"Eh, Ta, liat deh, kok dia
kelihatannya jutek banget ya?" Ucap seorang teman setelah berjabat tangan dengan orang baru yang masuk di kantor kami.
"Oh ya? Eh iya, ya. Kalau dulu aku pertama
kali masuk, apa pendapatmu tentangku?" Tanyaku balik. Sambil berlalu,
temanku tadi tertawa, "Ya sama, kamu juga dulu kelihatan jutek banget,
sih." Kemudian kami tertawa. Siapa sangka kalau yang dikira jutek
olehnya justru kini jadi teman baik.
Ketika kita berada di sebuah
pesta pernikahan atau di kantor dan menemui orang baru, disadari atau tidak, kita sering menilai seseorang sejak pertemuan pertama. Cara
tertawa, cara bicara, hal apa yang diceritakannya, semua akan membentuk sebuah presepsi tentang orang tersebut.
Seperti saya dan teman saya, seberapa sering kesan pertama kita pada seseorang terbukti kebenarannya?
Kesan pertama yang kita berikan
kepada orang lain sering menahan kita untuk menjalin hubungan dengannya.
Sebagai orang percaya, Tuhan jelas tidak menginginkan hal ini sebab jangankan mata yang digunakan untuk melihat, hati kita saja bisa salah.
Kesan pertama bukanlah sebagai ajang
penghakiman atas orang lain, berikut adalah 3 alasan lain kenapa kita harus berhenti dari kebiasaan ini.
1. Setiap orang punya kebiasaan untuk menahan diri
Tidak semua orang langsung bisa menunjukkan
keasliannya pada kesan pertama. Kita saja sering menahan diri dengan orang yang
baru kita temui, bagaimana dengan orang lain? Ada orang yang sangat berhati-hati dengan setiap ucapannya pada orang yang baru mereka kenal.
Penampilan wajah yang tegas serta nada suara
yang cukup tinggi tidak selalu berarti kalau orang tersebut jutek dan tidak
menyenangkan. Kita harus bisa menerima kalau setiap orang yang baru kita temui
punya kewaspadaannya tersendiri untuk mengungkapkan siapa diri mereka yang sebenarnya kepada kita.
2. Tidak ada pribadi yang sama
Tidak semua orang harus kita kotak-kotakan pada suka atau tidak suka. Ada orang yang bisa menempatkan diri untuk bercanda dan serius, ada juga yang menyebalkan dan sensitif. Keragaman dari sifat seseorang tidak seharusnya membuat kita menempatkan mereka pada kotak suka atau kotak tidak suka. Kesan pertama yang diberikan orang tersebut seharusnya menjadi sebuah contekan buat kita mengenal lebih dekat siapa mereka, bukan menjadi label yang melekat pada diri mereka selamanya.
Baca juga: Penting Buat Jaga Hubungan, Ini 4 Cara Mengasah Kepekaan Yang Kita Miliki
3. Penilaian kita bisa memengaruhi pandangan orang lain
Beberapa orang ada yang sangat mudah
dipengaruhi. Saat kita melayangkan penilaian atas seseorang lewat kesan
pertamanya dan menyampaikan hal tersebut pada orang lain, maka bukan hal yang
tidak mungkin kalau orang lain juga akan memiliki penilaian yang sama dengan kita.
Lalu, kalau orang tersebut tidak menyetujui
penilaian atas orang baru tersebut, maka bisa jadi inilah giliran dirinya yang
menilai kita. Mungkin mereka akan menilai kita sebagai pribadi yang tidak
menyenangkan karena telah menilai orang lain.
Penilaian kita terhadap orang lain bisa saja
salah. Firman Tuhan berkata untuk tidak menghakimi atau mengukur orang lain
dengan ukuran kita. "Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk
menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan
diukurkan kepadamu." (Matius 7:2).