Pendeta Ini Katakan Orang Kristen Tak Perlu Perjanjian Lama, Cukup 1 Perintah Yesus Saja
Sumber: Christianpost.com

Internasional / 26 September 2018

Kalangan Sendiri

Pendeta Ini Katakan Orang Kristen Tak Perlu Perjanjian Lama, Cukup 1 Perintah Yesus Saja

Puji Astuti Official Writer
2487

Andy Stanley, pendeta senior dari North Point Community Church, di Georgia, Amerika Serikat menyatakan bahwa orang Kristen tidak perlu mematuhi perintah apapun yang tertulis di Perjanjian Lama, karena Yesus sudah memberikan satu perintah baru yang tertulis di Perjanjian Baru.

Artikel yang dirilis di RelevantMagazine.com ini menimbulkan kontroversi. Karena ia menyatakan bahwa perjanjian baru menggantikan perjanjian lama.

“Perjanjian yang dibuat oleh Yesus menyudahi perjanjian yang Tuhan buat dengan bangsa Israel,” demikian tulisnya dalam artikel berjudul “Why Do Christians Want to Post the 10 Commandments and Not the Sermon on the Mount?”

Dalam hal ini, Andy merujuk pada pernyataan dalam Yohanes 13:36, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.”

Andy menekankan bahwa Yesus memberikan kita “satu perintah” ini.

“Yesus tidak memberikan perintah baru-Nya sebagai tambahan perintah dari daftar perintah yang sudah ada. Dia tidak berkata, ‘Inilah hukum yang 614.’

Yesus mengeluarkan perintah baru sebagai pengganti untuk seluruh daftar yang ada. Termasuk yang 10 besar (10 Perintah Allah –red). Sama seperti perjanjian baru-Nya menggantikan perjanjian lama, perintah Yesus yang baru menggantikan semua perintah lama.”

Dia menjelaskan itu sebabnya orang Kristen tidak perlu mentaati perintah lama yang ada di Alkitab mereka. Mereka hanya perlu mentaati satu perintah Yesus tadi.

“Kita perlu berhenti mencampur yang lama dengan yang baru,” demikian tulisnya.

Menurut Andy, gereja punya kebiasaan buruk memilih beberapa aspek dari perjanjian lama dan menyeludupkannya kedalam yang baru. Hal itu sudah dimulai dari sejak abad kedua saat para pemimpin gereja menculik kitab Yahudi dan mengklaimnya sebagai milik mereka. Hingga pada abad ke empat, dibawah pemerintahan Konstantine orang Kristen di legalkan dan para pemimpin gereja mulai menggunakan perjanjian lama sebagai validasi untuk menciptakan imperialisme gereja.

Namun pemikiran Andy ini mendapat banyak sanggahan, salah satunya dari Al Mohler, pemimpin Southern Babtist Theological Seminary di Louisviller. 

“Gereja tidak bisa “lepas” dari Perjanjian Lama tanpa melepaskan injil yang Yesus kotbahkan. Bicara tentang ayat-ayat Perjanjian Lama, Yesus berkata, “Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,” (Yohanes 5:39),” demikian ungkap Al Mohler.

“Tetapi pertanyaan kunci lainnya adalah apakah seseorang dapat menjadi orang Kristen yang setia sambil menyangkali kebenaran Kitab Suci. Yesus sendiri menyatakan bahwa tanpa Perjanjian Lama sebagai Firman Tuhan, kita benar-benar tidak tahu siapa Dia. Lalu apa artinya menjadi seorang Kristen?” demikian tambah Mohler.

Baru minggu lalu, Andy Stanley merilis buku berjudul Irresistible: Reclaiming the New that Jesus Unleashed for the World, yang membahas pemikirannya ini. Bagaimana model iman umat percaya yang tanpa Alkitab resmi, tanpa status dan hanya berdasarkan perkataan orang. Namun iman mereka kuat dalam menghadapi aniaya. 

Sumber : Relevantmagazine.com | www.christianheadlines.com
Halaman :
1

Ikuti Kami