Saat ada dalam keadaan yang
sulit, kita pasti butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesah kita. Namun,
rasanya sedikit teman yang nggak tahu cara untuk menjadi pendengar yang baik. Tentu saja hal ini akan berpengaruh pada kondisi emosional kita.
Rasanya manusiawi banget kalau
kita nggak bisa menanggapi teman yang bercerita tentang dirinya yang baru
didiagnosa suatu penyakit tertentu, atau dirinya yang baru saja kehilangan orang terkasihnya. Berikut adalah 4 tipe pendengar yang buruk yang perlu kita ketahui.
1. Orang yang sok bijak
Tipe pendengar jenis ini sering memberi saran
saat kita tidak membutuhkannya. Tipe
pendengar ini sangat umum ditemukan saat kita memberitakan kabar duka.
Misalnya, kita tahu diri kita ini baru saja didiagnosa penyakit tertentu, orang
tersebut menanggapinya dengan, “kamu harus mengunjungi dokter lebih sering.” Walaupun
kelihatannya biasa saja, tapi nasihat seperti ini tidak bisa membuat seseorang
lebih baik. Terkadang, ada saatnya seseorang hanya membutuhkan kehadiran kita dan sebuah pelukan.
2. Si optimis
Pendengar tipe ini selalu memastikan bahwa
kondisi orang yang butuh didengarkan masih bisa dikatakan cukup baik. Tanpa
sadar, kita sering berkata "Tuhan nggak mungkin memberikan pencobaan lebih
daripada yang bisa kita terima" pada seseorang hanya karena kita nggak
tahu apa yang harus dikatakan. Padahal, Alkitab nggak pernah berpesan buat kita untuk menghindari penderitaan.
Justru sebaliknya, Alkitab sering merujuk pada
pencobaan dan beban yang dialami orang Kristen dan bagaimana kita harus bisa
menanggapi pencobaan tersebut. Salah satu hal yang perlu kita pahami adalah,
Tuhan tidak memberikan penderitaan apapun buat kita. Justru pada kenyataannya, Tuhan adalah pribadi yang siap menderita bersama kita.
3. Si tukang prediksi
Si tukang prediksi sering menngatakan
kemungkinan-kemungkinan mengerikan yang akan dialami oleh seseorang terhadap
masalah tertentu. Kita mungkin sering berpikir kalau menceritakan kemungkinan
yang akan terjadi adalah salah satu hal yang dapaty membuat seseorang jadi
lebioh siap. Kenyataannya, hal ini justru akan membuat orang tersebut makin ketakutan akan masalah yang sedang dihadapinya.
4. Si 'yang penting aku'
Bagi pendengar dengan tipe ini,
setiap percakapan akan dikaitkan dengan kondisinya saat ini sebagai upaya untuk
menunjukkan empati. Sering banget kita menganggap kalau agar teman nggak merasa
sendiri, kita akan menceritakan apa yang terjadi pada diri kita. Padahal, kita nggak akan pernah tahu
seberat apa beban yang dialami oleh orang tersebut. Dengan kata lain, nggak adil rasanya kalau kita menyamakan posisi kita dengan orang tersebut.
Ayub 2:13, "lalu mereka duduk bersama-sama
dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorangpun tidak mengucapkan
sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat
penderitaannya.”
Terkadang, orang hanya butuh kehadiran kita.
Kondisi ini juga pernah dialami oleh teman-teman Ayub. Saat Ayub mengalami
kondisi yang sulit, teman-temannya hanya duduk bersama-sama dengan Ayub.