Ketika bahas soal hubungan di zaman millenial sekarang ini, kita bisa dengan mudah menemukan perbedaan pacaran
ala dunia dengan pacaran atau hubungan ala Kristen atau Alkitabiah. Mulai dari
pola pikir, cara berpacaran hingga motifnya jelas terlihat berbeda dari hubungan modern.
Yang pertama dan terutama adalah hubungan yang berdasarkan Alkitab adalah hubungan yang mengikutsertakan Yesus Kristus.
Alkitab berkata, "
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu
dalam hal saling membantu.Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:” (Efesus 4:2-3)
Jadi jelas sekali bahwa hubungan nggak cuma bekerja tapi mereka juga berakar dalam kasih.
Nggak cuma itu, Alkitab juga berkata: "Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang
dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri." (1 Korintus 6:18)
Jadi sebagai orang Kristen kita seharusnya tahu bahwa
imoralitas seks adalah dosa dan jika kita ingin membangun hubungan yang aman
dan mencerminkan Kristus, maka kita nggak boleh berbuat dosa terhadap tubuh
kita atau tubuh orang lain. Lalu gimana itu cara berkencan atau berpacaran "Kristen" agar berbeda dari metode kencan modern zaman sekarang ini?
Berikut caranya :
1. Motifnya jelas harus berbeda
Ada perbedaan yang signifikan dalam hal pacaran secara Alkitabiah dengan zaman modern sekarang, khususnya itu berkaitan dengan motif.
Jika kamu berpacaran dengan metode Alkitabiah maka motif yang
sebenarnya yang harus kamu miliki adalah menemukan pasangan hidup. Alasan kamu
berkencan dengan pria atau wanita haruslah didasarkan keyakinan kamu bahwa hubungan kalian ini akan mengarah kepada pernikahan.
Kalau berpacaran modern justru berbeda. Pacaran ini rentan
memiliki tujuan yang tak memikirkan pernikahan bahkan pernikahan bukanlah tujuannya.
Mungkin secara sosial pacaran dianggap biasa
sebagai bentuk "hanya untuk bersenang-senang" dan bahkan menjalaninya
bisa dengan santai, sama-sama mengembangkan hubungan secara emosional, dan bahkan fisik, padahal nggak ingin menikahi. Namun gaya pacaran seperti ini bukanlah pacaran yang Alkitabiah.
2. Pola pikir juga jelas berbeda
Perbedaan lain dalam hal berpacaran Alkitabiah dan modern adalah pola pikir.
Pola pikir yang dimiliki pasangan ketika sudah membangun
hubungan bisa sangat berbeda. Banyak hubungan zaman sekarang mengambil
pendekatan dengan sangat egois. Hubungan mereka berpusat di sekitar kebutuhan dirinya sendiri dan bahkan bertentangan dengan kebutuhan pasangan.
Malah yang sering terjadi adalah adanya rasa takut ketika ingin berkomitmen karena tidak yakin apakah yang
di pacari adalah orang yang tepat. Sedangkan hubungan berdasarkan Alkitabiah menjadikan pola pikirnya berpusat pada Kristus.
Hubungan ini nggak dibangun dengan berpusat pada keegoisan
namun justru bergerak untuk saling belajar menjadi pria atau wanita yang saleh seperti yang di defenisikan oleh Firman Allah.
3. Percakapan yang dilakukan juga berbeda
Dalam hubungan yang didasarkan dengan Alkitab, topik ,
komunikasi dan frekuensi percakapan, semuanya didasarkan oleh keinginan untuk
menjadi lebih akrab satu dengan yang lain dengan harapan agar semakin nyambung dan terikat dalam pernikahan.
Percakapan biasanya dilakukan dengan nyata, bukan palsu atau
menipu, namun justru membangun. Nah, kalau hubungan modern biasanya jauh dari
kebiasaan nyata seperti ini karena yang dikejar bukanlah komitmen sepenuhnya,
sehingga tak ada keinginan untuk berkenalan secara mendalam dengan pasangan atau orang yang dikencaninya itu.
Mengapa ada banyak pacaran zaman sekarang yang berujung pada emosional karena hanya membahas sesuatu yang tak berkualitas.
4. Metode berpacaran yang dilakukanpun sangatlah berbeda
Yap, dalam pacaran didasarkan Alkitabiah, komitmen datang
sebelum keintiman. Sebaliknya dalam hubungan modern, justru keintiman terjadi bahkan sebelum serius berkomitmen.
Sehingga mengapa dalam hubungan modern, sering sekali kita
menemukan pasangan akan berhubungan secara fisik dan emosional dengan intim
sebelum mereka menentukan apakah pernikahan itu masuk akal dan harus dilakukan
oleh mereka berdua. Hal ini sama sekali tidak dilakukan oleh mereka yang membangun hubungan berdasarkan Alkitabiah.
Karena secara Alkitabiah,
seharusnya komitmen muncul sebelum melakukan hubungan yang lebih intim. Dan
marilah kita menjaga isi firman seperti yang dikatakan di 1 Timotius 5:1-2: "...Tegorlah orang-orang muda sebagai
saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda
sebagai adikmu dengan penuh kemurnian."
Yap, kita harus memperlakukan pasangan kita seperti saudara kita
sebelum kita menikahinya. Sebagaimana kita harus saling menjaga kemurnian
pikiran, tubuh dan roh dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal
yang tak benar.