Belakangan ini di kantor saya sedang banyak
membicarakan mengenai cara bijak mengelola keuangan. Salah satu yang menjadi
perbincangan kami adalah mengenai saham. Saya pun sampai ikut seminar mengenai jual-beli saham karena tergiur dengan keuntungan yang didapatkan.
Saham memang bisa dibilang
sebagai salah satu jenis investasi yang sangat menarik. Disini, kita bisa
mendapatkan profit yang cukup besar kalau menggunakan indikator yang tepat.
Sebaliknya, kalau tidak cermat, maka kita harus bersiap-siap untuk mengalami kerugian.
Satu kata yang paling saya ingat hingga saat ini adalah, high return, high risk, yang artinya, kalau kita mau punya untung besar, maka kita harus mau berhadapan dengan risiko yang besar pula.
Dalam kelas tersebut, saya ditawarkan
untuk menggunakan sebuah software
khusus yang bisa diperoleh lewat kelas lanjutan yang berupa workshop. Ada banyak peserta yang
mengikuti workshop ini sukses meraup
untung yang besar lewat bisnis saham yang mereka geluti. Bahkan, ada anak SMA
yang sudah sukses menjadi seorang trader
saham berkat software yang ditawarkan ini.
Satu hal yang saya dapat dari
dalam kelas ini adalah, kalau buat terjun dalam dunia trading saham, kita perlu membekali diri dengan pengetahuan seputar
saham, analisa keuangan yang baik, serta mau meluangkan waktu untuk membaca
gerak-gerik perekonomian sekarang ini. Kalau tidak, besar kemungkinannya kita akan mengalami kerugian.
Namun, dalam kelas saham ini, ada
sebuah software yang tersedia, yang memudahkan orang banyak. Sayangnya, untuk mengikuti kelas lanjutan ini tidaklah mudah, sebab kita harus rela merogoh kantong hingga belasan juta.
Buat saya yang belum bisa
mengambil risiko tinggi, saya langsung menolak hal tersebut karena mengangap kalau uang yang
dikeluarkan belum tentu akan sebanding dengan uang yang akan saya terima.
Bagaimanapun, saham adalah tentang kemampuan analisis seseorang yang tidak cukup kalau hanya bergantung pada sebuah software.
Lantas, adakah cerita di atas
yang berkaitan dengan keseharian kita? Dalam hal rohani, bisakah kita
mengatakan kalau untuk datang pada Tuhan, ada harga yang harus kita bayar?
Dalam kekristenan, kita mengetahui kalau Tuhan mengundang kita untuk datang
menghampiri-Nya dan
kita akan memperoleh lebih dari semua profit materi yang bisa kita dapatkan, yaitu kelegaan (Matius 11:28).
Setiap kita yang bersedia untuk datang dengan
segala persoalannya, yang mau menyerahkan hatinya pada Tuhan, maka ia akan
memperoleh kelegaan dan damai sejahtera dari Tuhan. Namun, kehidupan kita
sebagai orang percaya akan mengalami sebuah proses panjang yang tidak mudah.
Akan ada ujian yang kita alami yang menentukan level kita sebagai orang percaya.
Sepanjang perjalanan dan proses tersebut, Tuhan
akan melihat, siapakah yang masih setia, dan siapa yang tidak. Orang-orang yang
ada disekitar kitalah yang nantinya akan menilai dan melihat kualitas hidup kita, bahkan akan meneladani kita.
Dalam sebuah perumpamaan tentang perjamuan
kawin, pada akhir pengajaranNya, Yesus berkata, “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.” (Matius 22:14). Orang-orang pilihan Tuhan adalah kita yang lulus dalam setiap ujian iman.
Seperti keuntungan yang akan kita dapatkan saat bersedia menghadapi risiko serta fokus untuk menjadi seorang trader saham, pun ada harga yang perlu kita bayar saat menjadi pengikut Kristus. “…Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 16:24). Beranikah kamu untuk mengambil resiko ini dan membayar harganya?
Sumber : jawaban.com