Minta Bukti Keberadaan Tuhan, Apakah  Duterte Kepahitan Pada Tuhan dan Gereja?
Sumber: bbc.com

Internasional / 9 July 2018

Kalangan Sendiri

Minta Bukti Keberadaan Tuhan, Apakah Duterte Kepahitan Pada Tuhan dan Gereja?

Puji Astuti Official Writer
2785

Baru-baru ini Presiden Filipina Rodrigo Duterte membuat pernyataan kontroversial yang diarahkan kepada Tuhan. Ia meminta satu orang saja membuktikan Tuhan ada kepadanya dengan melakukan swafoto atau selifie bersama Tuhan, maka ia akan mundur dari jabatannya.

“Jika ada satu orang saja di antara kamu… yang berkata telah ke surge, bicara dengan Tuhan, melihat dia secara langsung, dan bahwa Dia nyata, Tuhanmu, dan jika ada, benar, Aku akan melepaskan jabatan presiden,” demikian ungkap Duterte, Jumat (6/7/2018) lalu.

Hal ini tentu saja menimbulkan kemarahan di masyarakat Filipina yang mayoritas pemeluk agama Katolik Roma. Namun hal ini bukanlah pertama kalinya Duterte menyerang Tuhan melalui komentarnya. Dua minggu sebelumnya dia menyebut Tuhan “bodoh” dan “anak perempuan jalang” serta mempertanyakan beberapa kepercayaan Kristen seperti kisah penciptaan, konsep surga dan neraka, dan perjamuan terakhir.

Baca juga : 

Tak Suka Ucapannya, Duterte Suruh Pembencinya Komplain ke Tuhan

Lagi-lagi, Presiden Duterte Semprot Gereja Katolik Filipina Soal Masalah Ini…


Konflik antara Presiden Duterte dengan Gereja Katolik Roma sudah berlangsung lama. Dia pernah mempertanyakan sumbangan yang dikumpulkan oleh Gereja Katolik Roma dari jemaat. Duterte menuduh bahwa sumbangan itu digunakan untuk menyokong keberadaan istana (Vatikan-red) dan berbagai kemewahan yang tidak bisa dinikmati oleh masyarakat biasa.

“Jika kamu benar-benar membantu orang, mengapa kamu minta sumbangan dari mereka,” demikian ungkapnya.

Kelompok Kristen menuntut Duterte untuk meminta maaf atas pernyataannya yang menghina Tuhan, namun hal itu ditolaknya, “Tidak dalam jutaan tahun.”

Presiden berusia 73 tahun tersebut lahir dan dibesarkan dalam keluarga Kristen Katolik, namun ia sendiri mempertanyakan berbagai pengajaran Katolik seperti dosa keturunan yang bahkan dialami oleh bayi dan hanya bisa ditebus dengan babtisan yang harus membayar ke gereja.

Ada pandangan bahwa sikap Duterte tentang Tuhan dan gereja dilatar belakangi oleh pelecehan seksual yang alami sewaktu remaja. Pada tahun 2015, dalam sebuah wawancara ia mengungkapkan pernah mengalami pelecehan seksual dari seorang  pendeta gereja Katolik sewaktu mengalami pengakuan dosa. Hal itu membuatnya mempercayai Tuhan versinya sendiri.

“Aku memiliki iman dan kepercayaan yang dalam pada Tuhan tetapi Tuhanku, konsepku tentang Tuhan adalah (berdasarkan) pada pelajaran yang kuterima dari kehidupan dengan cara yang keras,” ungkapnya waktu itu.

“Aku tidak berpikir bahwa Tuhanku adalah Tuhan yang aplikatif.. jika tidak demikian maka tidak akan tersebar ketidakadilan: kelaparan, pembunuhan dan lain sebagainya,” demikian tambahnya.

Duterte banyak dikecam dunia karena kebijakannya yang membunuh langsung para pelaku dan pengguna narkoba, dan juga para pemberontak. Ia mengabaikan tudingan pelanggaran hak asasi manusia. Mungkinkah semua itu dilatarbelakangi karena kekecewaannya pada Tuhan dan gereja? 

Sumber : Asiaone.com | Independent.co.uk
Halaman :
1

Ikuti Kami