Namaku Benget Sirait. Lahir di
tengah-tengah keluarga yang kekurangan menjadikanku terbiasa dengan
kehidupan di jalanan. Aku masih ingat bagaimana Ibuku sakit-sakitan, sementara
ayah bersikap acuh tak acuh mengenai kondisi perekonomian kami. Tidak jarang aku dan 7 saudara kandungku lainnya menangis hanya karena menahan rasa lapar.
Miskin menjadikanku pribadi yang keras
Sejak usiaku masih sangat muda, aku sudah
belajar untuk mencuri. Aku bergabung dengan anak-anak sekitar pasar yang sangat
akrab dengan pencurian dan perampokan. Semua orang ketakutan saat berurusan
denganku. Brutal adalah nama tengahku. Rasanya golok tidak pernah lepas dari genggamanku.
Kehidupan yang keras menjadikanku menginginkan
sesuatu yang lebih. Bohong kalau kehidupan jalanan tidak mengharuskanku jadi
orang yang lebih kuat lagi. Alasan ini juga yang mendorongku untuk mendatangi orang sakti untuk menjadikanku kebal dari serangan apapun.
Aku jadi kebal, tapi…
“Bisa saja, tapi ingat, kamu tidak akan bisa punya anak,” ucap si orang sakti tersebut. Tentu saja aku iyakan. Semua akan aku lakukan agar bisa menyambung hidup dan mengumpulkan rupiah demi rupiah. Orang sakti tersebut membekaliku dengan sesosok jin yang menjadikanku kebal. Pisau saja tidak bisa menyayatku. Hal ini membuatku jatuh ke dalam dunia hitam. Aku diperintahkan untuk terus tunduk pada jin yang ada dalam tubuhku ini.
Baca juga: Alkohol Jadi Candu Untuk Solusi Kegagapanku, Kini Tuhan Pakai Aku Sebagai Penginjil–Jerry
Memulai karir sebagai bandar narkoba
Setelah banyak ditakuti, aku belum merasa puas.
Aku pindah ke sebuah kota yang lebih besar, yaitu Kota Batam. Disana, aku
mencoba peruntunganku sebagai bandar narkoba. Jangan salah, saat itu aku bahkan dikenal sebagai seorang kurir narkoba internasional.
Menjadi seorang bandar narkoba tidak hanya
menjadikanku serba berkecukupan, tapi juga memberikanku banyak kesenangan. Kehidupanku jauh lebih baik dibandingkan saat aku berada di Medan dulu.
Hingga suatu hari, aku mendapatkan sebuah
panggilan kalau ada pemakai yang hendak membeli
dalam jumlah besar. Aku menunggu orang tersebut di depan rumah kosong sambil menikmati ganja yang aku hisap tipis-tipis.
Aku dijebloskan ke penjara
Tanpa aku sadari, ternyata ada polisi yang
meringkus aku dan temanku. Karena berada dalam pengaruh ganja, aku tidak bisa
berpikir dengan jernih. Aku langsung ditangkap dan dijatuhi hukuman 7 tahun penjara.
Hari-hari di penjara aku jalani dengan tanpa
pengharapan sama sekali. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.
Ditengah-tengah gelapnya penjara, aku mendengarkan suara aneh demikian, ‘kalau
mau hidup pergi ibadah.’ Hal ini sangat menggangguku. Bukan sekali dua kali suara ini terngiang dalam telingaku, frekuensinya cukup sering.
Sampai akhirnya aku memutuskan untuk datang ke
tempat ibadah. Duduk di pojok tanpa adanya harapan yang pasti. Aku melihat ada
seorang pendoa yang datang menghampiriku. Aku berdoa bersama-sama. Aku ingat
kata-katanya, bahwa ada kuasa dalam Kristus Yesus. Saat itu aku merasa kalau ada sesuatu yang keluar dari dalam tubuhku.
Aku terbebas dari ilmu hitam yang menjerat
jiwaku. Berbekal sebuah Alkitab yang diberi oleh pendoa tadi, aku mulai membaca
Alkitab. Kecintaanku pada Kristus dimulai dari sebuah ayat dari Wahyu 2:10, “…..Sesungguhnya
Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai…”
Ayat di atas membuatku menyadari kalau berakhirnya
aku di penjara ini semata-mata adalah pekerjaan iblis. Sejak saat itu
kehidupanku mulai berubah. Aku semakin dekat dan dekat lagi dengan Tuhan Yesus
Sang Juruselamat.
Keluarnya aku dari penjara juga menjadikan aku
keluar dari jeratan jahatnya si iblis. Mulai saat itu aku memulai komitmen
untuk terus berada di dalam Tuhan dan membawa banyak orang untuk mengenalnya.
Segala kutuk dipatahkan, sebab ada kuasa yang tidak terhingga dalam Kristus.
Kehadiran anakku adalah bukti kalau kuasa Tuhan jauh melebihi kuasa jahat
manapun.