Ini Alasannya Kita Orang Kristen Perlu Pikir Dua Kali Posting Foto Liburan Ala Pantai!
Sumber: Pure Travel

Single / 22 June 2018

Kalangan Sendiri

Ini Alasannya Kita Orang Kristen Perlu Pikir Dua Kali Posting Foto Liburan Ala Pantai!

Lori Official Writer
4773

Saat musim liburan tiba, semua orang pasti akan berlomba memamerkan keseruan liburannya di sosial media. Ada yang liburan mewah di kapal pesiar, ada yang ke gunung, ke luar negeri dan juga ke pantai, kolam renang atau berbagai aktivitas liburan di wahana air lainnya.

Jangan tanya ada berapa banyak orang yang suka pamerin liburan dengan busana ala pantainya. Kalau buat para wanita gak jauh dari pakaian renang atau bikini ala pantainya. Sedang pria, seenggaknya pamer ala telanjang dada. Ya, buat kita yang terbiasa dengan penampilan ala pantai atau kolam renang pasti mengaku gak punya masalah dengan itu.

Tapi mari memandang lebih jauh soal sesuatu yang mungkin kita gak pernah pikirkan sebelumnya. Bukan hanya khawatir kalau postingan foto ala pantaimu akan jadi batu sandungan bagi para pria dan wanita di luar sana, tapi kemungkinan foto semacam itu justru membuat seseorang terjebak dengan apa yang dilihatnya.

Baca Juga :

Di Balik Tren Busana Feminin Romper, Pantaskah Para Pria Dewasa Mengenakannya?

Bagaimana Wanita Modern Kristen Harusnya Berbusana yang Pantas?

Mari mencoba menelaah lebih jauh berdasarkan hasil studi yang ditemukan beberapa waktu lalu, dimana hasil studi melaporkan kalau satu dari enam wanita mengaku berjuang dengan kecanduan pornografi. Mungkin kita berpikir, ‘Ya kan itu urusan dia!”

Sebagai orang Kristen, apakah kita gak peduli dengan hidup orang lain? Mungkin kita menganggapnya wajar karena konteksnya kita memang lagi di pantai atau kolam renang. Tapi pemikiran ini yang membuat kita kehilangan konteks yang sebenarnya soal apa sih yang Alkitab sampaikan soal ‘kesopanan’? Dan kenapa kamu malah disalahkan kalau seseorang justru terjebak dalam dosa setelah melihat foto-fotomu?

Pandangan Alkitab soal kesopanan (dalam hal ini bicara soal busana yang kita kenakan) fokusnya dari hati kita. Kesopanan sejati tercermin dari motivasi dan pola pikir kita. Hal ini disampaikan dalam 1 Timotius 2: 9, “Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal..”

Walaupun Paulus secara spesifik berbicara soal wanita, tapi hal ini juga berlaku untuk pria. Kata ‘sopan dan sederhana’ di ayat ini, kalau diterjemahkan dari Alkitab versi King James disebutkan dengan ‘rasa malu dan punya kesadaran’. Dalam artian, seorang wanita harus memiliki rasa malu dan kesadaran penuh terhadap penampilannya.

Dari sebuah rasa malulah seseorang mengerti artinya rasa hormat, khususnya kepada Tuhan, diri kita sendiri dan juga kepada orang lain. Sedangkan kesadaran membuat kita peka dengan celah-celah dosa yang bisa dipakai iblis untuk mempermalukan kita.

“Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan." Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.” 1 Korintus 8: 8-9

Dalam hal ini, bukan berarti kamu harus memakai pakaian formal ke pantai atau kolam renang. Tapi akan lebih baik secara sadar dan penuh hormat kita bisa berpikir dua kali untuk memposting sesuatu yang terlalu mengeskpos bagian tubuh kita kepada publik. Jangan pernah berpikir bahwa hanya karena orang dunia bebas melakukan hal semacam itu, maka kita sebagai orang Kristen pun merasa pantas untuk mengikuti cara dunia.

Mari baca dan renungkan kelanjutkan dari 1 Korintus 8: 10 ini, “Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai "pengetahuan", sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala?”

Semoga kamu yang membacanya bisa mendapat pengertian yang baru soal kebiasaan masyarakat kita di jaman modern ini dan membuat kita paham bahwa kita memang harus berbeda dari dunia.

Bukan soal boleh dan gak boleh, pantas dan gak pantas, tapi lebih dari itu kedewasaan rohani dan buah yang kita hasilkanlah yang akan menentukan siapa kita di mata dunia.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami