Tanggal hari pemilihan legislatif
dan presiden pada 17 April 2019 mendapat keberatan dari masyarakat di Flores
Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur. Seperti disampaikan pejabat tertinggi di
Flotim Bupati Antonius Hubertus Gege Hadjon, pada tanggal tersebut, masyarakatnya sedang merayakan Rabu Trewa dalam perayaan besar Semana Santa di Larantuka.
"Kita inginkan perubahan secara nasional demi kehidupan beragama di Indonesia. Hari Rabu 17 April itu Hari Rabu Trewa di Flotim, tapi semua umat Kristen di Nusantara juga sibuk persiapan paskah," ujar Anton seperti dikutip dari Pos-Kupang.Com.
(Bupati Flotim Anton / Sumber: Pos-Kupang)
Anton menjelaskan bahwa di
daerah Kristen termasuk di NTT, panitia pemilihan legislatif dan presiden pasti adalah panitia di gereja.
“Ini akan sangat mengganggu dan kita minta perubahan secara nasional,” papar Anton.
Menurut Anton, dirinya telah mengadakan rapat dengan seluruh elemen masyarakat di Flotim termasuk di dalamnya Uskup Larantuka, Ketua PGI Flotim, Ketua MUI Flotim, Ketua FKUB Flotim, pimpinan partai-partai, tokoh agama dan tokoh masyarakat daerah. Pertemuan itu digelar pada Kamis, 2 Agustus 2018 di Aula Setda Flotim.
Baca Juga: Kata Alkitab: Pacaran Beda Agama, Boleh Gak Sih?
Sebagai tindaklanjut
pertemuan diantara seluruh elemen masyarakat di Flotim, Anton mengaku telah
membuat format surat yang akan disampaikan kepada KPU pusat dan Presiden Joko
Widodo.