Orang Tua Ingkar Janji, Kehidupanku Jadi Runyam! - Yudha
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=vcu9BXFE

Family / 28 August 2018

Kalangan Sendiri

Orang Tua Ingkar Janji, Kehidupanku Jadi Runyam! - Yudha

Inta Official Writer
3641

Sejak kecil, aku bukanlah pribadi yang bodoh. Justru, aku selalu menjadi murid unggul di SMPku dulu. Aku masih ingat, saat itu, Bapak menjanjikanku sebuah sepeda motor kalau aku bisa dapat peringkat pertama di kelas.

Aku berhasil mencapai tingkat teratas di kelas. Namun, sepeda motor yang dijanjikan oleh Bapak tidak juga sampai ke tanganku. Aku kecewa, tapi mau bagaimana lagi, aku hanya bisa berusaha untuk menerimanya. Kondisi perekonomian bapak saat itu tidak bisa dikatakan mampu.

Kehidupan semasa SMA buat aku makin runyam

Sampai tiba waktunya aku masuk ke bangku SMA. Sebagai anak muda, masuk ke sekolah unggulan di kota tentu jadi tujuanku. Lagi, bapak lebih memilih untuk menyekolahkanku di SMA pinggir desa karena alasan biayanya yang murah.

Aku kecewa sejadi-jadinya. Perasaan ini kubendung jadi sebuah sikap yang tidak terpuji. Aku sering ikut tawuran agar bisa jadi sosok yang disegani oleh teman-teman. Nilai sekolahku anjlok. Saat bersama teman-teman, mabuk adalah cara kami untuk menghabiskan waktu.

Pernah suatu hari aku datang dalam kondisi mabuk, saat aku mendapati kedua orangtuaku di rumah, aku langsung memarahi mereka. Aku marah dengan kondisi keluargaku yang seperti ini. Saat itu, aku bisa melihat tangan ibu yang sampai gemetaran. Amarah tidak bisa kukuasai. Aku mengabaikan hal tersebut.

Kehidupanku sebagai pribadi yang dewasa kuhabiskan untuk bersenang-senang

Selepas SMA, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Tidak mungkin kalau aku akan masuk ke sebuah perguruan tinggi karena kondisi bapak dan ibu yang kekurangan. Karena di ajak oleh teman, akhirnya aku memutuskan untuk bekerja.

Kehidupan bekerja tidak jauh seperti kehidupan SMA. Setiap rupiah yang didapat dari keringatku, aku habiskan untuk bersenang-senang, mabuk, berjudi dan hal lainnya. Aku tahu kalau sebagai anak, sudah sepantasnya aku mengirimkan sedikit rejekiku untuk ibu dan bapak di rumah. Namun semua itu rasanya sulit dengan pikiranku yang mengedepankan kesenangan pribadiku.

Keinginan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi

Aku menghabiskan waktu semalam suntuk untuk mabuk. Tanpa sadar, aku tertidur di depan teras kamar kosku. Ada seorang teman yang hendak pergi ke gereja datang membangunkanku. Mendengar kata gereja, ada timbul keinginan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Aku mulai datang untuk mencari pertolongan. Aku kembali diingatkan kalau sebagai manusia, kita tidak ada yang tidak berdosa. Aku minta kepada Tuhan untuk menunjukkan setiap dosa-dosa yang aku lakukan, kemudian memohon ampun kepadaNya. Sejak mengenal Kristus, aku mulai menyadari kalau kehidupanku semakin dipulihkan.

Rokok, alkohol, perjudian, entah kenapa aku jadi tidak ingin lagi mengenal semua hal itu. Aku mulai berkumpul dengan orang-orang yang positif. Tiba saatnya untuk aku pulang kampung. Kepada ibu dan bapak, aku melepaskan pengampunan dan meminta maaf kepada mereka atas setiap kesalahan yang telah aku lakukan. Aku percaya kalau masa depanku kini penuh dengan pengharapan di dalam Tuhan.  

Sumber : solusi
Halaman :
1

Ikuti Kami