"Pegang bayinya!"
Itu adalah kata-kata terakhir
kakak ipar Tia Coleman yang ia ingat ketika perahu wisata yang mereka tumpangi tenggelam di danau Missouri.
Setelah ombak menghantam kapal KM Sinar
Bangun di Danau Toba, 18 Juni 2018 lalu dan menewaskan 3 orang, 21 selamat dan
188 lainnya menghilang, kini kejadian yang hampir serupa juga terjadi di Missouri, Amerika Serikat.
Gelombang besar kembali menghantam dan melemparkan penumpang kapal yang dikenal sebagai perahu
bebek ke Danau Table Rock dekat Branson ini. Tenggelamnya kapal ini menewaskan 17 orang.
"Saya berkata, Tuhan
tolong ijinkan saya mendapatkan bayi saya," kata Coleman kepada para
repoter dari kursi rodanya ketika di wawancara di sebuah lobi rumah sakit dimana dia menjalani pengobatan setelah menelan air danau.
Hal yang sama juga dia
katakan kepada CNN “Saya selalu menyukai air. Saya tidak tahu apakah ini
ramalan zodiac atau apa. Saya sangat menyukai air, tetapi ketika air menghantam perahu itu, saya tidak tahu apa yang sedang terjadi, “ jelasnya.
“Dan saya berusaha berenang,
dan saya berdoa . Saya bilang, Tuhan tolong, biarkan saya menyelamatkan bayiku, saya harus mendapatkan bayiku.”
Tia Coleman adalah salah satu
penumpang yang selamat yang menyaksikan detik-detik tenggelamnya perahu bersama bayi dan iparnya.
"Jika mereka nggak
selamat, maka biarkan aku juga mati. Aku nggak ada gunanya hidup dan berada disini lagi," tambahnya.
Coleman ingat bagaimana dia melihat kapal penyelamat yang berhasil meraihnya, entah gimana.
Sebelumnya, dari tempat tidur
rumah sakitnya, dia menceritakan kepada stasiun televisi KOLR mengenai kata-kata terakhirnya dari saudara iparnya.
Ombak yang menghantam kapal tersebut membuat Coleman kehilangan semua angota keluarganya, kecuali dirinya.
Suaminya, anak-anaknya yang
berusia 9,7 dan 1 tahun, saudara iparnya yang berusia 45 tahun, keponakanya
berusia 12 tahun, ibu mertua dan papa mertuanya, serta paman suaminya semuanya meninggal bersama tenggelamnya kapal tersebut pada Kamis kemarin (20/7/18)
Kejadian itu benar-benar membuat dia terpukul dan hancur sekali.
Selain itu, penumpang yang
lain juga meninggal termasuk pasangan yang baru saja merayakan ulang tahun, seorang pendeta pensiunan juga meninggal.
Menurut laporan insiden yang
dirilis sabtu kemarin oleh Missouri State Highway Patrol, dari 31 penumpang di kapal tersebut, tak satupun ternyata yang mengenakan jaket pelampung.
Badan penyelidik negara dan
federal berusaha untuk menemukan alasan apa yang membuat kapal tersebut
tenggelam, padahal kapal tersebut adalah kapal yang bagus sekali karena awalnya digunakan militer dalam Perang Dunia II.
Penilaian awal, mereka
menyalahkan petir dan angin badai yang kencang, tapi itupun nggak jelas pasti mengapa kendaraan amfibi tersebut bisa tenggelam dan masuk ke dalam air.
Menurut Coleman, dikutip dari
CBN.News, kru sebelumnya mengatakan kepada penumpang bahwa mereka akan masuk ke
dalam air terlebih dahulu sebelum melakukan tur di daratan karena badai datang.
Daerah ini sudah mendapat peringatan akan adanya badai petir yang sangat parah selama 30 menit, sebelum kapal benar-benar tenggelam.
Suzanne Smagala dengan Ripley
Entertainment, pemilik Ride the Duck di Branson mengatakan bahwa itu adalah
satu-satunya kecelakaan kapal dari perusahaan mereka setelah lebih dari 40 tahun beroperasi.
Sejauh ini, perusahaan belum mengomentari pernyataan Coleman mengenai kejadian ini.
BACA JUGA : Ada-ada saja, Mantan Presiden Amerika Jimmy Carter Bilang Yesus Setujui Pernikahan Gay.
Presiden Perusahaan Jim Pattison Jr, juga mengatakan kapten kapal juga memiliki 16 tahun pengalaman.
Dari insiden tersebut, 14
orang selamat, termasuk 2 orang dewasa
dirawat di rumah sakti. Coleman dan keponakannya yang berusia 13 tahun adalah anggota keluarga yang keluar hidup-hidup, dan 11 anggota lainnya meninggal.
Tia Coleman mengatakan keluarganya awalnya mengantri
dan salah ngatri, sehingga mereka harus mengganti tiket mereka untuk berangkat jam 6:30 malam.
Dia mengatakan bahwa kru menunjukkan
penumpang di mana jaket penyelamat itu, tetapi kru juga mengatakan bahwa penumpang tidak akan membutuhkannya.
Situs web perusahaan telah
ditutup pada hari sabtu kemarin, kecuali pernyataan mengenai operasi perusahaan
itu akan ditutup demi mendukung penyelidikan dan memberikan waktu kepada keluarga yang berduka .
Semoga dengan insiden yang
terjadi hari-hari ini membuat para perusahaan pemilik kapal lebih seksama lagi
dan memberikan instruksi yang benar kepada penumpang kapal, selain itu kita juga harus lebih bijaksana jika ingin bepergian kemana-mana dengan jalur air ya.
Sebenarnya sih, kapan saja
bisa terjadi kecelakaan atau insiden seperti ini, namun kita juga perlu
memperhatikan kapan waktu dan cuaca yang tepat untuk bepergian, supaya memperkecil
kemungkinan kita mengalami kecelakaan ketika bepergian dengan transportasi
darat, udara dan juga air.