaya deh, Tuhan kita itu pemilik
segalanya. Apa sih yang nggak bisa Tuhan berikan buat kita sebagai anakNya?
Untuk itu, yuk bangkit dari setiap masalah yang kita anggap itu sebagai
kegagalan. Sebab, kalau Tuhan ada beserta kita, buat apa lagi kita takut
terhadap masa yang akan datang?