Belakangan ini banyak pihak yang
diimbau kita untuk segera memulai berinvestasi sebagai salah satu langkah bijak
terhadap pengelolaan uang, seorang teman menanggapinya dengan celetukan, "Buat apa investasi, kok kayak bukan orang percaya Tuhan aja."
Mendengarnya, saya sontak
langsung bertanya tentang keterkaitan iman percaya dan investasi yang ia
maksudkan. "Lha iya, toh. Kita nih harusnya percaya aja sama Tuhan. Dia pasti kasih cukup buat setiap kita. Buat apa menabung apalagi investasi."
Pernahkah kita bertanya kalau
menyimpan uang merupakan salah satu tindakan yang menunjukkan kurangnya iman
percaya? Lantas, apa kata Alkitab soal mengelola uang dengan bijak? Dalam
Alkitab, ada banyak contoh orang yang menabung dengan cara yang benar dan buruk. Berikut adalah dua diantaranya.
Pelajaran menabung dari Bangsa Israel
Masih ingat cerita Bangsa Israel
yang dipelihara Tuhan ketika melewati gurun setelah keluar dari Mesir menuju
Tanah Perjanjian? Tuhan menyediakan segala hal yang mereka butuhkan. Salah satunya adalah kebutuhan pangan mereka (Keluaran 16).
Di sini, kita bisa melihat betapa setianya Tuhan menyertai perjalanan Bangsa Israel. Meskipun demikian, tidak sedikit orang yang masih tidak menaruh kepercayaannya pada Tuhan. Pada keluaran 16:20, beberapa orang ketakutan tidak akan lagi makanan untuk hari esok, sehingga tidak hanya dimakan untuk saat itu, mereka juga menyimpan makanan tersebut untuk keesokan hari.
Baca juga: Pola Menabung Masih Kacau, Segera Betulkan Lewat 3 Cara Ini
Padahal, Tuhan bilang kalau
mereka harus makan secukupnya. Hal ini membuat makanan yang mereka simpan jadi
berulat dan berbau busuk. Hal ini juga sering terjadi dalam kehidupan kita.
Tuhan akan selalu menyediakan kebutuhan harian kita. Mungkin bentuknya tidak muncul sesuai dengan harapan kita, tapi ingatlah kalau Tuhan akan selalu setia.
Saat Tuhan mau kita menabur, maka
lakukanlah hal tersebut. Sebab saat kita menabung dan mengabaikan perintah
Tuhan, uang dapat menjadi racun dalam kehidupan kita. Ingatlah kalau lewat memberi, kita juga menerima berkat dan sukacita.
Pelajaran dari Yusuf
Dalam Kejadian 41, kita bisa
menemukan cerita tentang Yusuf dan mimpi Firaun. Tuhan memberi dua mimpi pada
Firaun yang kemudian ditafsirkan oleh Yusuf, yaitu 7 tahun kelimpahan dan 7 tahun kelaparan.
Karena rasa percaya pada Yusuf,
Firaun menjadikannya sebagai seorang pemimpin. Dirinya mulai bekerja, menyimpan
biji-bijian dan sumber daya secara maksimal agar bisa ditabung untuk 7 tahun masa kelaparan nantinya.
Yusuf mengatur seluruh negara agar
bertindak lebih rajin agar tidak kelaparan di masa yang akan datang. Karena
tindakan Yusuf yang menyimpan sumber daya inilah, seluruh Bangsa Mesir dan
bangsa-bangsa di sekitarnya tidak mengalami kelaparan pada 7 tahun kekeringan yang terjadi.
Yusuf mengindahkan perintah Tuhan
dan melakukan segala persiapannya. Dirinya menabung untuk kebutuhan jangka
panjang di kemudian hari. Mungkin karena harus menabung, bangsa itu harus
menghemat makanannya, tapi hal ini dilakukan agar tidak ada kelaparan di tahun-tahun mendatang.
Lewat teladan semut yang tertulis
dalam Amsal 6:6-8 juga kita diajarkan untuk menabung dengan bijaksana. Dia ingin kita punya sumber daya yang dibutuhkan untuk mengurus
keluarga dan membantu orang lain dengan milik kita. Lewat berkat yang Ia
berikan pada kita, begitulah orang mengenal kita sebagai pribadi yang dipelihara oleh Tuhan.
Menabung membuat kita jadi lebih
siap terhadap kondisi yang tidak terduga di masa yang akan datang. Meskipun
demikian, Alkitab juga memperingatkan kita untuk tidak menabung hanya untuk
kepentingan diri sendiri.