Gelombang serangan
oleh kelompok penggembala dari suku Fulani kepada orang-orang Kristen di
Nigeria terus terjadi, hal ini menarik perhatian salah satu organisasi hak
asasi manusia internasional untuk meminta bantuan dari Parlemen Amerika.
“Nigeria saat ini
adalah daerah paling mematikan di dunia untuk orang Kristen,” demikian ungkap
pengacara Emmanuel Ogebe. “Apa yang kami alami adalah genosida. Mereka mencoba
menggantikan orang Kristen, mereka mencoba merebut tanah mereka dan mencoba
memaksakan agama mereka yang merupakan kekejian dan pagan kepada orang Kristen.”
Bulan Juni lalu, dalam pembantaian terhadap 238 orang di utara – pusat Nigeria, enam anggota keluarga Ogebe juga tewas.
Baca juga :
Mengerikan, Lebih Dari 200 Orang Kristen Nigeria Tewas Dibantai pada 23-24 Juni Lalu!
Demi Selamatkan Orang Kristen, Imam Nigeria Ini Rela Korbankan Nyawanya. Salut!
“Dari (info-red) yang
bisa kami kumpulkan, sang suami dan istrinya yang sedang hamil, dia mencoba
membawanya keluar ke tempat aman dan kembali untuk menjemput anak-anaknya,”
demikian cerita Ogebe.
“Namun mereka bertemu
para penggembala itu di tengah jalan dan mereka menembak dia dan istrinya yang
hamil itu dan mereka ke rumahnya dan membunuh putranya yang berumur empat tahun
dan putrinya yang berumur enam tahun yang masih tidur di tempat tidur mereka.”
Para penyerang yang
beragama muslim itu juga menyerang dua anggota keluarganya yang sedang
berkunjung ke desa itu. Ogebe menyatakan bahwa pihak pemerintah tidak
mengijinkan jenasah untuk diambil keluarga untuk dikuburkan secara terpisah.
Pemerintah malah membuat kuburan masal untuk para korban.
Direktur CBN Nigeria
Felix Oisamoje mengungkapkan bahwa kekerasan terhadap umat Kristen terus
meningkat beberapa bulan terakhir. Hal ini seperti disengaja, para penggembala
Fulani membawa binatang gembalaannya masuk ke tanah orang lain dan memakan
hasil kebun mereka. Sewaktu di konfrontasi si pemilik kebun, orang Fulani akan
merespon dengan AK-47. Oisamoje
mencurigai ada kelompok tertentu yang sengaja mempersenjatai orang Fulani,
karena para penggembala ini tidak memiliki uang untuk membeli senjata seperti
itu.
Menurut Ogebe, di
tahun 2018 saja sudah ribuan orang Kristen Nigeria yang tewas, termasuk 500
orang di Benua State. Pada bulan April, para penggembala menyerang jemaat
Katolik yang melakukan misa, pendeta dan 18 jemaat tewas pada peristiwa itu.
Untuk itu ia meminta
dukungan doa dan juga bantuan international, terutama Amerika untuk melakukan
perubahan di Nigeria dan melindungi para penduduk Kristen disana. Namun lebih
dari semua, ia percaya kuasa doa lebih berdampak, “Karena Alkitab mengajarkan
kepada kita bahwa kita jangan berperang melawan darah dan daging, jadi kita
tahu bahwa disana ada masalah rohani, jadi kita perlu berdoa. “ Yuk, kita
berdoa untuk Nigeria.