Dalam sebuah bukunya, Robert T. Kiyosaki menuliskan kalau
kaya itu adalah soal pola pikir yang kita miliki. Perumpamaan tentang talenta
dalam Matius 25:14-30, menjelaskan kalau kesanggupan untuk mengelola talenta
jauh lebih penting dibandingkan banyaknya talenta itu sendiri. Berikut adalah
pola pikir yang perlu kita miliki agar bisa mencapai tingkat finansial yang lebih baik.
1. Sukses nggak didasari karena latar belakang kita
Pernah nggak sih kita
mengomentari seseorang yang kondisi keuangannya jauh lebih baik diatas kita
dengan celetukan, "Wajar sih dia punya uang banyak, secara orang tuanya
juga berkecukupan." Secara nggak sadar, celetukan ini membuat kita berpikir kalau orang itu sukses bukan karena kerja keras, melainkan karena latar belakang mereka.
Namun, tahukah kita kalau bukan
harta atau kemudahan yang diturunkan oleh mereka yang berkecukupan? Mereka juga
menurunkan pola pikir kalau segala hal bisa dimiliki, selama kita mau bekerja keras dan menempatkan Kristus sebagai pribadi yang pertama dalam kehidupan kita.
Contoh saja Bob Sadino, salah
seorang pengusaha yang cukup terkenal di Indonesia. Bayangin deh, dirinya rela
jadi sales door to door buat
mengembangkan bisnisnya. Padahal, dirinya terlahir di tengah keluarga yang
cukup berada. Cerita tentangnya ini membuktikan kalau setiap kita, apapun latar
belakang yang kita miliki, sama-sama punya kesempatan untuk memiliki kehidupan yang jauh lebih baik.
2. Bicara uang, kita juga bicara soal iman
Masih ingat cerita tentang bagaimana Yesus
memberi makan 5000 orang hanya dengan berbekal lima roti dan dua ikan? Berapa
sisanya makanannya? 12 bakul penuh. Bukankah ini menunjukkan kalau Tuhan itu selalu memberikan kita berkat yang selalu sisa.
Tuhan mau kita punya kehidupan yang baik,
sehingga setiap kita bisa memberi kepada orang lain. "Tetapi carilah
dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33).
Soal berkat, semuanya adalah tentang iman percaya kita. Lewat ayat di atas kita diingatkan kalau menempatkan Allah dulu, kemudian semua akan ditambahkan kepada kita. Jadi bukan hanya sekedar cukup, melainkan semuanya akan bertambah.
Baca juga: Berada Di Persimpangan Antara Kerja Dan Keluarga, Pertimbangkan 3 Hal ini!
3. Sky is the limit, singkirkan pemikiran-pemikiran yang membatasi!
Misalnya, kita adalah seorang first jobber di
usia 22 tahun. Pemikiran seperti, "Aku terlalu muda untuk naik
pangkat" atau "Aku nggak punya kualitas yang baik karena tidak lulus
dari universitas terkemuka." "Kayaknya aku memang pantas di posisi
ini, karena nilai IPKku semasa kuliah dulu tidak cukup baik," dan lain sebagainya.
Pemikiran-pemikiran seperti ini bisa
membentengi untuk mencapai mimpi kita. Kalau percaya bahwa kita nggak cukup
pintar, maka kita nggak akan berusaha lebih keras lagi buat mendapatkan
kesuksesan tersebut.
Pada akhirnya, kalau kita ingin mencapai
kesuksesan secara finansial, penting buat kita untuk mendorong diri sendiri sampai
pada limitnya. Percayalah bahwa kita punya Tuhan yang menyediakan segala hal
yang terbaik buat kita.