Dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran untuk pemenuhan hak anak dan
perlindungan Anak di Pulau Nias, Sumatera Utara, Yayasan Pusat Kajian dan
Perlindungan Anak (PKPA) menerbitkan buku saku Perlindungan Anak Berdasar Agama
Kristen Protestan. Dalam proses penyusunannya, PKPA bekerja sama dengan salah satu sinode gereja terbesar di Nias, yakni Banua Niha Keriso Protestan (BNKP).
“Tim penyusun buku dari PKPA konsennya pada aspek hak-hak anak dan perlindungan
anak, sementara tim penyusun dari Banua Niha Keriso Protestan Nias dari aspek
agama Kristen Protestan di Nias,” Ujar Direktur Eksekutif PKPA, Keumala Dewi seperti dilansir kabarindonesia.com dalam lamannya, Sabtu (21/7/2018).
Oleh karena melibatkan pihak lain, sambung Keumala, meski disusun sejak tahun 2015, buku saku Perlindungan Anak Berdasarkaan Agama Kristen Prostestan baru bisa diterbitkan pada 2018.
Baca Juga:
Keumala Dewi menjelaskan masyarakat Nias mayoritas beragama Kristen dan
posisi pemimpin agama sangat dihormati dan memiliki nilai yang cukup tinggi di masyarakat.
“Dengan memberikan panduan ini kepada para pendeta dan guru jemaat,
diharapkan pesan peningkatan perlindungan anak terus meningkat dalam kehidupan bermasyarakat di Nias,” ungkap Keumala Dewi.
Sementara itu, Ephorus BNKP Pdt. Tuhoni Telaumbanua mengatakan bahwa buku saku yang diterbitkan ini sangatlah bermanfaat bagi setiap umat dan keluarga dalam mendampingi, membimbing, mendidik, dan mengasuh anak berdasarkan iman Kristen.
(Pendeta Tuhoni Telaumbanua dalam satu acara / Sumber: suarasumut.com)
“Kami
menghimbau seluruh umat percaya untuk tekun membaca, merenungkan, menghayati
dan melaksanakan dalam hidup sehari-hari karena Tuhan Yesus berkata biarkan
anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab
orang-orang yang seperti itulah yang empunya kerajaan Allah,” pungkas Pdt.
Tuhoni Telaumabanua.
Mengutip
Wikipedia, sinode BNKP terbentuk pada tahun 1936 dan hingga tahun 1940 dipimpin oleh seorang misionaris Jerman. Meski
dalam perkembangannya, terdapat Gereja Advent dan Katolik, tetapi BNKP
merupakan gereja terbesar, yang mencakup 60 persen dari seluruh penduduk.