Salah satu hal yang bikin kita jauh dengan
Tuhan adalah rasa takut. Alkitab menyebutkan dua tipe rasa takut. Tipe pertama
adalah rasa takut yang bermanfaat dan harus didorong. Tipe kedua adalah rasa takut yang merugikan dan harus diatasi.
Rasa takut akan Allah masuk pada tipe pertama.
Rasa takut ini tidak sama dengan rasa ngeri atau khawatir akan sesuatu. Justru
rasa takut ini menunjukkan sikap kagum dan hormat akan pribadi Allah. Takut
akan Allah merupakan awal dari hikmat dan mengarahkan kepada pengertian yang baik (Mzm 111:10).
Tipe rasa takut yang kedua adalah berupa roh
ketakutan, yang sama sekali tidak punya manfaat dalam diri kita. Hal ini dapat menjauhkan
kita dari Tuhan. Sebab ketakutan jenis ini membuktikan kalau kita ragu dengan
Tuhan. Ada banyak orang yang menyatakan yakin dengan janji dan penyertaan Tuhan,
tapi dalam praktiknya sering meragukan Tuhan karena besarnya masalah yang dihadapinya.
Selain membuat kita jauh dariNya, berikut
adalah 4 alasan lain kenapa kita seharusnya tidak boleh merasa takut yang berada dalam tipe kedua.
1. Rasa takut sering dipakai iblis untuk menjatuhkan orang percaya
Rasa takut yang diam dalam diri kita sering
membuat kita tidak terkendali dan mulai meragukan penyertaan Tuhan. Ketakutan
juga membuat kita sulit mempercayai harapan yang ada dalam Kristus. Saat ada roh ketakutan dalam diri kita, tanpa sadar kita jadi pribadi yang lumpuh.
Kita nggak lagi bisa produktif dan cenderung
merasa segala yang dilakukan sia-sia. Tuhan mau kita menjadi pribadi yang kuat,
seperti dalam Yosua 1:9, “Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan
teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi”
2. Tuhan tidak pernah sekalipun memberikan roh ketakutan dalam diri kita
Alkitab
dengan tegas menyatakan kalau Tuhan tidak pernah sekalipun memberikan roh
ketakutan dalam diri kita. Hal ini tertulis dalam 2 Timotius 1:7, "Sebab
Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."
3. Roh ketakutan cuma ada buat mereka yang ‘kecil’
Rasa takut yang ada dalam diri kita membuktikan
kalau kita bukanlah pribadi yang berani. Coba deh, bayangkan kalau Daud akhirnya nggak berani melawan Goliat, bagaimana nasib orang Israel kemudian?
Columbus yang menemukan Benua Amerika dimulai
dari keberaniannya untuk mengambil jalur pelayaran yang tidak biasa. Kita diliputi
rasa takut saat merasa tidak mampu, tidak bisa, atau kurang pengalaman.
Padahal, perasaan tersebut tidak menentukan siapa kita. Itu hanyalah sebatas perasaan yang harus kita hilangkan.
4. Kita punya Allah sebagai perisai, gada dan tongkat kita
Masih ingat saat Abraham tidak juga memiliki
keturunan? Saat itu Tuhan berfirman dalam Kejadian 15:1b, “Janganlah takut,
Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.” Tuhan kita adalah sama
seperti Tuhan yang dimiliki oleh Abraham, sehingga Tuhan juga adalah perisai buat kita sebagai anak-anakNya.
Mazmur 23:4, “Sekalipun aku berjalan dalam
lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gadaMu dan
tongkatMu, itulah yang menghibur aku.” Fungsi dari gada dan tongkat adalah untuk
melindungi kawanan domba. Saat Daud merasa ketakutan, ia ingat kalau ada Tuhan
yang merupakan gembalanya yang senantiasa menjaganya dengan gada dan
tongkatNya.
Saat kita mulai dipenuhi oleh rasa takut, maka
lawankan dengan kebenaran dari Tuhan kalau Ia akan memelihara dan memberikan
damai sejahtera buat kita. Roh Tuhan yang diam di dalam kita jauh lebih besar
kuasanya dibandingkan dengan rasa takut. Untuk itu, kini kita tidak punya lagi
alasan untuk merasa takut.