Pernikahan mempersatukan kita dan
pasangan menjadi satu. Alkitab mencatat mengenai hal pertama yang kita pelajari
mengenai pernikahan adalah untuk menghindari kesepian. Tuhan berkata dalam Kejadian 2:18a, "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja.."
Kesepian bisa mempengaruhi
kehidupan pernikahan kita, dan hal ini bukanlah sesuatu yang bisa kita hindari.
Penting buat kita untuk mengenali tanda-tanda kesepian baik dari pihak kita
maupun pasangan dan bagaimana menyikapi perasaan kesepian tersebut. Berikut adalah 3 waktu dimana kesepian kerap datang.
1. Setelah bulan madu
Sebagai pasangan baru, kita mulai berpikir
mengenai bagaimana cara memiliki kehidupan rumah tangga yang stabil dan lebih
baik. Cara untuk memenuhinya adalah dengan bekerja dengan jauh lebih keras lagi.
Tidak sedikit pasangan baru yang memilih untuk
sama-sama bekerja. Hal ini membuat perasaan bahagia atas bulan madu menjadi samar. Kesibukan masing-masing bisa mengantarkan kita pada perasaan kesepian.
Perasaan yang sama juga bisa dirasakan oleh istri
yang memilih untuk tinggal di rumah. Keadaan single dimana ia masih ditemani
oleh keluarga dan teman-teman kini harus digantikan dengan pekerjaan rumah, hal ini sering membuatnya merasa kesepian dan bosan.
2. Kehadiran anak
Kita amat merindukan kehadiran buah hati dan
saat akhirnya ia lahir, perasaan bahagia akan meletup-letup dalam diri kita.
Namun, keberadaan seorang bayi juga menjadi awal malam-malam panjang yang
dipenuhi dengan tangisan, rasa khawatir karena tidak bisa menjadi orang tua
yang baik, pengelolaan rumah tangga yang masih perlu dipelajari, dan masih banyak lagi.
Lelah membuat kita dan pasangan sering
mengabaikan satu sama lain, dimana hal ini bisa membuat kita merasa kesepian.
Kalau kita tidak memberi perhatian pada hubungan pernikahan, maka akan ada jarak emosional antara kita dan pasangan.
3. Ketidakhadiran anak-anak di rumah
Memang sekarang ada gawai yang bisa kita pakai untuk berkomunikasi. Namun hal ini tidak bisa menggantikan keberadaan fisik dari orang-orang terkasih di rumah. Saat kita sudah terbiasa dengan kehadiran anak-anak, tawa, senang, celotehan mereka, tapi kemudian mereka harus pergi meninggalkan kita karena sekolah atau pekerjaan, rumah menjadi sepi. Sebagai pasangan, situasi ini membuat kita jadi kebingungan tentang apa yang menjadi minat dalam rumah. Perasaan sepi sering membuat konflik terjadi antara kita dan pasangan.
Baca juga: Pasif Agresif Sering Bahayakan Hubungan, Kenali 3 Ciri Dan Cara Mengatasinya
Untuk mengatasi hal-hal di atas, kita bisa melakukan tiga tips ini.
Jujur. Buat yang merasa sendiri dan
kesepian, mengungkapkan keinginan kita pada pasangan bisa menjadi satu cara
untuk mengatasinya. Dengan berbagi, kita bisa mencari langkah mana yang harus
diperbaiki. Jujur mengenai perasaan juga penting untuk mengelola hubungan pernikahan menjadi jauh lebih baik.
Buat batasan. Bagi pasangan muda, hal ini bisa
berarti membatasi kapan kita bisa menghabiskan waktu bersama dengan teman atau keluarga.
Buat waktu khusus
untuk dihabiskan bersama. Buatlah waktu dimana kita menghabiskan waktu bersama. Misalnya berdoa
bersama, menjadwalkan kencan berdua, dan lain sebagainya. Hal ini bisa menjalin
kedekatan dengan pasangan lebih dalam lagi.
Kesepian di tengah-tengah pernikahan adalah
sebuah fakta yang harus kita hadapi. Meskipun kita mendapati pasangan tidur di
kasur yang sama, nggak sedikit pasangan yang tetap mengeluh kesepian. Lewat
kejujuran, membatasi diri dan menjadwalkan waktu bersama bisa mengubah kesepian
menjadi kehidupan pernikahan yang lebih berwarna.