Bukan Sebagai Ajang Penghakiman, Stop Menilai Orang Lewat Kesan Pertama, Ini 3 Alasannya!
Sumber: http://www.360healthconnection.com/wp-co

Single / 9 August 2018

Kalangan Sendiri

Bukan Sebagai Ajang Penghakiman, Stop Menilai Orang Lewat Kesan Pertama, Ini 3 Alasannya!

Inta Official Writer
1651

"Eh, Ta, liat deh, kok dia kelihatannya jutek banget ya?" Ucap seorang teman setelah berjabat tangan dengan orang baru yang masuk di kantor kami.

"Oh ya? Eh iya, ya. Kalau dulu aku pertama kali masuk, apa pendapatmu tentangku?" Tanyaku balik. Sambil berlalu, temanku tadi tertawa, "Ya sama, kamu juga dulu kelihatan jutek banget, sih." Kemudian kami tertawa. Siapa sangka kalau yang dikira jutek olehnya justru kini jadi teman baik.

Ketika kita berada di sebuah pesta pernikahan atau di kantor dan menemui orang baru, disadari atau tidak, kita sering menilai seseorang sejak pertemuan pertama. Cara tertawa, cara bicara, hal apa yang diceritakannya, semua akan membentuk sebuah presepsi tentang orang tersebut.

Seperti saya dan teman saya, seberapa sering kesan pertama kita pada seseorang terbukti kebenarannya?

Kesan pertama yang kita berikan kepada orang lain sering menahan kita untuk menjalin hubungan dengannya. Sebagai orang percaya, Tuhan jelas tidak menginginkan hal ini sebab jangankan mata yang digunakan untuk melihat, hati kita saja bisa salah.

Kesan pertama bukanlah sebagai ajang penghakiman atas orang lain, berikut adalah 3 alasan lain kenapa kita harus berhenti dari kebiasaan ini.

1. Setiap orang punya kebiasaan untuk menahan diri

Tidak semua orang langsung bisa menunjukkan keasliannya pada kesan pertama. Kita saja sering menahan diri dengan orang yang baru kita temui, bagaimana dengan orang lain? Ada orang yang sangat berhati-hati dengan setiap ucapannya pada orang yang baru mereka kenal.

Penampilan wajah yang tegas serta nada suara yang cukup tinggi tidak selalu berarti kalau orang tersebut jutek dan tidak menyenangkan. Kita harus bisa menerima kalau setiap orang yang baru kita temui punya kewaspadaannya tersendiri untuk mengungkapkan siapa diri mereka yang sebenarnya kepada kita.

2. Tidak ada pribadi yang sama

Tidak semua orang harus kita kotak-kotakan pada suka atau tidak suka. Ada orang yang bisa menempatkan diri untuk bercanda dan serius, ada juga yang menyebalkan dan sensitif. Keragaman dari sifat seseorang tidak seharusnya membuat kita menempatkan mereka pada kotak suka atau kotak tidak suka. Kesan pertama yang diberikan orang tersebut seharusnya menjadi sebuah contekan buat kita mengenal lebih dekat siapa mereka, bukan menjadi label yang melekat pada diri mereka selamanya.

Baca juga: Penting Buat Jaga Hubungan, Ini 4 Cara Mengasah Kepekaan Yang Kita Miliki

3. Penilaian kita bisa memengaruhi pandangan orang lain

Beberapa orang ada yang sangat mudah dipengaruhi. Saat kita melayangkan penilaian atas seseorang lewat kesan pertamanya dan menyampaikan hal tersebut pada orang lain, maka bukan hal yang tidak mungkin kalau orang lain juga akan memiliki penilaian yang sama dengan kita.

Lalu, kalau orang tersebut tidak menyetujui penilaian atas orang baru tersebut, maka bisa jadi inilah giliran dirinya yang menilai kita. Mungkin mereka akan menilai kita sebagai pribadi yang tidak menyenangkan karena telah menilai orang lain.

Penilaian kita terhadap orang lain bisa saja salah. Firman Tuhan berkata untuk tidak menghakimi atau mengukur orang lain dengan ukuran kita. "Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."  (Matius 7:2).

Sumber : elitedaily
Halaman :
1

Ikuti Kami