Meskipun ada sebuah pepatah yang
minta kita untuk tidak menilai sesuatu dari penampilan luarnya, kayaknya bukan
jadi rahasia lagi kalau penampilan kita dapat melahirkan sebuah gambaran kepribadian tentang orang tersebut, baik dari segi positif atau negatif.
Gambaran dari penampilan ini
sering disebut sebagai body image, yang berarti sebuah ide mengenai gambaran
mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana orang lain akan
melihat dan memberi penilaian atas dirinya. Sementara body shaming merupakan
sebuah bentuk dari tindakan mengomentari fisik, penampilan, atau citra diri seseorang.
Meskipun beberapa orang
menganggap body shaming merupakan sebuah candaan atau cara basa-basi, tindakan
ini secara nggak langsung berpotensi merusak gambar diri dari seseorang. Saat
menerima komentar negatif, misalnya, kita akan langsung mempertanyakan, 'coba saja kalau hidungku begini..' atau 'coba aja kalau kulitku lebih putih..'
Kita jadi tidak bersyukur atas
bentuk, penampilan, sekaligus membiarkan orang lain mengatur siapa kita.
Padahal, setiap orang itu terlahir dengan maksud dan tujuan Tuhan di dalamnya.
Cuma karena kita berbeda, itu nggak berarti kita punya suatu kekurangan. Coba
deh lihat orang-orang di luar
sana, ada banyak orang yang bahkan rela menghabiskan banyak uangnya hanya untuk mendapatkan bentuk tubuh yang dikatakan 'menarik' oleh orang lain.
Kejadian 1:27, “Maka Allah menciptakan manusia
itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan
perempuan diciptakanNya mereka.” Firman Tuhan sendiri yang mengatakan kalau manusia diciptakan segambar dengan Tuhan.
Ayat diatas berarti manusia mencerminkan
keberadaan Tuhan. Tentu saja hal ini nggak mengarah pada keberadaan fisik Tuhan
yang digambarkan manusia, sebab Tuhan sendiri adalah roh. Gambar Tuhan disini menunjukkan bahwa ada bagian non material dari manusia.
Secara mental, manusia diciptakan sebagai
makhluk yang punya pikiran dan bisa mengambil kebebasan dalam setiap tindakan kita. Manusia dapat menggunakan
pikirannya dan bisa memilih. Ini merupakan refleksi dari akal budi dan kebebasan yang Tuhan berikan kepada kita.
Sementara dari segi moral, manusia diciptakan dalam
kebenaran dan kepolosan yang sempurna. Ini adalah sebuah refleksi dari kesucian
Tuhan. Hal-hal tersebut menunjukkan sesuatu yang istimewa. Bukankah seharusnya
kita lebih fokus pada hal yang istimewa ini dibandingkan dengan yang sifatnya fana, yaitu fisik kita?
Hal ini nggak berarti kita berhenti untuk
merawat fisik kita, melainkan agar kita bersyukur mengenai keberadaan fisik
kita yang sekarang ini. Orang lain bisa bilang kulit kita hitam, sipit, gemuk,
pesek, atau hal lainnya. Tetapi ingatlah selalu kalau Tuhan telah menciptakan
kita dan buat Tuhan, kita ini adalah pribadi yang sangat indah.
Mulai sekarang, yuk berhenti untuk mengejar sesuatu
seperti yang orang lain inginkan, sebab tubuh kita ini adalah tanggung jawab
kita sendiri. Bersyukurlah kepada tubuh kita sebagaimana diri kita apa adanya.
Sebab semua yang ada pada tubuh kita ini adalah indah.