Sang Teladan, Ini 3 Pelajaran dari Yesus yang Bisa Dibagikan Pada Anak Soal Rela Berkorban
Sumber: Macmillan.com

Parenting / 20 August 2018

Kalangan Sendiri

Sang Teladan, Ini 3 Pelajaran dari Yesus yang Bisa Dibagikan Pada Anak Soal Rela Berkorban

Budhi Marpaung Official Writer
5163

Beberapa hari ini kita begitu terpesona oleh sebuah aksi heroisme dari seorang anak sekolah menengah pertama yang tinggal di Nusa Tenggara Timur, Yohanes Ande Kala. Joni – demikian ia biasa disapa – dengan begitu berani memanjat tiang bendera untuk membetulkan tali bendera yang putus pada saat peringatan 17 Agustus. Tanpa alas kaki, ia terus naik hingga mencapai ujung tiang bendera tanpa memikirkan keselamatan jiwanya.

Tindakan rela berkorban Joni sesungguhnya dapat kita temukan juga di dalam pribadi Yesus Kristus. Ia yang diutus Allah Bapa memberikan dirinya, mati untuk ganti dosa-dosa manusia sehingga manusia pada akhirnya bisa kembali dapat menikmati hubungan dengan Allah.

Pada hari ini kita akan sama-sama belajar dari Yesus tentang rela berkorban. Berharap hal ini kita akan ajarkan kepada anak kita sehingga dalam dirinya terbentuk sikap rela berkorban.

1. Yesus Tahu dan Mengerti Tujuannya Berkorban

Yesus tidak asal-asalan dalam mengorbankan dirinya. Dari sejumlah ayat kita mengetahui bahwa apa yang Ia lakukan ini adalah semata-mata untuk memastikan kehendak Tuhan jadi di muka bumi ini.

Yesus tidak sekedar tahu, tetapi ia mengerti. Jadi, walaupun ada pertentangan batin pada awalnya, tetapi akhirnya ia menaati kehendak Tuhan.

“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” (Lukas 22:42)

Manusia mustahil mau mengorbankan dirinya jika ia tidak tahu dan mengerti maksud dari apa yang ia mau lakukan tersebut. Menanamkan dari sejak dini tentang tujuan Allah bagi dunia kepada anak kita akan membangkitan kecintaan kepada Allah dan sesama manusia.  


2. Yesus, Pribadi yang rendah hati

Selain penuh kuasa dan pengurapan, Alkitab mencacat betapa Yesus juga adalah Pribadi yang rendah hati. Ia tidak melakukan sesuatu agar dipuji-puji orang lain. Ia tidak gila hormat atau sanjungan dari manusia.

Ketika banyak orang mengolok-olok tentang kuasa yang Ia miliki, Ia tidak tersinggung atau marah. Ia tetap mengikuti setiap proses kesengsaraan yang memang harus Ia lewati.

“Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!”” (Matius 27:39-40) 

3. Yesus membangun hubungan erat dengan Allah

Sebelum benar-benar mengorbankan diri untuk manusia, Yesus selalu membangun hubungan erat dengan Allah. Ini dapat terlihat dari kesediaan Yesus untuk lebih menaati kehendak Allah daripada kehendaknya.

Ketaatan terhadap kehendak Allah mustahil terjadi tanpa jalinan hubungan erat dengan-Nya sebelumnya.

Baca Juga: Mengapa Yesus Harus Naik ke Surga? Ini Jawaban Terbaik yang Bisa Kamu Bagikan Pada Anakmu!

Itulah tiga pelajaran yang bisa kita ambil dari sikap rela berkorban dari Yesus. Marilah kita mengajarkan keteladanan Yesus ini kepada anak-anak kita. Terpenting lagi adalah berilah keteladanan.

Rela berkorban tidak dapat terlihat dari perkataan. Ini hanya bisa diketahui lewat tindakan. 

Sumber : Jawaban.Com
Halaman :
1

Ikuti Kami