Kisah Tentang Suami yang Menyangka Istrinya Tuli
Sumber: Marriage Crisis Manager

Marriage / 5 September 2018

Kalangan Sendiri

Kisah Tentang Suami yang Menyangka Istrinya Tuli

Lori Official Writer
4044

Seorang suami merasakan ada yang aneh dari istrinya akhir-akhir ini. Setiap dipanggil atau ditanyai dari jarak yang agak jauh, istrinya tidak pernah menyahut. Si suami pun berpikir kalau istrinya mungkin tuli.

Bagaimana tidak, untuk satu pertanyaan saja dia harus mengulang berkali-kali sampai bisa mendapatkan jawaban dari istrinya. Padahal jarak mereka saat berbicara terbilang sangat dekat. Untuk memperbaiki keadaan, sang suami pun berencana untuk berkonsultasi dengan seorang dokter.

“Dok, sepertinya istri saya tuli,” katanya kepada sang dokter.

“Memangnya kenapa pak?” tanya dokter.

“Setiap saya bertanya pasti tidak langsung dijawab, ada kalanya saya bertanya sampai lebih dari tiga kali untuk pertanyaan yang sama sampai akhirnya baru mendapatkan jawaban darinya,” terang sang suami.

Setelah menganalisis masalahnya, sang dokter berpikir sejenak dan menyarankan sesuatu untuk dia lakukan. “Mmmm…begini saja pak, untuk mengetahui istri bapak benar-benar tulis atau tidak, coba bapak bertanya pada istri bapak dari jarak tiga meter. Kalau istri bapak tidak menyahut juga, mendekatlah sampai kira-kira jaraknya dua meter saja,” demikian sarannya.

Lanjut sang dokter, “Ulangi pertanyaan tadi dan jika tetap saja istri bapak tidak menjawab pertanyaan bapak, lebih dekatlah sampai hanya satu meter saja di dekatnya. Kalau pada jarak satu meter istri bapak tidak menjawab juga, berarti istri bapak memang benar-benar sudah tuli.”

Pria itupun mengiyakan saran tersebut. Lalu keesokan harinya, dia mulai mempraktikkan apa yang dianjurkan oleh dokter kepadanya. Dia pun mulai melontarkan pertanyaan kepada sang istri yang saat itu sedang memasak dari jarak tiga meter.

“Masak apa, Ma?” tanyanya. Tapi sang istri tetap diam.

Lalu dia mulai mendekat dari jarak dua meter dan melontarkan pertanyaan yang sama. “Masak apa, Ma?” Sayangnya, sang istri tetap saja sibuk dengan aktivitasnya. Untuk kali ini, hanya tersisa satu cara lagi untuk meyakinkan dirinya bahwa istrinya memang sedang mengalami masalah pada pendengarannya. Dari jarak satu meter, dia kembali menanyakan pertanyaan yang sama, “Masak apa, Ma?”

Tiba-tiba sang istri menjawab, “Harusnya mama yang tanya ke papa, dari tadi mama sudah menjawab kalo mama lagi masak labu. Kenapa masih tanya-tanya juga?” tegasnya.

Mendengar hal itu, sang suami pun tiba-tiba membisu. Dia baru sadar kalau ternyata dialah yang tuli.

Kisah ini mengingatkan kita tentang karakter manusia. Cobalah menyadarinya bahwa saat kita sedang dalam masalah, kita pasti akan lebih dulu menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi bukan? Dalam hal rumah tangga pun begitu. Ada banyak suami atau istri yang akan selalu menyalahkan pasangannya saat keadaan yang kurang baik terjadi. Kita akan selalu mempertahankan ego kita dan menganggap bahwa kitalah yang paling benar dari pasangan kita. Padahal, kalau saja kita bisa lebih rendah hati kita tentunya tidak akan bersikap demikian.

Apakah dalam kehidupan rumah tanggamu, kamu pernah mengalami hal seperti ini? Mari mulai minta ampun ke Tuhan dan mulailah untuk belajar menghargai pasanganmu.

Sumber : Disadur dari tulisan Jarot Wijanarko/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami