Seiring berjalannya waktu,
perubahan merupakan hal pasti yang kita alami. Hubungan pertemanan merupakan salah satunya.
Saat kita punya teman yang akhirnya mulai punya keluarga kecilnya, seringkali kita merasa kalau ada yang berubah dalam pola pertemanan kita.
Menjalin sebuah hubungan
pertemanan dengan seseorang yang kini sedang memulai keluarga kecilnya jadi
jauh lebih sulit. Terutama saat kita masih single,
sementara teman dekat kita kini sedang memulai sebuah keluarga kecil bersama pasangannya.
Tentu saja kita akan ikut bahagia
akan hal itu, tapi
kemudian, kita menyadari kalau kehidupan
pernikahan membuat mereka punya prioritas yang berbeda dengan kita. Akan sulit rasanya mengatur pertemuan-pertemuan seperti sebelum dirinya mulai sibuk dengan kehadiran si kecil.
Berikut adalah beberapa cara
untuk menjalin sebuah hubungan yang lebih baik dengan teman kita yang kini baru saja memulai keluarga kecilnya.
1. Wajar kok kalau kita cemburu
Saat teman baru menikah, tentu saja dirinya
akan jauh lebih memilih untuk menghabiskan banyak waktu bersama keluarganya.
Merasa kalau kita sedikit dinomorduakan itu wajar, kok. Bukan karena cemburu
pada pasangan, hanya saja, pasangan dari teman kita ini mengambil seluruh perhatiannya.
Walaupun terdengar sedikit kekanakan, tapi
perasaan ini wajar kok kalau kita alami. Dilansir dari Hellogiggles, biasanya
pikiran akan mengarah pada hal-hal negatif saat merasa kalau diri kita tidak
lagi penting bagi seseorang. Untuk bisa mengatasi perasaan ini, kita harus bisa
menerima keadaan ini, kemudian carilah seseorang yang bisa kita ajak bicara soal hal ini.
2. Siapkan diri kalau hubungan pertemanan kita akan mengalami perubahan
Kehadiran si kecil pada kehidupan teman dekat kita nggak berarti hubungan pertemanan kita juga harus berakhir. Teman kita masih jadi orang yang selalu bisa kita telepon, kita ajak main-main, atau teman yang selalu siap dengan curhatan kita kok. Namun, ingat kalau akan ada hal-hal lain yang akan berubah seiring kesibukannya dalam mengasuh anak. Kita harus menghadapi perubahan tersebut dengan jauh lebih santai.
Baca juga:
3. Menempatkan diri pada posisinya
Meskipun kita sudah tahu bahwa akan ada hal-hal
yang berubah dan menerima sikapnya itu, tetap aja ada perasaan kecewa karena
tidak lagi bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengannya. Saat merasakan hal
ini, cobalah bersikap empati dengan menempatkan diri kita pada posisinya.
Bayangkan betapa bahagianya teman kita ini dalam menyambut rumah tangga barunya
ini.
Kuncinya adalah jujur pada diri
sendiri dan teman dekat kita. Jelaskan kalau kita kangen masa-masa saat dirinya
masih sendiri dulu. Komunikasi merupakan fondasi dalam sebuah hubungan. Kehadiran pasangan merupakan
masa-masa bahagia yang dialami oleh teman dekat kita. Sebagai teman, bukankah
seharusnya kita juga bisa mendukung dirinya?