Tak Pernah Tercantum Dalam Alkitab, Kenapa Pacaran Kerap Dilakukan Sebelum Menikah?
Sumber: Jawaban.com

Single / 25 September 2018

Kalangan Sendiri

Tak Pernah Tercantum Dalam Alkitab, Kenapa Pacaran Kerap Dilakukan Sebelum Menikah?

Inta Official Writer
1839

Pernah nggak sih kita bertanya-tanya, kenapa sih, untuk memulai sebuah hubungan pernikahan, sekarang ini banyak orang yang perlu pacaran dulu? KBBI mencatat kalau pacaran merupakan sebuah hubungan yang dijalin oleh seorang perempuan dan laki-laki, di dalamnya ada rasa kasih dan sayang satu sama lain.

Kalau kita cari kata pacaran, mulai dari Kejadian sampai Wahyu, bisa dipastikan kita nggak akan pernah menemukan kata tersebut. Firman Tuhan memang nggak secara eksplisit menjelaskan hal berpacaran. Namun, Tuhan memberikan standar hidup yang perlu kita lakukan sebagai orang percaya.

Nah, kali ini, bersama Bapak Dr. Ir. Jarot Wijanarko, M.Pd, seorang pengkhotbah sekaligus pribadi yang telah menulis berbagai topik tentang hubungan mulai dari suami-istri, kakak-adik, seksualitas, bahkan sampai tentang kejombloan yang cocok buat kita yang saat ini sedang single ini.  

Pacaran, boleh nggak sih?

Saat ditanyai tentang setuju atau tidaknya masalah pacaran, Pak Jarot menjelaskan kalau budaya ini berubah seiring dengan berjalannya waktu. Alkitab sendiri, memang nggak mencatat yang namanya pacaran, berbeda dengan hubungan pertunangan atau pernikahan.

Dalam beberapa cerita Alkitab, kita juga bisa menemukan beberapa pasangan yang dijodohkan, misalnya Ishak dan Ribka. “Kalau saya, nih, secara pribadi, pacaran itu merupakan tahap persiapan menikah,” jelas Pak Jarot.

Lamanya pacaran yang ideal

Sering banget kita melihat, ada orang yang sudah 10 tahun menjalin hubungan pacaran, tapi tidak juga menikah. Ada pula mereka yang baru kenal 6 bulan, tapi sudah mulai mempersiapkan pernikahannya. Soal lamanya waktu pacaran, Pak Jarot punya rumusnya sendiri, nih.

“Jadi, misalnya, kapan nih kita mau menikah? 25 tahun? Atau 27 tahun? Tinggal Tarik mundur aja ke belakang 3 atau 4 tahun, maksimal 6 tahun, untuk memulai pernikahan ini,” ungkapnya. Kalau bisa, kita tidak menjalani hubungan pengenalan ini kurang dari dua tahun, tetapi juga tidak lebih dari 6 tahun, sebab kemungkinan untuk putusnya ini cenderung lebih besar kalau lebih dari angka itu.

Kecuali, kalau kita sudah berada di umur yang cukup dewasa, contohnya di angka 30 tahun. Ada baiknya agar kita tidak menjalin hubungan pacaran yang lama.

Carilah pasangan hidup, bukan sekedar pacaran

Pak Jarot menggaris bawahi untuk punya motivasi yang benar dalam menjalin hubungan pacaran ini. Sejak awal, carilah pasangan hidup, baik itu istri maupun suami, bukan hanya sekedar pasangan yang bisa dijadikan pacar.

Sebab kalau kita cari pasangan hidup, maka kita akan memilih mereka yang takut akan Tuhan, yang baik, yang bisa dipercaya. Sementara kalau kita sekedar cari pacar, kita akan cenderug cari mereka yang enak dilihat, enak dimainin, sehingga nggak jarang kita terdorong dalam dosa seksual karena motivasi ini.

Satu hal yang perlu kita garis bawahi tentang pacaran adalah bukan masalah boleh atau tidaknya, tapi, sudahkah kita menjalin sebuah hubungan pengenalan ini dengan sehat dan memuliakan nama Tuhan di dalamnya? Ingatlah kalau pacaran adalah sebuah persiapan menuju pernikahan. “Jadi, jalinlah hubungan ini saat kita siap, bukan karena kita bosan, apalagi menganggur,” tutupnya. 

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami