Didasarkan
oleh keprihatinan terhadap kondisi politik nasional yang menjurus pada aksi
saling serang lewat media sosial, lembaga-lembaga agama di Indonesia akhirnya
bersepakat untuk menyuarakan perdamaian kepada semua umat beragama menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Beberapa
lembaga agama ini akhirnya menggelar sebuah diskusi publik yang mengangkat
tema' Pemuka Agama Untuk Demokrasi Berkualitas' di Kantor CDCC, Jalan Brawijaya VIII Nomor 11, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (10/7/2018).
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) pun turut ikut dalam diskusi ini dengan diwakilkan oleh Henrek Lokra. Sementara lainnya hadir juga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Noor Achmad, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Agus Wahayanan, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Wisnu Bawa Tenayu. Hadir pula Perhimpunan Majelis Agama Budha Indonesia (Permabudhi), Arif Harsono; dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Uung Sendana.
Baca Juga : Seruan FUKRI untuk Umat dalam Rangka Pilkada 2018 dan Pemilu 2019
Sementara
itu diskusi juga dihadiri oleh Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (UKP DKAAP), Din Syamsuddin.
Lewat
diskusi ini, Din selaku perwakilan pemerintah ditunjuk untuk membacakan lima pesan damai menjelang Pilpres 2019.
1. Keprihatinan mendalam atas suasana demikian dan
mengkhawatirkannya dapat menimbulkan benih permusuhan yang membawa perpecahan bangsa.
2. Menyerukan kepada segenap keluarga besar bangsa
untuk mengubah hubungan antar sesama yang bersifat dialektik (mengandung
pertentangan) tersebut menjadi hubungan yang bersifat ideologis, yakni
cenderung memusyawarahkan perbedaan pandangan politik dengan penuh rasa persaudaraan demi keutuhan dan kemajuan bangsa.
3. Memesankan kepada segenap keluarga besar bangsa
agar perbedaan pandangan politik tidak memutuskan silaturahmi kebangsaan, dan
menyadari bahwa demokrasi adalah cara beradab dalam memilih pemimpin maka bangsa perlu membudayakan demokrasi berkeadaban.
4. Memesankan kepada seluruh keluarga besar bangsa
yang majemuk bahwa penonjolan identitas kelompok dalam berpolitik adalah absah
selama hal tersebut tidak menghina kelompok lain, dan tidak menimbulkan
sektarianisme politik ekstrim yang menegasi kelompok lain, tapi meletakkan perjuangan politik demi kepentingan bangsa secara bersama-sama.
5. Memesankan kepada seluruh keluarga besar bangsa
agar dalam mengamalkan demokrasi tetap dapat menampilkan aspirasi dalam
semangat berlomba dalam kebaikan dan keadaban.
Yuk, mari
sebagai warga negara yang baik kita menjaga hubungan dengan orang lain. Jangan
sampai perbedaan politik merusak hubungan persaudaraan kita. Dukunglah
pilihanmu dengan cara yang benar dan tidak dengan menjatuhkan apalagi menyebar kebencian
lewat berbagai media.