Ali Mochtar Ngabalin : Tak Ada Tempat di Indonesia untuk Politik Identitas
Sumber: Pewarna Id

Nasional / 8 August 2018

Kalangan Sendiri

Ali Mochtar Ngabalin : Tak Ada Tempat di Indonesia untuk Politik Identitas

Budhi Marpaung Official Writer
2342
Yayasan Komunikasi Indonesia (Yakom) dan Persatuan Wartawan Indonesia (Pewarna Id) menyelenggarakan talkshow edukatif dengan tema, “Warna Politik Untuk Keberagaman Indonesia” dengan menampilkan narasumber tunggal Dr Ali Mochtar Ngabalin dan dimoderatori oleh Dr Bernard Nainggolan, Selasa (7/08/2013) di gedung Yayasan Komunikasi Indonesia, Jalan Matraman 10A, Jakarta Timur.

Ali Mochtar Ngabalin menyebutkan ada beberapa variabel penting sebagai tanda orang beriman dalam membangun NKRI. Indonesia terdiri dari beragam suku tetapi hidup rukun dan damai. “Karena itu jangan terlihat alim di depan, tetapi teriak yang jelek di belakang. Tidak bolehlah jadi orang-orang yang munafik dan muslihat,” ujarnya memperingatkan. 

Variabel tersebut antara lain Believe in God, Knowledge Intellectual, dan variabel Human Resources.  “Di Alkitab ada beberapa kali Rasul Paulus menyebutkan soal ilmu pengetahuan. Di Al'Quran juga gitu, ada bicara intelektual bagi orang beriman,” imbuhnya. Oleh karena itu, menurut Ngabalin, kita semua harus buka komunikasi yang linier. 


(Ilustrasi)

Selanjutnya, Indonesia memiliki peradaban atau budaya (culture). Kalau ada pihak yang mau mengganti presiden tidak sesuai dengan prosedur,  itu berarti tidak punya peradaban atau tidak ada peradaban. Perlu menyiapkan legasi  baru dengan generasi baru. Semua agama harus bekerjasama dan bersatu untuk mempersiapkan generasi baru untuk kemajuan Indonesia. Dikisahkan, “Saat Jokowi-JK menang seperti ditetapkan MK pemilu 2014, saya langsung katakan itu berarti final and  binding. Karena itu kita harus terima itu sebagai satu kenyataan. Saya yakin Tuhan terlibat mengangkat Jokowi- JK. Saya katakan silahkan mendukung beri sumbangsih atau memilih oposisi. Saya waktu itu direktur politik KMP lho,” ujarnya menjelaskan posisinya pada pemilu 2014 yang secara gentle menerima putusan MK.

Staf Ahli Utama Kantor Sekretariat Presiden merasa perlu menegaskan bahwa pengembangan sumber daya manusia jangan dianggap sepele, itu sangat penting. “Jangan berharap dapat tempat atau posisi yang bagus kalau tanpa ilmu yang baik,” tukasnya. Variabel sumber daya manusia itu penting. Karena itu, anak-anak Indonesia harus disiapkan sekolah di tempat-tempat bagus. “Setiap orang tua pasti ingin anak-anak lebih baik darinya. Itu juga pesan dari Musa dari para nabi,” kata Alumni Fakultas Komunikasi Universitas Indonesia ini. Dengan adanya human resources yang baik dan handal, maka pada akhirnya lahir young generation yang kemudian dapat  berperan membangun bangsa Indonesia.

Baca Juga: PGI Himbau Semua Pihak Hindari SARA Dalam Pilkada

Ali Mochtar Ngabalin yakin mendukung Jokowi untuk melanjutkan dua periode di masa jabatannya sebagai Presiden RI. “Jokowi orang baik. Dia berdiri di atas semua golongan dan suku. Dia telah bekerja dan berkarya bagi Indonesia. Karena itu perlu dia dipilih untuk kembali memimpin bangsa Indonesia. Begitu besarnya badai fitnah dan kebencian ditujukan kepada Jokowi, tetapi beliau kuat karena kedahsyatan Allah membelanya.” 

Terkait politik identitas dan SARA, Ngabalin mengingatkan bahwa semua pihak yang membawa unsur SARA dalam pemilu mendatang, Bawaslu harus tegas menindak. Indonesia ini hidup dalam keberagaman bahkan sejak dahulu kala. “Pengalaman pilkada di Jakarta, tidak boleh lagi terulang dan terjadi di Indonesia. Baru pertama kali dalam sejarah Indonesia yang seperti yang terjadi pada Ahok. Pengalaman DKI juga telah membawa dampak buruk ke daerah-daerah. Kita harus percaya masa depan Indonesia ke depan tidak ada tempat politik identitas tidak,”pungkasnya.
Sumber : Pewarna Indonesia
Halaman :
1

Ikuti Kami