Di suatu siang sekitar tahun
1961, ada seorang wanita bernama Donna Tressler yang sedang menonton sebuah
pertandingan softball bersama teman-teman disekolahnya. Sebelum permainan
dimulai, karena takut terjatuh atau hilang, Donna melepas sebuah cincin emas bermata
rubi dan menyimpannya di dalam saku. Berkali-kali Donna memastikan bahwa cincin
berharga tersebut berada di dalam saku dengan aman.
Pertandingan softball berlangsung
dengan sangat seru sehingga Donna hanyut dalam acara tersebut. Sorakan, dukungan
dan lagu-lagu penyemangat tim dinyanyikan oleh mereka yang duduk di bangku penonton. Setelah pertandingan selesai, Donna langsung pulang ke rumah.
Tidak lama setelah ia membuka
pintu masuk rumah, ia langsung teringat akan cincin yang diletakkan di sakunya.
Sayangnya, ia tidak bisa menemukan apapun. Setiap saku baju olahraga yang
dikenakannya di periksa. Ia tidak menemukan cincin bermata ruby yang cantik
itu. Donna langsung berlari menyusuri sepanjang jalan pulang, kemudian pergi memeriksa tiap sudut lapangan. Tidak ada apa pun.
Cincin tersebut sangat bernilai
di mata Donna setiap orang yang ada di
kelasnya menggunakan cincin tersebut sebagai bentuk persahabatan. Bagi Donma
dan teman-teman sekelasnya, cincin tersebut akan selalu mempersatukan mereka meski telah berpisah dan mengejar mimpi mereka masing-masing.
Setiap harinya, Donna selalu
menyempatkan waktu untuk menelusuri lapangan, dari sudut ke sudut untuk
menemukan cincin itu. Tanpa terasa, 20 tahun sudah lamanya ia mencari cincin yang telah hilang tersebut.
Kini, 50 tahun sudah Donna
kehilangan cincin yang merupakan lambang kebersamaan dan persahabatan.
Tiba-tiba ada seorang pria yang menelepon Donna dan mengatakan kalau ia
menemukan cincin emas yang sangat bernilai bagi Donna itu dan hendak mengembalikannya.
Pria tersebut adalah Robert
Nessem. Robert mengaku menemukan cincin Donna di lapangan sekolahnya dan ingin
mengembalikannya sejak pertama kali ia menemukannya. Sayangnya, tidak ada
petunjuk lain yang menunjukkan kepemilikan cincin Donna selain inisial DLT.
Setelah mencari di buku tahunan, Robert menyadari kalau DLT yang dimaksud adalah
Donna. Ia mencoba untuk menghubungi nomor yang tertera di buku tahunan, tapi nomor tersebut tidak lagi aktif.
Setelah usianya menginjak 59
tahun, Donna menemukan cincin yang bernilai baginya. Ia sangat bahagia akan hal ini hingga menitikkan air mata saat menerimanya.
Perenungan
Lukas 15:8-10, "“Atau
perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di
antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?
Dan kalau ia telah menemukannya,
ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata:
Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah
kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga
akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”
Seperti perempuan dengan dirham
yang hilang, Donna sangat sedih ketika kehilangan cincinnya. Bukan karena harga
dirham tersebut yang berharga, melainkan adalah nilainya. Seperti Bapa kita di
surga, kita adalah pribadi yang saagat berharga dimataNya. Ia akan mencari-cari
anakNya yang hilang seperti perempuan dalam perumpamaan maupun Donna.
Tuhan tidak akan tinggal diam
saat menyadari kalau kita tersesat. Melalui Tuhan Yesus, Bapa di surga mencari
setiap kita yang terhilang. Untuk itulah kita dipanggil untuk ikut serta dalam
pelayanan agar menemukan setiap mereka yang hilang.