Seorang imam
Muslim di Nigeria yang menyaksikan ratusan orang datang dengan putus ada dan ketakutan
ke desanya pada Sabtu, 30 Juni 2018, memutuskan untuk mempertaruhkan hidupnya untuk menyelamatkan mereka.
Meskipun orang-orang
ini diketahui berasal dari desa seberang, yang mayoritas Kristen, namun sang imam tetap membantu.
Seperti diketahui,
ratusan orang ini melarikan diri dari desanya setelah diserang oleh sekitar 300
pria bersenjata Muslim. Para pelaku diserang dengan tembakan bertubi-tubi dan membakar rumah-rumah mereka.
Beberapa dari
mereka berhasil melarikan diri ke desa lainnya, termasuk desa Muslim yang dihuni oleh imam Muslim tersebut.
Setiba di sana,
sang imam tersebut pun membantu korban serangan dengan menyembunyikan sebanyak 262
orang yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak di dalam masjid. “Pertama-tama
aku menyembunyikan para wanita ke rumahku. Kemudian aku membawa yang lain ke masjid,” terang sang imam yang tak disebutkan namanya itu untuk alasan keselamatan.
Sayangnya, tindakan itu diketahui oleh para pelaku penyerangan yang dikenal sebagai kelompok teroris garis keras Fulani. Sang imam didesak untuk membawa keluar orang-orang yang ia sembunyikan. Tapi dia menghalangi para pelaku untuk masuk ke masjidnya dan mulai memohon dengan bersujud di depan anggota kelompok Fulani.
Baca Juga : Mengerikan, Lebih Dari 200 Orang Kristen Nigeria Tewas Dibantai pada 23-24 Juni Lalu!
Bersama dengan
sejumlah warga Muslim lainnya, mereka mulai menangis dan memohon supaya meninggalkan
desa mereka. Menyaksikan hal itu, kelompok teroris itu akhirnya pergi meninggalkan desa dan memilih membakar dua gereja di sekitar desa tersebut.
Akhirnya mereka
bernapas lega. Perjuangan menolong saudara-saudara Kristen mereka tak sia-sia. Sang
imam mengaku tindakan itu dilakukan bukan karena tanpa alasan melainkan sebagai
bentuk balasan atas kebaikan orang-orang Kristen di daerah itu. Sebab lebih
dari 40 tahun silam, orang Kristen mengijinkan umat Muslim membangun masjid di
desa tersebut. Umat Kristen di desa itu juga dengan rela menghibahkan sebidang tanah kepada warga Muslim.
“Karena kami
sudah hidup bersama, kami belum pernah mengalami insiden buruk seperti serangan pada Sabtu (30/6),” kata salah seorang pemimpin agama di sana.
Sementara orang
Kristen yang jadi korban serangan mengaku bersyukur dan berterima kasih atas bantuan sang imam.
“Sejak mereka
membawa kami ke masjid, tak sekalipun mereka meminta kami pergi. Bahkan mereka tak
memakainya untuk berdoa. Mereka menyediakan makan malam dan siang untuk kami dan kami sangat berterima kasih,” kata kepala desa setempat.
Para korban
pun memilih tinggal selama lima hari di desa tersebut. Kemudian mereka dipindahkan ke kamp khusus penampungan.
Sampai saat
ini, ada lebih dari 2000 orang yang tinggal di kamp pengungsian. Sementara sebagian
lainnya tinggal bersama kerabat dan teman dekatnya. Belum diketahui persis kapan
kemungkinan mereka akan kembali ke kampung halamannya karena kondisinya masih
dianggap berbahaya. Selain itu, para pelaku bahkan sudah menghancurkan semua rumah
mereka. Bahkan seorang pendeta dinyatakan tewas setelah dibakar hidup-hidup di
dalam rumahnya.
Kita patut
bersyukur karena sekalipun berbeda keyakinan, warga Muslim ini rela menanggung risiko
demi menyelamatkan orang-orang Kristen yang teraniaya. Mari berdoa supaya pemerintah
Nigeria bertindak tegas terhadap kelompok teroris Fulani.