Pernahkah menonton sebuah program TV
dimana ada seseorang yang datang dari pintu ke pintu untuk memberikan hadiah
pada pemilik rumah? Hadiah tersebut bisa saja uang tunai, atau kabar gembira
bahwa rumahnya akan dibedah. Kita bisa melihat bagaimana tangis haru yang diberikan oleh penerima hadiah tersebut.
Teriakan, menari, melompat, dan memeluk setiap orang merupakan ekspresi akan kegembiraan mereka yang mendapatkan kabar gembira tersebut. Kita bisa membayangkan bahwa ada orang yang tadinya mengalami kesulitan dari segi ekonomi kemudian mendapatkan sebuah hadiah berupa uang. Betapa bahagianya mereka atas hadiah tersebut.
Baca juga: Kapankah Waktu Yang Tepat Untuk Melibatkan Tuhan?
Ada satu beban yang telah diangkat dari
kehidupan mereka. Setidaknya, hutang-hutang mereka telah lunas, ada rumah baru
yang jauh lebih layak, dan bahkan anak-anak mereka kini sudah bisa kembali ke
sekolah. Kebahagiaan tersebut seringkali tumpah ruah dalam sebuah tangis haru yang membuat kita ikut tertular dalam merasakan kebahagiaannya tersebut.
Dalam Mazmur 119:14, "Atas petunjuk
peringatan-peringatanMu aku bergembira, seperti atas segala harta." Pernahkah kita merasakan bahwa
menyembah dan memuliakan nama Tuhan merupakan sebuah kehormatan diterima oleh
kita sebagai orang percaya? Ayat ini menjelaskan bahwa mematuhi perintah
Allah untuk hidup sama gembiranya seperti menerima sebuah hadiah yang kita saksikan dalam program-program TV tadi.
Kemudian pada Ayat 16 bahkan
menjelaskan betapa bersyukur dan bersukacitanya pemazmur bisa menjalankan
perintah-perintah Tuhan tersebut. Mazmur 119:16, "Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapanMu; firmanMu tidak akan kulupakan."
Namun, bagaimana kalau
kenyataannya kita tidak merasakan demikian? Bukannya sukacita dan rasa syukur, perintah Tuhan justru seakan-akan tidak bisa menerima kebebasan dan kenikmatan hidup seperti orang kebanyakan.
Bagaimana bisa menjalankan
perintah Tuhan disamakan dengan kegembiraan yang diterima saat kita menerima
sebuah hadiah berupa uang seperti yang terjadi pada program-program TV
tersebut? Sebagai orang
Kristen, kita harus memilkul kayu salib dan berserah seutuhnya kepada Tuhan. Menjalani
perintah Tuhan seringkali membuat kita tidak nyaman, kita harus menerima cacian, bahkan mengharuskan kita menerima berbagai rintangan dalam kehidupan.
Pemazmur dalam ayat di atas kembali
mengingatkan kita kalau menjadi bagian dari Kristus dapat memberikan kita
sukacita dan kelegaan seperti saat kita mendapatkan sebuah hadiah yang tak
ternilai jumlahnya. Kita cenderung hanya memperhatikan sesuatu dari
nilai dan keuntungan yang kita peroleh. Kita hanya akan mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas karunia-karunia Tuhan yang menyenangkan hati kita.
Untuk bisa merasakan hal tersebut, kita harus
bisa mengucap syukur dalam segala hal. Seperti tertulis dalam, 1
Tesalonika 5:18, "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
Berkat yang Tuhan berikan pada kita tidak hanya
berupa materi yang bisa kita hitung, tapi Dia memberikan kita akal pikiran,
kebijaksanaan, dan kedamaian dalam setiap perintah-perintahNya yang bisa
membuat kita siap dalam menghadapi setiap tantangan yang akan terjadi dalam
kehidupan ini.
Sumber : odb