Setiap orang pasti pernah
merasakan stres. Orang banyak berpikir bahwa stres itu buruk karena stres dapat
memicu depresi, dimana sebenarnya depresi ini tidak berbahaya, hanya saja
seseorang yang depresi cenderung mengambil keputusan yang bisa membahayakan dirinya.
Stres sendiri merupakan sebuah
cara tubuh meresponi situasi tertentu, baik secara fisik maupun psikologis
seseorang. Jadi, stres sendiri belum bisa dikategorikan sebagai salah satu
penyakit mental. Tapi tahu nggak sih, ternyata nggak semua stres itu buruk, lho.
Ada juga stres yang berfungsi
membuat kita jadi lebih awas dan kuat dalam menghadapi hal-hal yang tidak terduga. Yuk kenali beberapa macam stres di bawah ini.
Distres dan eustress
Agar lebih mudah dalam memahaminya, ada sebuah
contoh kasus berikut. Di sebuah perusahaan swasta, ada dua orang pegawai
bernama Nina dan Lisa. Satu hari, mereka berdua dipromosikan yang secara
otomatis akan menambah penghasilannya, tapi sekaligus menambah beban pekerjaannya.
Pada minggu-minggu pertama, Nina belum terbiasa
akan pekerjaannya yang baru sehingga ia kewalahan dan jatuh sakit. Di lain
sisi, Lisa justru bekerja makin giat dan menikmati pekerjaan dan tanggung jawabnya yang baru tersebut.
Dalam cerita di atas, baik Nina maupun Lisa
mengalami promosi dalam pekerjaannya. Promosi ini disebut sebagai stresor,
yaitu penyebab stres. Terhadap promosi ini, Nina dan Lisa mau tidak mau harus bisa mengondisikan dirinya dalam keadaan tersebut.
Hanya saja, keduanya berbeda dalam menyikapi
situasi ini. Nina jatuh sakit karena stresnya, sementara Lisa justru jadi makin
giat. Hal ini berarti, Nina dan Lisa mengalami eustres dan distres yang
merupakan hasil dari kondisi stres yang mereka alami. Eustres sendiri merupakan
kondisi yang dialami oleh Lisa yang sifatnya positif, sementara buat Nina, dirinya mengalami distres.
Eustres memberikan efek yang menyenangkan, seperti membuat kita jadi makin termotivasi, menikmati tantangan yang ada. Sementara distres memberikan efek tekanan, sehingga pribadi yang mengalaminya merasa terbebani, tidak nyaman dan sikap negatif lainnya.
Baca juga: Sering Dikangenin Bule, 6 Macam Buah Khas Indonesia Ini Baik Untuk Kesehatan!
Hyperstress dan hipostress
Hyperstress terjadi ketika kita tidak bisa
mengatasi pemicu stres, baik itu akut maupun kronis. Hyperstress sendiri
merupakan hasil umum dari pemicu stres jangka panjang. Beda hyperstress dengan
distress adalah sikap yang kita ambil. Ketika kita mengalami hyperstress, hal
kecil sekalipun tidak akan bisa kita atasi.
Hipostres terjadi saat kita tidak punya sesuatu
yang menantang dalam kehidupan kita. Jadi, hidup yang biasa-biasa atau datar
saja pun bisa menjadi pemicu stres. Kalau kita mengalami kebosanan dalam jangka
waktu yang panjang, hipostres bisa memicu hadirnya depresi. Umumnya, hipostres
akan membuat seseorang jadi minder, tidak berguna, atau kesepian.