Menjawab Kekhawatiran Para Ibu Terhadap Anak-anak Tercinta
Sumber: www1.cbn.com

Parenting / 22 June 2018

Kalangan Sendiri

Menjawab Kekhawatiran Para Ibu Terhadap Anak-anak Tercinta

Naomii Simbolon Official Writer
2324

 

Sebagai orangtua, saya rasa kita tentu pernah memiliki hal yang dikuatirkan mengenai anak-anak. Mereka mengisi pikiran kita dengan sebuah keraguan dan hati kita penuh dengan rasa takut.

Gimana ya jika anak-anak saya terluka karena suara saya yang keras terhadap mereka?

Gimana jika mereka nggak mau lagi berteman dan terbuka pada saya?

Gimana jika mereka pada akhirnya mengikuti orang yang salah?

Gimana jika mereka berbohong padaku?

Gimana jika mereka nggak pernah mendapatkan pekerjaan baik?

Gimana jika mereka nggak menikah?

Lalu yang terakhir, kita mulai mempertanyakan soal peranan kita "gimana jika saya bukan ibu yang cukup baik untuk mereka?"

Tetapi tahu nggak bahwa ternyata akar dari segala pertanyaan kita mengenai anak-anak di atas, muncul karena kita meragukan karakter Allah.

"Gimana jika Tuhan nggak mampu? Gimana jika Tuhan nggak baik? Gimana jika Tuhan nggak bisa menangani ini?"

Inilah alasan mengapa Allah menuliskan kebenaranNya di Filipi 4:6-7 bahwa "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu di dalam Kristus Yesus."

Firman itu ditujukannya agar kita nggak perlu kuatir mengenai apapun apalagi, termasuk soal anak-anak. Saatnya percaya penuh dan memberikan kepada Allah kendali penuh atas anak-anakmu, lepaskan kecemasan dan kekuatiranmu. Percayalah! Dia mampu menenangkan hatimu dan mengingatkanmu bahwa Dia mutlak pegang segala kendali.

Inilah 4 Rahasia menjadi ibu yang bebas dari rasa khawatir yang dikutip dari Crosswalk.com dan menurut pengalaman Cindi McMenamin.

1. Akuilah bahwa kita nggak memiliki kendali atas kehidupan anak kita.

Yap! Kita tentu bisa mengontrol mengenai teman, lingkungan, dan hiburan dari si anak tapi untuk sementara.

Dalam memonitor, ada situasi dimana mereka membuat keputusan sendiri dan kemudian itu mendukakan hatimu.

Saatnya sadar, lepaskan anak-anakmu dengan bebas dan serahkan kepada Tuhan. Cuma Tuhan yang punya kendali atas kehidupan anak kita. Doakanlah!

2. Percaya bahwa Tuhan hanya menginginkan yang terbaik untuk kamu dan anakmu.

Kadang-kadang, sebagai manusia kita takut jika Tuhan meminta sesuatu dari kamu atau anakmu yang nggak bisa kamu berikan. Perhatikan baik-baik! Ketika kamu memahami bahwa Allah mengasihi anak kamu melebihi daripada kamu dan Dia mengasihi kamu bahkan melebihi dari yang kamu bayangkan, maka akan ada kedamaian dalam dirimu untuk menempatkan anak kamu dan dirimu sendiri di tangan Tuhan.

Sekarang setelah kamu mengakui bahwa kamu nggak memiliki kendali atas mereka, maka selanjutnya percayalah bahwa kendaliNya atas hidupmu dan anak-anakmu merupakan hal yang baik.

3. Berkomitmenlah pada pengetahuan yang lebih mendalam mengenai Tuhan

Faktor kekhawatiran kita secara langsung berkaitan dengan seberapa baik kita mengenal Tuhan. Ketika kita benar-benar mengenal Dia dan memahami semua yang Dia mampu, kita nggak bisa nggak percaya kepada-Nya. Jadi melalui keakraban dan pengetahuan yang mendalam maka muncullah kepercayaan. Kepercayaan itulah yang akan membuat kita berhenti kuatir.

So, bertekadlah untuk mengenal Tuhan dengan  lebih baik dengan menghabiskan waktu bersamaNya dalam doa dan melalui firmanNya.

4. Bergantunglah kepada Tuhan untuk apa yang nggak bisa kamu lakukan

Rasanya kuatir mengatakan"aku nggak bisa melakukan ini sendirian." Tetapi kepercayaan mengatakan,"Tuhan hanya Engkau yang benar-benar dapat menyelesaikannya."

Ketika kekuatiran mulai muncul di pikiran atau hati kamu, tinggalkanlah dan serahkan ke tanganNya dan jangan kuatir apalagi cemas.

Kuatir nggak akan bikin kita bahagia. Percayalah kepada Dia dan teruslah berusaha sebaik mungkin melakukan yang terbaik bagi anak-anakmu. Semangat ya mam dan pap!

Sumber : crosswalk/jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami