Aktivis dan
kelompok pendukung LGBT di Texas melakukan unjuk rasa menolak keberadaan gereja
besar Celebration Church, Austi, Texas pada Minggu, 26 Agustus 2018 lalu. Mereka
berkumpul di gedung Austin Independent School District’s (AISD) Performing Arts Center menyerukan untuk tidak menyewakan gedungnya kepada pihak gereja.
“Jaga anak
muda kita dari serangan-serangan ini! Pride artinya melawan balik!” demikian seruan
para pengunjuk rasa sembari melambaikan bendera berwarna pelangi khas LGBT itu.
Tak hanya itu,
pengunjuk rasa lainnya juga menyerukan protes menyuruh gereja tersebut keluar dari kota Austin. “Keluar dari Austin; jangan kembali,” ucap mereka.
Seperti diketahui,
Celebration Church sebenarnya baru pertama kali menyewa gedung tersebut dalam
rangka acara pelayanan. Namun hal ini membuat kelompok LGBT marah lantaran gereja
tersebut dikenal sangat menjunjung pandangannya soal seksualitas sesuai dengan Alkitab.
Meski begitu, pihak gereja tak menutup pintu untuk menyambut siapapun yang hadir dalam ibadah mereka.
Hal ini pun
disampaikan oleh Pendeta Eksekutif Celebration Church Jim Kuykendall dalam pernyataannya
bahwa saat gereja percaya pada Alkitab, mereka dengan senang hati menyambut semua orang, apapun status seksual mereka, pandangan agama atau keyakinan politiknya.
“Saya pikir
mungkin rasa frustrasi yang mereka rasakan seperti dalam posisi kami ketika kami
mengatakan bahwa Alkitab berkata tentang hal-hal tertentu sebagaimana adanya dan itulah pernyataan kami. Itu bukan pernyataan kami, tapi isi Alkitab,” ucapnya.
Jasmin
Patel, salah satu pendukung LGBT juga turut menyalahkan sekolah Austin yang seharusnya
tidak menyewakan gedung kepada pihak gereja yang menolak keberadaan kaum LBGT. Namun
pihak sekolah membantah hal tersebut dan menyampaikan bahwa gedung milik mereka bisa dengan bebas bisa disewakan kepada pihak manapun.
Seperti ditelusuri
oleh Christianpost.com, penyebab kelompok
LGBT semakin berang kepada gereja itu adalah lantaran pernyataannya soal pernikahan.
Seperti dikutip, gereja ini menekankan kuat soal pernikahan sesuai dengan kitab suci.
Demikian tertulis,
“Pernikahan adalah gambaran hubungan Kristus dengan mempelai-Nya: Gereja. Ini diartikan
dari awal Kitab Suci sebagai perjanjian seumur hidup antara seorang pria dan
seorang wanita. Allah merancang keintiman seksual untuk hubungan pernikahan dan tidak mendukung atau membenarkannya dalam konteks lain.”
Tentu saja pernyataan
ini berisi nilai-nilai yang sangat teologis dan benar-benar sesuai dengan isi firman
Tuhan. Tentu saja kelompok LGBT yang membacanya pantas merasa berang karena dianggap
telah menghina tindakan seksual mereka.
Di akhir jaman
ini, akan semakin banyak skelompok-kelompok yang berusaha menantang gereja Tuhan.
Tapi, mari perlengkapi diri dengan terus merenungkan isi firman-Nya dan memahaminya
dengan penuh hikmat.