Seorang
suami merasakan ada yang aneh dari istrinya akhir-akhir ini. Setiap dipanggil
atau ditanyai dari jarak yang agak jauh, istrinya tidak pernah menyahut. Si suami pun berpikir kalau istrinya mungkin tuli.
Bagaimana tidak,
untuk satu pertanyaan saja dia harus mengulang berkali-kali sampai bisa
mendapatkan jawaban dari istrinya. Padahal jarak mereka saat berbicara terbilang
sangat dekat. Untuk memperbaiki keadaan, sang suami pun berencana untuk berkonsultasi dengan seorang dokter.
“Dok, sepertinya istri saya tuli,” katanya kepada sang dokter.
“Memangnya kenapa pak?” tanya dokter.
“Setiap
saya bertanya pasti tidak langsung dijawab, ada kalanya saya bertanya sampai
lebih dari tiga kali untuk pertanyaan yang sama sampai akhirnya baru mendapatkan jawaban darinya,” terang sang suami.
Setelah menganalisis
masalahnya, sang dokter berpikir sejenak dan menyarankan sesuatu untuk dia
lakukan. “Mmmm…begini saja pak, untuk mengetahui istri bapak benar-benar tulis
atau tidak, coba bapak bertanya pada istri bapak dari jarak tiga meter. Kalau
istri bapak tidak menyahut juga, mendekatlah sampai kira-kira jaraknya dua meter saja,” demikian sarannya.
Lanjut sang
dokter, “Ulangi pertanyaan tadi dan jika tetap saja istri bapak tidak menjawab
pertanyaan bapak, lebih dekatlah sampai hanya satu meter saja di dekatnya.
Kalau pada jarak satu meter istri bapak tidak menjawab juga, berarti istri bapak memang benar-benar sudah tuli.”
Pria itupun
mengiyakan saran tersebut. Lalu keesokan harinya, dia mulai mempraktikkan apa
yang dianjurkan oleh dokter kepadanya. Dia pun mulai melontarkan pertanyaan kepada sang istri yang saat itu sedang memasak dari jarak tiga meter.
“Masak apa, Ma?” tanyanya. Tapi sang istri tetap diam.
Lalu dia mulai
mendekat dari jarak dua meter dan melontarkan pertanyaan yang sama. “Masak apa,
Ma?” Sayangnya, sang istri tetap saja sibuk dengan aktivitasnya. Untuk kali
ini, hanya tersisa satu cara lagi untuk meyakinkan dirinya bahwa istrinya memang
sedang mengalami masalah pada pendengarannya. Dari jarak satu meter, dia kembali menanyakan pertanyaan yang sama, “Masak apa, Ma?”
Tiba-tiba sang
istri menjawab, “Harusnya mama yang tanya ke papa, dari tadi mama sudah menjawab kalo mama lagi masak labu. Kenapa masih tanya-tanya juga?” tegasnya.
Mendengar hal
itu, sang suami pun tiba-tiba membisu. Dia baru sadar kalau ternyata dialah yang tuli.
Kisah ini mengingatkan
kita tentang karakter manusia. Cobalah menyadarinya bahwa saat kita sedang
dalam masalah, kita pasti akan lebih dulu menyalahkan orang lain atas apa yang
terjadi bukan? Dalam hal rumah tangga pun begitu. Ada banyak suami atau istri
yang akan selalu menyalahkan pasangannya saat keadaan yang kurang baik terjadi.
Kita akan selalu mempertahankan ego kita dan menganggap bahwa kitalah yang paling
benar dari pasangan kita. Padahal, kalau saja kita bisa lebih rendah hati kita tentunya
tidak akan bersikap demikian.
Apakah dalam
kehidupan rumah tanggamu, kamu pernah mengalami hal seperti ini? Mari mulai minta
ampun ke Tuhan dan mulailah untuk belajar menghargai pasanganmu.