Pendeta
Justo Emilio Rodiguez Moncada dan dua pria lainnya ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di Mozonte, sekitar 171 km di sebelah utara dari ibukota Managua.
Ketiganya ditemukan dengan kondisi tangan dan kaki terikat dan luka tembakan di bagian kepala.
Menurut
laporan World Watch Monitor, pendeta Moncada dan kedua rekannya itu diduga telah
menjadi korban akibat protes anti-pemerintahan yang tengah berkecamuk di seluruh
wilayah Nikaragua. Namun pihak kepolisian menyampaikan bahwa pembunuhan tersebut
kemungkinan besar dilakukan oleh kelompok geng tertentu. Sehingga taka da sangkut pautnya dengan pemerintah yang tengah mendapat tekanan publik saat ini.
Sementara keluarga
korban menyebutkan bahwa hal itu tidak benar. Mereka terus mendesak supaya pemerintah bertanggung jawab atas kasus ini.
Seperti diketahui,
sejak April 2018 lalu protes terhadap Presiden Daniel Ortega terus meningkat. Masalah
ini muncul lantaran masyarakat tidak setuju dengan kebijakan pemotongan biaya kesejahteraan dan tunjangan.
Sejak saat
itu, protes terus meluas. Dalam aksi protes besar-besaran yang dilakukan beberapa
waktu lalu, sebanyak 300 orang tewas dan setidaknya 2000 luka-luka akibat tindakan kekerasan yang dilakukan pihak kepolisian dan pasukan bersenjata.
Kondisi ekonomi
Nikaragua yang semakin melemah juga menjadi alasan kuat bagi banyak pihak untuk mendesak presiden mundur dari jabatannya.
Sayangnya,
Presiden Ortega belum meresponi protes tersebut.
Dia malah memperingatkan Komisi PBB atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan pemerintahannya.
Sementara Konferensi Waligereja Nikaragua sudah berupaya menjadi penengah di tengah kericuhan tersebut. Gereja-gereja bahkan sudah menyediakan tempat penampungan dan bantuan medis bagi para korban kekerasan.
Baca Juga :
Laporan dari
World Watch Monitor menyampaikan bahwa gedung gereja dan para pemimpin gereja mendapat
ancaman serangan dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini terjadi karena pemerintah
menilai gereja dan pemimpin gereja telah ikut menjadi komplotan anti-pemerintahan.
“Para pemimpin gereja dan bahkan para Uskup telah dijadikan sasaran seolah-olah
mereka teroris,” tulis dalam laporannya.
Sampai saat
ini, kondisi di berbagai wilayah di Nikaragua masih memanas. Mari terus berdoa supaya
negara ini dipenuhi dengan damai dan setiap masalah diselesaikan dengan baik.