Seorang pendeta di Memphis
berhasil menarik perhatian dari jutaan jiwa secara kontroversial melalui
pesan-pesannya secara online yang banyak menggunakan kata-kata kasar. Ia juga
menekankan kalau dirinya tidak mempedulikan perkataan orang lain tentang tindakannya ini.
"Saya tidak menemukan alasan
untuk membenarkan hal itu. Saya adalah seorang penjala manusia. Dan kita perlu
menjangkau mereka sekalipun lewat kata-kata kasar. Kata-kata yang bersifat
mengutuk menarik banyak perhatian dari jutaan orang di berbagai negara.
Tampaknya, kamu juga ikut tertarik terhadap hal ini, mengingat kamu juga
memanggil saya saat ini," ungkap Pendeta Thaddeus Matthews, yang memimpin
the Naked Truth Liberation and Empowerment Ministries di Memphis, Tennessee, dikutip dari The Christian Post.
Saat orang-orang menganggap kalau
perkataan yang digunakannya itu merupakan kata kasar dan umpatan, Pendeta
Matthews justru percaya kalau pilihan kata-katanya itu adalah ucapan yang digunakan sehari-hari oleh banyak orang.
"Ada perbedaan dalam
kata-kata kotor dan kata-kata umpatan. Bukankah kata-kata yang saya suarakan
itu adalah bahasa yang sering kita dengar dalam keseharian? Jadi saya tidak
punya masalah mengenai hal ini. Orang-orang yang mendengarkan pun tidak punya
masalah dengan hal ini. Saya juga tidak mencoba untuk membenarkannya pada gereja-gereja tradisional," jelasnya.
Bahkan, Pendeta Matthews menyebut
dirinya sendiri sebagai 'the cussing pastor,' yang berarti pendeta yang suka
memaki. Pendeta Matthews juga kerap memposting kata-kata yang bisa dibilang
cukup kasar dalam akun Instagramnya.
Dalam memberitakan Kabar Baik, kita memang
harus kontekstual. Tetapi, penting buat kita untuk mengingat ajaran firman
Tuhan untuk menjaga tutur kata yang kita gunakan. Efesus 4:29,
"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah
perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang
mendengarnya, beroleh kasih karunia."