Satu dari lima perempuan mengalami keguguran sebelum usia kandungannya 12 minggu. Peneliti banyak mengemukakan bahwa topik mengenai keguguran ini sering dianggap tabu oleh masyarakat, mengingat bayi ini masih berupa janin. Meskipun demikian, keguguran bisa meninggalkan luka yang mendalam bagi ibu yang mengalaminya.
Keguguran bisa terjadi karena ketidaktahuan ibu bahwa janinnya tidak berkembang, kecelakaan, kebiasaan buruk di masa lampau, atau juga bisa karena faktor genetik. Perasaan bersalah sering menghantui ibu yang mengalami keguguran.
Hal inilah yang kemudian membuat banyak ibu maupun pasangan mengalami keterpurukan dan merasakan kesedihan yang mendalam. Peran dari orang-orang di sekitar sangat penting buat ibu yang berada dalam kondisi ini.
Iman bisa memulihkan kondisi ibu yang baru saja mengalami keguguran
Kalau kita atau pasangan pernah mengalami hal ini sebuah penelitian terbaru menemukan kalau ada satu bidang kehidupan yang memberi pengaruh positif dan signifikan terhadap kesehatan mental ibu yang baru saja mengalami keguguran, yaitu iman.
Studi dari National Longitudinal Study of Youth, sosiolog Richard Petts dari Ball State University menemukan kalau agama dapat meningkatkan kesehatan mental dan bisa menjadi cara terbaik untuk memulihkan seorang ibu yang mengalami keguguran.
"Dukungan sosial dan kerangka yang ada dalam agama dapat sangat bermanfaat bagi ibu yang mengalami keguguran, juga bagi ibu yang berhasil melahirkan," tulisnya. Hasil studinya ini diterbitkan pada Maret 2018 lalu dalam Journal for the Scientific Study of Religion.
Para peneliti umumnya menemukan kalau kepercayaan atau agama bisa menjadi sumber penting buat mereka yang sedang merasa kehilangan, termasuk kematian seorang anak. Ada sebuah penelitian yang cangkupannya lebih kecil, yaitu agama, keguguran dan kesehatan mental.
Hasil penelitian
Temuan yang didapatkan oleh Petts pada 3646 perempuan yang mengalami keguguran dari tahun 2000 sampai 2010 adalah demikian:
1. Ibu yang mengalami keguguran dan belum pernah melahirkan bayi dengan selamat sebelumnya mengalami peningkatan kesehatan mental hingga 6% lebih tinggi saat mereka ikut berpartisipasi dalam kegiatan kerohanian dengan rutin.
2. Ibu yang mengalami keguguran tapi sudah pernah mengalami melahirkan bayi dengan selamat, tingkat kesehatan mentalnya lebih tinggi 8% buat ibu yang rajin ikut dalam kegiatan rohani.
3. Terdapat perbedaan positif 3 persen dalam kesehatan mental ibu yang saat ini sedang hamil tapi pernah mengalami keguguran sebelumnya.
Secara keseluruhan, dari hasil di atas kita bisa melihat kalau peran dari orang-orang yang ada di sekitar bisa memberikan pengaruh positif buat ibu yang baru saja mengalami keguguran. Penting buat kita sebagai anggota gereja buat menguatkan ibu yang baru mengalami keguguran kalau hal ini adalah kesalahan dari pihaknya.
Buat kita yang kini sedang berada dalam pergumulan mengalami keguguran, berada lah) dalam komunitas yang seiman, berserahlah pada Tuhan, dan mendekatkanlah diripada Tuhan, sebab hal tersebut dapat memberikan kelegaan dan penghiburan buat pribadi kita.
Sumber : christianitytoday