Waktu Akan Terus Berlalu, Sudahkah Kita Menggunakannya Dengan Bijaksana?
Kalangan Sendiri

Waktu Akan Terus Berlalu, Sudahkah Kita Menggunakannya Dengan Bijaksana?

Inta Official Writer
      3870

"Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."

Mazmur 90:12

bacaan Alkitab setahun: Mazmur 52; Markus 2; Yesaya 57-58

Kemanakah waktu telah berlalu? Rasanya baru kemarin saya mengantarkan anak saya saat pertama kali melangkahkan kaki ke bangku sekolah dasar. Sekarang, hanya dalam hitungan hari mereka akan merantau untuk meneruskan studi mereka di perguruan tinggi.

Pada sebuah percakapan telepon bersama teman lama, kami membicarakan mengenai anak-anak yang tumbuh begitu cepat. Kini anak teman saya sudah menjadi seorang konselor di sebuah gereja, sementara anak saya baru mau memulai perjalanannya di perguruan tinggi.

Percakapan kami kemudian beralih ke sebuah rencana pensiun yang akan diambil oleh teman-teman sepermainan kami. Ada yang memutuskan untuk menghabiskan masa tua di sebuah desa, ada pula yang belum memiliki rencana apa pun di masa tuanya nanti.

"Aku sangat sedih saat ada orang terdekatku pindah," terang saya. "Tetanggaku, yang selalu ikut kumpul bersama kami setiap ada pertemuan keluarga selama 10 tahun berturut-turut, pindah ke provinsi lain minggu lalu karena pekerjaan barunya. 10 tahun pertemanan rasanya tidak cukup."

Percakapan tersebut jadi lebih panjang daripada yang saya kira. Membawa sebuah perenungan tersendiri buat saya kalau kehidupan memang berubah dan waktu terus berlalu.

Akhir musim lalu, sebuah pertemuan keluarga yang saya tunggu-tunggu telah berakhir saat saya merasakan kalau acara tersebut baru saja dimulai. Pada suatu sore, saya sibuk membolak balikkan foto album, dimana saya menemukan kumpulan foto semasa sekolah saya dulu.

Saya menyadari kalau beberapa dari mereka juga sudah ada yang dipanggil Tuhan. Beberapa dari mereka juga sudah ada yang dipanggil 'Nenek' atau 'Kakek'. Warna rambut mereka juga sudah berubah, bahkan ada yang sudah memutih seluruhnya. Saya kembali memandangi kalender, bertanya-tanya mengapa hari-hari ini terasa begitu cepat.

Waktu, dan perubahan yang mengiringinya tidak dapat kita hindari. Ada orang yang bertanya-tanya mengenai jurusan yang harus ia ambil saat perguruan tinggi nanti, sementara tidak lama kemudian ia mulai bertanya-tanya mengenai bagaiman ia akan menghabiskan masa tuanya. Bayi yang dulu kita gendong kemanapun, tanpa terasa akan menjadi seorang istri dan ibu dari cucu-cucu kita.

Dalam musim kehidupan, Pengkhotbah 3:1 mengingatkan kita, "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya."

Lalu, apa yang harus kita lakukan terhadap waktu yang kini kita miliki? Mazmur 90:12 di atas mengingatkan kita untuk menggunakan waktu dengan bijaksana. Hari-hari kita akan berlalu, dan kita akan terus berjalan melalui setiap masa kehidupan kita. Waktu sendiri adalah anugerah Tuhan. Akahkah kita menggunakan waktu ini secara bijaksana?

Dalam setiap keputusan, marilah kita mencari jalan kehidupan lewat firman Tuhan, berdoa untuk memperluas wawasan kita, mencari nasihat dari teman-teman yang dekat dengan Tuhan, dan menunggu untuk membuat keputusan yang bijaksana, bukan impulsif.

Hak Cipta © 2018 Marilyn Nutter, digunakan dengan izin.

 

Ikuti Kami