When Drag Racing Met Country Music : Sebuah Perjalanan Menemukan Indentitas Diri

Entertainment / 24 September 2018

Kalangan Sendiri

When Drag Racing Met Country Music : Sebuah Perjalanan Menemukan Indentitas Diri

Naomii Simbolon Official Writer
1568

Identitas pribadi, adalah sesuatu yang kita semua miliki tetapi nggak selalu ditemukan. Mungkin itu karena kita dibesarkan dengan kurangnya pengasuhan yang baik pas masa kecil. Mungkin itu karena pekerjaan yang kurang memuaskan kita karena kita nggak memiliki kebebasan untuk mengungkapkan pikiran dan ide kita secara terbuka, atau seperti yang dialami oleh penulis Terry Lynn Schmidt, kita  hidup dalam pernikahan yang penuh kasih namun kita selalu mengambil peran sekunder bagi pasangan karena keadaan yang terjadi di luar kendali kita.

Dalam bukunya barunya "When Drag Racing Met Country Music," Schmidt merefleksikan pernikahannya  selama 20 tahun dengan pembalap legendaris Harry Schmidt. Dikenal karena eksploitasi balapnya dengan mobil The Blue Max, Terry Lynn dipaksa untuk menjadi bayang-bayang suaminya bahkan setelah kematiannya pada tahun 2012. Tampaknya ada kepuasan sendiri ketika dia dikenal sebagai istri Harry, namun dalam proses dia berduka karena dia menemukan kembali seorang Bapa Surgawi yang menjadi dirinya sebagai sahabat.

Jadi pada tahun 1983, Opryland USA, datang ke Dallas untuk tur audisi. Jadi Terry ikut audis bernyanyi di acara tersebut dan diapun diterima sebagai salah satu penyanyi di salah satu pertunjukan di sana.

Sehingga pada tahun 1984 akhirnya Terry memutuskan untuk pindah ke Nashville dan menetap, saat itu usianya baru 19 tahun.

Opryland USA adalah taman hiburan yang kebanyakan dikenal karena hiburannya di dalam taman. Dan Terry beberapa kali tampil di sana, untuk bernyanyi dan dia menyebutkan pertunjukkan mereka sebagai Country Music USA.

Terry berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Dan selama 4 tahun itu dia bertemu dengan banyak orang melalui kelompok musik itu. Namun akhirnya semuanya berakhir sehingga dia memutuskan untuk kembali ke Dallas lagi kampung halamannya dan tak kembali lagi.

Waktu itu dia sudah menikah dengan Harry, dan pertemuan mereka berawal ketika Terry tampil di sebuah acara dan Harry sebagai penotnon.

Waktu itu, Harry baru saja pensiun dari balapnya dan memiliki kantor dua lantai sebelahan dengan gedung  tempat Terry bekerja.

Nah, ketika Terry keluar kantor, tepat di air mancur dekat gedung kantor, disanalah mereka betemu dimana Harry menyapanya duluan sebagai penyanyi Country yang terkenal.

Dari sanalah mereka berkenalan, makan siang bersama dan semakin intens.

Sebelumnya Terry tidak mengenal Harry, meskipun Harry sudah cukup terkenal dan pembalap legendaris yang dikenal dengan mobil The Blue Max. Tapi banyak orang dalam keluarganya, yang menyukai balap tahu siapa Harry. Terry dan Harry berjarak usia 20 tahun.

Meskipun demikian, keluarga Terry tidak menyukai Harry terutama sang ibu.

Perjuangan yang berat dimana Harry berusaha berdebat dengan ibu Terry untuk membicarakan masa depan Terry di dunia musik. Pasalnya sang ibu masih ingin Terry mengejar musiknya. Terry akhirnya mentaati ibunya dan pulang ke Nashville selama dua tahun, dan melakukan berbagai tur musik.

Namun pada akhirnya 3 tahun setelah perkenalan mereka, Terry di  usia 24 dan Harry 44 tahun, merekapun menikah dan memiliki dua gadis cantik.

Mereka beribadah di Prestonwood Baptist Church dan dibaptis kembali disana, serta anaknya mengalami Kristus di gereja itu. Terry melayani di paduan suara  disana.

Tapi pada titik tertentu Terry mengetahui Harry mengidap kanker.

Disanalah proses perniakahan mereka dimulai. Usia mereka berbeda  20 tahun, bisa dibayangkan bagaimana Terry berdiri menghadapi keadaan itu?

Jika kita membaca buku Terry, disana diceritakan bagaimana mereka. Terry dan Harry yang memutuskan untuk keliling dunia dengan membawa kedua putrinya itu. Namun di tahun 2008 Harry divonis mengidap kanker ganas yang dengan cepat menyebar. Hingga akhirnya meninggal di tahun 2012.

Dalam buku ini Terry menyebutkan dirinya kehilangan identitas bahkan sebelum suaminya meningal.

Terry berdiri dalam bayang-bayang suaminya dan meninggalkan identitasnya sebagai seorang musisi, dan dia menjadi istri di rumah serta ibu.

Dan dalam buku ini juga dia menuliskan bagaimana pada akhirnya Terry bangkit kembali menemukan hasrat untuk menulis buku dari Tuhan dan bagaimana Tuhan berbicara kepada dia melalui kondisi kehidupannya.

Melalui buku tersebut, Terry menyampaikan kepada semua pembacanya bahwa kita nggak sendirian dalam kesedihan kita. Kita semua akan bisa melaluinya, ini adalah proses. Nggak ada jalan yang benar atau yang salah. Firman Allah selalu menemani dan kita tak pernah berjalan sendirian dalam kesedihan kita.

Buku When Drag Racing Met Country Music ini akan menjadi buku yang menginspirasi sekali. Saya pikir, bagi kita yang kehilangan identitas karena sebuah masalah hidup, patut membaca buku ini. Temukan kembali identitas dirimu dan hasratmu dalam Kristus! Bangkitlah.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami