Perilaku Konsumtif, Label Masyarakat Yang Bikin Kita Sama Dengan Dunia

Kata Alkitab / 27 July 2018

Kalangan Sendiri

Perilaku Konsumtif, Label Masyarakat Yang Bikin Kita Sama Dengan Dunia

Inta Official Writer
2348

Label masyarakat modern yang erat dengan budaya konsumtif sangat erat dengan kita. Budaya konsumtif menjadikan seseorang atau kelompok yang menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan.

Positifnya, kehadiran budaya ini membuat banyak pabrik atau penyedia jasa memiliki pasar yang semakin banyak. Sementara dari sisi negatif bisa dirasakan oleh pribadi orang tersebut. Ketika ia sampai di rumah seusai belanja, ia kemudian mendapati kalau setengah dari barang belanjanya tidak benar-benar ia butuhkan.

Perilaku konsumtif terdiri dari 3 tipe, pertama konsumsi adiktif yang mengonsumsi barang atau jasa karena ketagihan, konsumsi kompulsif yang berbelanja secara terus menerus tanpa memperhatikan apa yang sebenarnya ingin dibeli dan terakhir pembelian impulsif yang sebenarnya memiliki daya guna bagi individu, hanya saja pembeliannya tersebut biasanya dilakukan tanpa ada perencanaan sebelumnya.

Ada banyak faktor yang mendasari seseorang bersikap demikian, misalnya cara pembayaran yang sangat mudah dilakukan, kehadiran kartu kredit, misalnya. Bisa juga karena faktor pekerjaan yang mengharuskan seseorang tampil dengan baik, sehingga ia harus membeli banyak barang untuk menunjang penampilannya tersebut.

Terakhir ada situasi ekonomi, tentu saja bukan menjadi masalah kalau sikap ini dimiliki oleh mereka dengan penghasilan besar, tapi kalau sikap ini dipertahankan oleh mereka dengan ekonomi 'pas-pasan', sikap ini bisa menimbulkan masalah.

Apakah sikap konsumtif yang melekat dengan kita itu selamanya buruk?

Dalam Doa Bapa Kami, Matius 6:11, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” Tidak sedikit dari kita yang terobsesi dengan apa yang dimiliki oleh orang lain, seperti materi, talenta, paras, dan hal lainnya. Semakin kita membandingkan diri dengan orang lain, iri hati akan terus bertumbuh dalam diri kita.

Tuhan mengajarkan kita untuk meminta secukupnya, tidak berlebihan. Namun sebagai manusia kita sering meminta sesuatu karena faktor iri hati tersebut. Tidak jarang kita melupakan hal-hal terbaik yang telah Tuhan berikan pada kita karena terlalu fokus pada hal-hal yang tidak kita miliki.

Baca juga: Unik! Atur Lalu Lintas Sambil Menari, Pria Ini Ajarkan Untuk Kerja Dengan Sukacita

Banyak orang percaya yang terikat dengan perilaku konsumtif, sehingga ia tidak pernah puas atas apa yang dimilikinya, padahal Doa Bapa Kami mengajarkan kita untuk meminta kecukupan pada Tuhan. Rasul Paulus dalam 1 Timotius 6:8, “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.”

Sikap manusia kita seringkali membuat kita tidak mengetahui secara persis apa yang bisa disebut sebagai cukup tersebut. Kita perlu menyadari kalau Tuhan selalu mengetahui dan memahami setiap hal yang kita butuhkan.

Bukankah kita seharusnya menjadi berbeda dengan dunia ini dan menjauhi hawa nafsu dunia? Tuhan selalu memberkati kita dengan cara-Nya yang paling baik dan waktu Tuhan itu selalu tepat. Ia sangat baik dan akan mencukupkan setiap kebutuhan kita sehari-hari. Melihat dampak negatif dari perilaku konsumtif yang berlebihan, kita harus bisa belajar untuk mencukupi diri kita, dengan demikian kita akan dengan mudah mengucap rasa syukur atas setiap hal yang Tuhan berikan kepada kita.  

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami