Buah Manis Yang Tuhan Berikan Atas Penantian 11 Tahun Untuk Buah Hatiku, Lisma
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=8xEaS9Id

Family / 31 July 2018

Kalangan Sendiri

Buah Manis Yang Tuhan Berikan Atas Penantian 11 Tahun Untuk Buah Hatiku, Lisma

Inta Official Writer
4724

Siapa sih pasangan menikah yang tidak ingin dikaruniai anak? Aku dan suami rindu akan kehadiran anak ditengah-tengah keluarga kecil kami. Bertahun-tahun lamanya kami tidak juga diberikan anak. Menginjak usia pernikahan yang ke delapan tahun, akhirnya aku hamil. Penantian panjang ini segera berakhir, perasaan bahagia, lega dan damai sejahtera memenuhi hatiku.

 

Aku dan suami mengunjungi dokter secara berkala, sampai pada usia janin menginjak angka 2 bulan, dokter menjelaskan kalau aliran darah ke jantung anak kami tidak berfungsi dengan baik, juga panjang janin kami yang tidak bertambah.

Disimpulkan kalau janin yang ada dalam rahimku tidak berkembang membuat dokter mengambil keputusan untuk melaksanakan operasi kuret. "Aku tidak mau," adalah kalimat yang aku ungkapkan pada suami. Perasaan tidak adil menyelimuti perasaanku, delapan tahun aku meminta pada Tuhan, aku menunggu kehadiran anakku, tapi sekarang Tuhan ambil begitu saja.

Kesedihan itu pasti, aku menangis sejadi-jadinya bersama suami. Esok paginya kami memutuskan untuk melaksanakan operasi ini. Perasaan malu juga menghampiri kami, apalagi setelah bersaksi di hadapan banyak orang soal berkat Tuhan yang tercurah melalui anak kami ini.

Butuh waktu yang cukup lama bagiku menerima keadaan tersebut. Dua tahun setelahnya, aku berkomitmen untuk menjalankan sebuah program hamil. Doa dan usaha yang dilakukan olehku dan suami membuahkan hasil yang manis.

Aku hamil. Akhirnya aku bisa merasakan ada jantung yang berdetak dalam rahimku. Segala macam persiapan telah kami lakukan, mulai dari pemeriksaan rutin, kondisi materi, sampai mempersiapkan perlengkapan bayi.

Baca juga: Hati Anakku Hancur, Kain Kasa Terpaksa Disematkan Dalam Perutnya!

Nampaknya Tuhan belum mau memberi nafas lega untukku, sebab malam itu, pada usia janin yang berusia delapan minggu, aku mengalami pendarahan pada pukul 4 dini hari. Aku merasakan ada sesuatu yang keluar dari dalam perutku.

Ketakutan melingkupiku, pikiranku dibawa pada saat dimana aku menjalani operasi kuret. Sakitnya luar biasa. Namun Tuhan sangat baik, setelah menjalani beberapa pemeriksaan, kami mendapati kalau kondisi janin tidak ada suatu kekurangan apapun.

Dokter mengatakan kalau ini merupakan embrio ketiga yang tidak berkembang. Masih ada harapan, ungkapku. Saat itu juga kami langsung bisa mendengar detak jantung buah hati kami. Perasaan bahagia yang meletup-letup tidak bisa kami ungkapkan kecuali melalui air mata.

Aku menjaga bayi yang ada dalam kandunganku, dengan asupan makanan yang baik, rajin kontrol ke dokter, kami juga membawa mereka ke dalam doa. Sampai suatu waktu, ketik ausia kehamilan menginjak usia 28 minggu, dokter mengatakan kalau tali pusar anakku telah keluar, sehingga mereka harus segera melakukan persalinan. Dengan kata lain, anakku harus dilahirkan secara prematur.

Sepanjang jalan dari ruang perawatan sampai ruang operasi, hanya satu ayat yang ada dalam hidup, bahwa tidak ada yang baik padaku selain Tuhan. Bukan hanya ketakutan pada masa operasi, kami juga takut mengenai kondisi bayi kami setelah lahir.

Anak kami terlahir kembar, dengan berat hanya 800 gram, cukuplah hanya kedua tangan kami menggendongnya. Karena terlalu kecil, mereka harus menjalani perawatan dan terpisah dariku sebagai ibu. Suamiku berbisik, "Anakku, meskipun engkau kecil, Tuhan Yesus yang besar akan memelihara engkau jadi anak yang normal pada waktunya."

Karena kelahiran prematur, salah satu anakku mengalami ASD, dimana ada pembuluh di dalam jantung yang belum tertutup rapat. Hal ini menyebabkan ia harus segera di operasi. Dengan bayi berukuran kecil, tidak tega rasanya aku mengetahui bagian punggungnya harus dibedah.

Saat itu suamiku hanya bisa menguatkanku dengan mengatakan kalau ada Tuhan yang selalu bersama-sama dengan kami. Operasi berjalan dengan baik. Sebelas tahun lamanya aku dan suami menantikan kehadiran buah hati, karena kebaikan Tuhan, kini mereka hadir ditengah-tengah kami.

Tuhan selalu menolong tepat pada waktunya. Aku bersyukur bahwa Tuhan Yesus telah memberikan kekuatan kepadaku setiap hari, ketika proses yang kami alami terasa sulit, aku percaya tidak ada satupun yang bisa kami lewati tanpa kehadiran Tuhan Yesus ditengah-tengah keluarga kami.

Sumber : jc channel
Halaman :
1

Ikuti Kami