Masih ingat
soal kontroversi ramalan dari pendiri Gereja Cornerstone John Hagee soal kiamat
saat blood moon muncul pada 28 September 2015? Ramalan kiamat serupa juga disampaikan
oleh Pemimpin Pelayanan El Shaddai, Pendeta Mark Blitz. Tapi rupanya kedua
ramalan ini terbukti meleset. Taka da tanda-tanda kiamat yang terjadi saat blood moon terjadi di bulan itu.
Dan bulan Juli
ini, kabarnya blood moon akan kembali muncul tepatnya pada 27 Juli 2018 mendatang.
Orang-orang Afrika, Timur tengah dan Asia Selatan kemungkinan bisa menyaksikan fenomena
ini secara penuh. Berbeda dengan orang Amerika Serikat (AS) yang harus melewatkan
kesempatan ini karena blood moon terjadi saat siang hari.
Fenomena ini diperkirakan akan terjadi selama dua jam. Jadi, mereka yang ingin sekali menyaksikan kemunculan bulan berdarah ini punya waktu banyak untuk menyaksikannya.
Baca Juga :
Soal Blood Moon 28 September, Pemimpin Gereja Ini Klaim Akhir Dunia
Gerhana Bulan ‘Blue Blood Supermoon’ Bakal Muncul Rabu, Ini yang Diprediksi Terjadi Loh!
Tapi apakah
blood moon bulan ini berkaitan dengan kiamat? Apakah ada dari pemimpin Kristen yang sudah meramalkan fenomena ini berkaitan dengan hari kiamat?
Sebagaimana
dikutip dari Gotquestion.org, blood moon yang dianggap sebagai pertanda kedatangan
Yesus kedua kalinya hanyalah sebuah teori. Itu hanyalah sebuah tanda peringatan
saja karena Yesus sendiri bahkan tak tahu persis tanggal kedatanganNya. “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak
seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja." Markus 13: 32
Referensi soal
bulan berdarah di dalam Alkitab bisa ditemukan dalam dua bagian, yaitu dalam Yoel 2: 30-31 dan Wahyu 6: 12.
“Aku akan
mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di bumi: darah dan api dan
gumpalan-gumpalan asap.Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan
menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.” Yoel 2: 30-31
“Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka
meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan
matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.” Wahyu 6: 12
Bulan
Agustus lalu, astrofisikawan dan apologis Jeff Zweerink menyampaikan bahwa orang
Kristen harus memakai peristiwa selestial sebagai kesempatan untuk membagikan injil
kepada orang yang tak percaya. Dan dia mengaku bahwa fenomena blood moon yang berkaitan erat dengan tanda-tanda kiamat bisa saja dipakai untuk menyampaikan injil kepada orang lain.
“Peristiwa-peristiwa
ini memberi orang Kristen sebuah kesempatan untuk berbicara dengan orang-orang non-Kristen
tentang injil dan Penciptaan yang sudah dilakukan oleh Allah. Dan penciptaan
sangat bisa diandalkan,” ucap Zweerink.
Jadi,
meskipun ada pemimpin Kristen yang justru menjadikan fenomena ini sebagai
tindakan mendahului Tuhan lewat ramalan-ramalan mereka. Tapi orang Kristen juga
bisa memandangnya sebagai sebuah kesempatan yang baik. Dan kalau ditanyai lagi apakah
fenomena blood moon bulan ini adalah tanda kiamat? Mari berdoa supaya kehendak Tuhanlah
yang jadi dan kita harus sudah siap sedia kapanpun waktu kedatangan-Nya terjadi.