Waspadai Film dan Lagu Yang Kamu Konsumsi, Bisa Pengaruhi Pertumbuhan Imanmu Loh!

Entertainment / 17 September 2018

Kalangan Sendiri

Waspadai Film dan Lagu Yang Kamu Konsumsi, Bisa Pengaruhi Pertumbuhan Imanmu Loh!

Naomii Simbolon Official Writer
3171

Saya percaya bahwa rata-rata dari kita menyukai menonton film, mulai dari film kartun, drama asia hingga action. Namun, hanya sedikit orang yang memiliki kepekaan terhadap film yang ditonton, bahwa ada beberapa film yang sepertinya menarik namun menceritakan atau menyelipkan ajaran-ajaran atau simbol yang menyihir kita sehingga setuju saja dengan hal-hal itu.

Meskipun sedikit, atau kecil hal itu ternyata sangat berpengaruh bagi pertumbuhan iman kita loh, mungkin tidak saat dimana kita selesai menonton film, tapi sedikit demi sedikit menjadi bukit yang akhirnya menjadi pemahaman atau pemikiran yang akan merusak iman kita, baik itu adegannya ataupun lirik lagu yang menjadi soundtrack.

Tahu film The Greatest Showman? Ketika mendengar film musical ini, baik pas lagi menontonnya atau search di YouTube, pasti beberapa dari kamu menyukainya.

Film yang dibintangi Hugh Jackman ini menceritakan mengenai kisah seorang pengusaha sirkus P.T. Barnum dengan koleksinya yang penuh dengan keanehan, seperti ada wanita yang berjenggot, orang yang sangat tinggi, besar dan kecil, ada yang bertato dan lain sebagainya.

Dalam film ini, ada satu lagu yang sangat populer yaitu This is Me. Ketika saya mendengar, saya sangat menghargai lirik lagu yang menyimpan pesan-pesan yang menarik. Lagu ini ditulis sebagai tanggapan terhadap kebencian yang diterima oleh para anggota sirkus.

Tapi coba perhatikan lirik lagu yang saya ambil dari reff ini :

When the sharpest words wanna cut me down

I’m gonna send a flood, gonna drown them out

I am brave, I am bruised

I am who I’m meant to be, this is me

Look out ’cause here I come

And I’m marching on to the beat I drum

I’m not scared to be seen

I make no apologies, this is me

Lirik lagu ini lebih dari sekedar sikap yang menginspirasi dan benar melawan prasangka tertentu. Lagu ini adalah deklarasi bahwa tujuan hidup adalah menjadi diri sendiri.

Terjemahannya lagu ini kurang lebih mengatakan bahwa kita harus menerima siapa diri kita sendiri, dan melakukan apa yang diri kita sendiri anggap benar dan baik.

Seperti yang sering sekali kita dengar bahwa kita harus menjadi diri kita sendiri, kita harus mengikuti hasrat kita, melihat ke dalam hati kita, agar kita menemukan jawaban atas apa yang kita cari. (Yang buruk adalah ketika kita nggak bisa menerima orang lain karena siapa mereka, maka kitapun dianggap sebagai pembenci.

Lirik lagu seperti itu begitu banyak dalam kehidupan kita.

Ide lagu seperti ini ada dimana-mana bahkan dalam setiap film hari-hari yang beriorentasi pada anak. Misalnya lagu lainnya yang kebanyakan orang tua sudah tahu dengan baik, yaitu lagu Frozen.

The wind is howling like this swirling storm inside

Couldn’t keep it in, heaven knows I’ve tried

Don’t let them in, don’t let them see

Be the good girl you always have to be

Conceal, don’t feel, don’t let them know

Well, now they know

Let it go, let it go

Can’t hold it back anymore

Let it go, let it go

Turn away and slam the door

I don’t care what they’re going to say

Let the storm rage on

The cold never bothered me anyway

Yap, sekali lagi, Frozen adalah salah satu film favorit semua orang bahkan saya sendiri, dan saya sangat suka sekali dengan sentuhan akhir yang mengangkat cerita mengenai keluarga ini. Tapi, jangan terperdaya oleh ilusi liriknya yang seakan berkata "terimalah dirimu sendiri agar kamu menemukan kebebasan dalam menjalani seluruh kehidupanmu."

Sekali lagi kita harus sadar bahwa ada dua sisi pesan  yang terdapat dalam lagu -lagu tersebut, satu sisi  yang melawan rasa malu, kebencian, dan diskriminasi. Namun sisi kedua adalah bagaimana mereka menekankan bahwa menerima diri sendiri adalah kunci untuk mengalami kebebasan, pada akhirnya hal ini mengarah pada egosentris atau sifat egosi.

Jangan sampai dimanipulasi oleh pesan dalam lagu-lagu itu, bahkan anak-anak kita pun jangan. Kita seharusnya mengerti ini, bahwa kehidupan Kristen bukanlah tentang menemukan kemudian menerima diri sendiri tetapi menyadari siapa kita dan kemudian mati untuk diri sendiri.

Siapa kita yang sesungguhnya adalah sesuatu yang sangat rusak karena dosa. Kita nggak perlu menerima diri kita sendiri, tapi bertobat dari diri kita sendiri.

Setidaknya kita menemukan kebebasan dan penyembuhan bukan dengan melihat ke dalam diri kita sendiri, tetapi dengan melihat keluar dari kita sendiri yaitu melihat kepada Yesus Kristus.

Jadi ya, terimalah siapa diri kamu, jika hari ini kamu merasa sangat berdosa dan tak bisa menerima diri sendiri, maka ingat satu hal bahwa "orang berdosa membutuhkan Juruselamat."

So, datanglah kepada Yesus Kristus, terimalah karunia yang hanya daripadaNya, yang benar-benar kita butuhkan. Karena hanya ini yang membuat hubungan kita dengan Allah bisa dipulihkan sehingga kita bisa masuk ke dalam sesuatu yang jauh lebih bermakna dan memuaskan dan nggak sekedar menerima siapa kita saja.

So, saya pikir kita perlu memilih dan memperhatikan film-film yang kita tonton dan lagu yang kita dengarkan. Jika itu tidak membangun dan setiap lirik lagu maupun adegannya tidak membangun, bertobatlah dan jangan ulangi lagi.

Saya juga menonton film, tetapi  sadar betapa perlu bagi saya untuk mencari tahu tentang film tersebut sebelum menontonnya.

Saya menemukan beberapa film yang membawa nama Yesus sembarangan, misalnya "Jesus Christ" sebagai pengganti kata "astaga," dalam hal ini, saya akan berhenti menonton dan memilih keluar bioskop. Saya sedang memulai dan ayo kita mulai bersama. Menghargai Kristus dan memastikan kita bertumbuh dan tak terpengaruh dari sebuah film.

Orangtua juga pastikan anak-anak menonton film yang membangun dan memiliki nilai-nilai yang bagus  ya!

1 Korintus 6:12: “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun.”

Sumber : crosswalk | jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami