Menurut produser program
Christian World News dari CBN spanyol, seorang pendeta yang tersohor di kota
Leon, Nikagarua yang sebelumnya dikabarkan telah diculik oleh paramiliter telah dibebaskan.
Nikaragua merupakan negara yang
terletak di perbatasan Honduras utara dan Kosta Rika di selatan, Amerika Tengah.
Sumber-sumber CBN menjelaskan
bahwa Pendeta Roberto Carlos Figueroa telah diculik sejak 30 Juni lalu, setelah
pria yang berusia 54 tahun ini mengajukan sebuah keluhan pencemaran nama baik
pada Pusat HAM Nikaragua yang menyatakan kalau paramiliter mengancam sekaligus mengintimidasi dirinya.
Pendeta Figueroa memperingatkan
kalau seandainya ia menghilang, paramiliter pro-pemerintah yang ada dibawah
kendali FSLNlah yang akan bertanggung jawab. FSLN merupakan Partai Sandinista
yang berkuasa. Mereka menuduh Pendeta Figueroa memimpin agresi kelompok terhadap militan muda partai Sandinista.
Figueroa sendiri merupakan
seorang pendeta di Gereja King of Kings Church sekaligus pemimpin Pastoral Conference of Nicaragua (CONFEPAS).
Setelah mendapati Pendeta
Figueroa menghilang, pihak Nicaraguan Evangelical Alliance (AENIC) langsung
memanggil seluruh gereja di seluruh Nikaragua untuk meminta kepulangan sang pendeta dengan selamat.
"Kami semua disini menolak
tindakan sewenang-wenang ini dan menuntut pembebasannya," kata Mauricio
Fonseca, selaku pemimpin di AENIC. "Mereka membawa (pendeta Figueroa) hidup-hidup, maka kami ingin ia kembali secara utuh!" Tegasnya.
Pendeta Figueroa telah diculik
dan kemudian dibebaskan kembali dua hari setelahnya. Pihak keluarga dan gereja
bersyukur dan berterimakasih pada orang-orang yang mendukung dan mendoakan
kepulangan Pendeta Fugueroa. Mereka juga mengucap syukur atas kebaikan Tuhan yang menyertai pendeta sehingga dirinya bisa pulang dalam keadaan selamat.
Kemudian pada hari Minggu, 8 Juli
lalu paramiliter pro-pemerintah menyerbu kota Joniptepe dimana disana mereka
bergabung dengan polisi dan menyingkirkan orang-orang anti-pemerintah. Kejadian ini membuat empat belas orang kehilangan nyawa.
Salah satu orang percaya yang
menjadi saksi atas kejadian tersebut mengatakan bahwa paramiliter
pro-pemerintah juga membunuh seorang pria Kristen di kota tersebut. Ia adalah seorang penerjemah yang bernama Luis.
Para saksi mengatakan kalau
kejadian ini terjadi sebelum kebaktian hari minggu dimulai di Gereja La Roca.
Segerombolan orang-orang
bersenjata datang menyandera seorang penjaga keamanan, merusak gedung gereja,
dan kemudian membunuh Luis tepat di hadapan anak-anaknya.
Setidaknya, sejak April, ada 300
orang yang kehilangan nyawanya akibat peristiwa demonstrasi anti-pemerintahan
ini. Orang-orang Kristen di seluruh Nikaragua meminta kita berdoa
agar pembunuhan
dan kerusuhan politik yang terjadi di
negara tersebut segera berakhir.