Baru Melabeli Diri Sebagai Negara Kristen, Perdana Menteri Malah Berselisih Dengan Pendeta
Sumber: BBC.com

Internasional / 25 July 2018

Kalangan Sendiri

Baru Melabeli Diri Sebagai Negara Kristen, Perdana Menteri Malah Berselisih Dengan Pendeta

Inta Official Writer
2048

Dianggap telah melanggar protokol, Perdana Menteri Samoa, Dr. Tuilaepa Sa'ilele Malielehaoi peringatkan Pendeta Vavatau Taufao selaku Sekretaris Jenderal Gereja Kongregasi Kristen Samoa / Congregational Christian Church of Samoa (CCCS) untuk tidak ikut campur masalah politik.

Peringatan ini dikeluarkan saat konferensi pers mingguannya pada 19 Juli 2018 saat menanggapi komentar Pendeta Vavatau yang menyarankan pemerintah untuk memangkas pengeluaran. Komentarnya ini kemudian masuk di halaman depan koran Samoa Observer.

Sejak UU wajib pajak untuk Kepala Negara dan pendeta-pendeta gereja di Samoa efektif diterapkan Januari lalu, CCCS menolak untuk mematuhinya. CCCS menekankan bahwa mereka ingin menunggu hingga Fonotele (pertemuan tahunan) mereka tahun ini untuk mendiskusikan masalah ini.

Baca juga: Bikin Nangis, Pemerintah Tiongkok Dobrak Gereja, Lebih Dari 30 Warga Gereja Ditangkap

Menanggapi komentar Pendeta Vavatau, PM Tuilaepa justru meminta agar pendeta tidak ikut campur soal politik. “Tinggalkan masalah politik kepada politisi. Kenapa? Dia (Pendeta Vavatau) sekarang ingin menjadi Perdana Menteri juga?” terangnya.

Ia juga mengatakan kalau Pendeta Vavatau dianggap telah melewati batas dan meminta untuk meninggalkan masalah politik kepada mereka yang telah dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi politisi. Tidak hanya mengatakan hal itu, PM Tulaepa juga mengaku dirinya telah lelah menanggapi komentar tentang pajak dari para pendeta-pendeta Gereja.

“Biarkan pekerjaan saya, akan saya kerjakan, dan jika ada masalah penting yang harus ditangani di tingkat Perdana Menteri, saya yang akan mengatasinya langsung,” ungkapnya.

Setelah dirinya mengatakan kalau Pdt. Vavatau telah melanggar protokol dan melewati batas, ia menyarankan Pdt. Vavatau untuk berbicara dengan Anggota Parlemen dari wilayahnya terlebih dahulu.

“Dalam Parlemen, perwakilan dari wilayahnya adalah pihak yang seharusnya menyuarakan kekhawatiran Vavatau langsung kepada saya. Jika pandangannya itu diberikan dalam kapasitasnya sebagai pendeta, dia dapat menyuarakannya sebagai anggota CCCS melalui protokol yang tepat," lanjutnya.

Baca juga: Apakah Dunia Akan Jauh Lebih Baik Tanpa Agama? Ini Jawaban Mengejutkan dari Warga Inggris

Tanggapan dari Perdana Menteri Tuilaepa ini melanjutkan perselisihan berkepanjangan, antara Pemerintah dan Gereja CCCS atas UU baru, yang mewajibkan pajak alofa para pendeta. Permasalahan ini banyak menjadi sorotan, mengingat negara Samoa baru saja melabeli dirinya sebagai negara Kristen.

 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami