Coba bayangkan
pada suatu siang ada seorang teman yang mengajak kita ke sebuah lapangan. Di
sana teman kita ini meminta kita untuk membantunya menggali sebuah lubang. Kemudian ia memberikan kita sebuah sekop sementara ia memegang sebuah cangkul.
Pasti kondisi di
atas sukses bikin kita keheranan. Namun, karena teman yang meminta
pertolongan ini adalah orang yang sangat dekat, kita pun mulai menggali di
sudut lapangan tersebut. 5 Menit, kita masih belum merasa apapun.. 15 menit
kemudian, tangan sudah mulai merasa kelelahan, keringat juga sudah mulai bercucuran mengingat siang itu cukup terik.
Sambil menggali,
kita mulai bertanya-tanya, buat apa sih tanah hasil galian ini? Saat kita
melihat teman kita, kok kayaknya dia semangat sekali menggalinya. Setengah jam
sudah berlalu, kita mulai mengeluh pada teman kita. Namun, ia cuek dan tetap meneruskan pekerjaannya.
Karena merasa
kalau matahari mulai membakar kulit, ditambah keringat yang bercucuran, pegal,
kotor, akhirnya kita berkata, “Cukup!” Dengan langkah gontai kita langsung berjalan ke pinggir lapangan dan meninggalkan pekerjaan galian kita tersebut.
Sekarang, coba
deh bayangkan kalau ternyata teman kita itu datang dengan membawa kabar
mengenai sebuah harta karun yang dikuburkan di sudut lapangan. Katanya, harta
tersebut bernilai milyaran rupiah. Letaknya sudah pasti, dan kita hanya perlu menggali kira-kira satu meter dalamnya.
Dia pun mengajak
kita ke lapangan, memberi kita sekop, sementara ia memegang cangkulnya. Pasti
respon kita akan sangat berbeda. Bisa-bisa, justru kita yang jauh lebih
semangat menggali dibandingkan dengan teman kita itu karena sudah tahu dengan pasti tujuan dari pekerjaan menggali tersebut.
Cerita di atas
membuat kita merenung kalau memang ada hal yang
sering bikin kita malas melakukannya karena tidak mengetahui tujuan yang
jelas. Seperti halnya seperti doa. Kita malas meluangkan waktu untuk berdoa karena kita nggak yakin terhadap apa yang akan kita dapatkan dari doa.
Jujur, deh, kita
sudah berdoa, tapi keadaan kita nggak jadi lebih baik, nggak ada kemajuan yang
Nampak dari luar, bahkan keadaan justru jadi makin parah. Padahal, dalam keadaan apa pun, Tuhan mau kita untuk selalu berdoa.
Yakobus 4:2,
“Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.” Ayat ini mengajarkan
kita kalau tidak ada satu hal pun yang terjadi kalau kita tidak berdoa. Kita
harus mengingat bahwa doa punya kuasa. Namun, bukan doa yang mengabulkan
keinginan kita, melainkan Tuhan.
Dengan berdoa,
tandanya kita percaya dengan kuasa Tuhan. Ada banyak orang yang berpikir kalau
doa itu hanyalah sebuah kebiasaan yang buang-buang waktu. Kita harus ingat
kalau berdoa adalah cara kita berkomunikasi dengan Tuhan. Doa itulah yang
mendekatkan kita dengan Tuhan. Sekarang, tinggal kita yang memilih, mau lebih
percaya pada Tuhan dengan berdoa, ataukah pada mereka yang berkata kalau doa
itu sia-sia?